Chapter 5

250 15 0
                                    

Amor kembali tidur setelah kenyang menyantap makanan yang dibawa oleh salah satu prajurit Van Eych. Van Eych sendiri masih terus memikirkan Amor, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membebaskan Amor.

Van Eych memerintahkan prajuritnya untuk membebaskan Amor lalu mendandani nya secantik mungkin, karena Amor terlihat sangat lusuh setelah seminggu dikurung. Van Eych kemudian menunggu Amor disebuah pondok kecil ditaman belakang. Setelah beberapa saat Amor datang dengan sangat cantik lengkap dengan gaun indah yang menghiasi tubuhnya. Van Eych berbalik dan tersenyum.

"Amor." Sahut Van Eych.

Amor hanya terdiam sambil menatap sinis Van Eych karena masih sedikit kesal.

"Amor, I'm sorry. I have slapped and locked you up, and I regret it. I hope you will forgive me." Ucap Van Eych dengan wajah yang penuh harap.
"Amor, aku minta maaf. Aku telah menampar dan mengurungmu, dan aku menyesalinya. Aku berharap kamu mau memaafkanku."

Amor masih saja diam, tersenyum pun tidak.

Van Eych kemudian berlutut didepan Amor dan mengeluarkan sebuah kotak merah kecil dari saku nya. Ya, kotak itu berisi cincin. Van Eych melamar Amor.

"Amor, after a week I think, I decide, I will marry you." Lanjut Van Eych.
"Amor, setelah seminggu aku memikirkannya, aku memutuskan, aku akan menikahimu."

Amor kaget, tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Mustahil seorang Jendral kaya melamarnya.

"What makes you want to marry me?" Tanya Amor.
"Apa yang membuatmu ingin menikahi ku?"

"I love you, Amor." Jawab Van Eych.

"How can?"

"I also do not know, Amor. This feeling suddenly appears after I see you in the field, I'm going to marry you, and you can not refuse."
"Aku juga tidak tahu, Amor. Perasaan ini muncul tiba-tiba setelah aku melihatmu disawah. Aku akan menikahimu, dan kamu tidak boleh menolak."

Amor bingung. Dia tidak mau menikah dengan pria yang ia benci, tapi mustahil bisa lari dari tempat itu, mengingat tempat itu dipenuhi prajurit Van Eych.

"I'll get everything ready.We'll get married as soon as possible, and I'll also pick up your parents."
"Aku akan menyiapkan semuanya. Kita akan menikah secepat mungkin, dan aku juga akan menjemput orang tua mu."

"I do not want to marry you, I do not love you. Please, please leave our village." Teriak Amor.
"Aku tidak mau menikah denganmu, aku tidak mencintaimu. Kumohon, pergilah dari desa kami."

"All right, I'll leave your village. But we must get married first before leaving the village. I will not go if you refuse me. I'm sure, with the passage of time you will love me by itself."
"Baiklah, aku akan meninggalkan desa kalian. Tapi kita harus menikah dulu sebelum meninggalkan desa. Aku tidak akan pergi jika kamu menolakku. Aku yakin, dengan berjalannya waktu kamu akan mencintaiku dengan sendirinya."

Demi kebebasan rakyat, dengan berat hati Amor bersedia menikah dengan Van Eych.

***

_penamerah

Between Love & PowerKde žijí příběhy. Začni objevovat