Chap. 14 The Truth

265 34 11
                                    

Di Rumah Sakit

"Gimana tangan lo Tir?"

Pertanyaan itu yang terlontar dari mulut Kiara saat melihat Tiara keluar dari kamar rawat, terlihat tangan Tiara di beri obat merah dan dibungkus oleh perban akibat bergesekan dengan pembatas jembatan saat dia jatuh. Tiara hanya tersenyum menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu, berjalan mendekatinya dan duduk bersama.

Keheningan sempat meraja sampai akhirnya Tiara mengatakan , "Sebenarnya apa yang terjadi? Gua melihat seharian ini lo menatap ponsel terus dengan wajah gelisah, lo tau kan apa yang sebenarnya terjadi?"

Kiara menghela nafas dan mulai menerawang kedalam ingatannya tentang bagaimana dia mengenal Kaito saat di bandara.

"Gua bertemu dia di bandara saat kita mengantar Leo, gua menyadari dia ada saat lo datang dengan Leo ke London, awalnya gua kira hanya kebetulan saja dia menginap di hotel yang sama dan gua menyadarinya saat dia tergesa-gesa ke bandara dan bersembunyi di balik dinding cafe yang menjual eskrim"

"Tapi saat gua datang ke untuk menanyakan apa yang dia inginkan"

Flashback on~

Di Bandara

"Jadi kalau ada sesuatu yang ingin lo ngomongin ya, ayo ngomongin sama gua gak perlu sampai nguntit orang gitu"

"Jeli ya matamu"

"Tapi Nona sebelum kita bicara sebaiknya kita cari tempat yang aman dan dekat dengan mereka"

"Kenapa tidak disini?" tanya Kiara yang mulai geram.

Tangan Kaito mulai terangkat dan menunjuk seseorang yang berpakaian putih dengan mengenakan jaket juga berdiri di tempat yang tak jauh dari Leo dan Kiara.

"Lo lihat itu, orang itu yang sebenarnya musuh pada saat ini" Kaito pun menarik tangan Kiara dan duduk di kursi tunggu yang jaraknya tidak jauh dari cafe yang di tempati Tiara.

"Pertama perkenalkan gua Kaito," perkataan Kaito terhenti saat Kiara berkata,"Ahh lo orang yang membantu Tiara saat tersesat, gua pikir lo temannya Leo"

"Sekarang masalahnya bukan siapa yang berteman dengan siapa, lo lihat orang itu, dia sedang mencari momen yang tepat untuk mencelakai Tiara"

"Kenapa dia ingin mencelakai Tiara, dan apakah ucapanmu bisa di percaya?" tanya Kiara dengan ragu.

"Saat ini Leo akan kembali ke Indo, hal ini karena meeting yang harus yang dia hadiri dan sebenarnya meeting ini bisa di handle oleh sekretarisnya tetapi perusahaan ini di pegang oleh Michael, dia ingin Leo jauh dari Tiara dan disaat yang tepat ingin mencelakai Tiara"

"Ahh, seperti sudah di rencakan" kata Kiara paham.

Kaito pun mengeluarkan ponselnya, "Ini nomor teleponku, kau bisa memberiku kabar saat kau sedang dengan Tiara"

"Ya terima kasih, gua harap lo bisa di percaya"

Ketika di Jembatan London

"Kir, main ponsel saja daritadi kenapa?

"Ohh, enggak kok, mamaku nanya kabarku disini"

Ponsel Kiara

Kiara: "Kita ada di Jembatan London, lo udah menuju kesini kan?"

Kaito: "Yaa, sebentar lagi sampai"

Ponsel Kiara pun berdering, nama yang tertera yang meneleponnya, "MAMA".

Flashback off~

"Dan saat gua ingin mencarimu, gua melihat Kaito sedang memegang tanganmu yang dibelakangnya adalah orang yang ingin mencelakai mu" Air mata Kiara pun sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Maaf gua gak bisa ngejaga lo Tir"

Tiara pun hanya bisa menghembus nafas keras, sahabatnya tidak salah dalam situasi yang terjadi dengannya yang hampir jatuh dari jembatan.

"Lo gak salah kok Kir, yang terjadi sudah berlalu" tangan Tiara pun menepuk-tepuk pelan punggung Kiara yang bergetar akibat menangis.

POV Leo

Di rumah

Sudah lama Leo tidak datang dan menginap di rumah keluarganya sendiri, karena dia memilih untuk tinggal di apartemen karena dia ingin belajar hidup mandiri.

Saat dia berjalan menuju ke kamarnya, dia berhenti sejenak di depan pintu kamar yang dahulu ditempati oleh adik perempuannya, Leo pun membuka pintunya, kamarnya masih rapi dan sepertinya tidak ada barang yang dipindahkan ke gudang, masih sama saat ingin membangunkan Celine untuk pergi ke sekolah bersama hanya saja pemilik kamar ini sudah tiada lagi.

Terlihat di meja belajarnya terpajang beberapa foto Celine, dan disusun rapi sampai saat foto terakhir diberi bingkai berwarna biru yang disana adalah Leo, Celine dan Kaito yang berada di taman saat piknik. dan di belakang bingkai Celine selalu memberi memo harapannya untuk setiap foto yang ada, dan di balik bingkai itu ada memo yang tertulis,

"Semoga tidak ada yang memisahkan kita, sampai maut yang memisahkan"

Leo hanya bisa tersenyum pahit saat membaca memo tersebut, "Yaa, dan sekarang kita terpisahkan karena maut yang memutuskan ikatan kita, dek"

"Gua bertengkar dengan Kaito saat melihatmu terbaring dan baju putihmu yang berdecak darah akibat kecelakaan yang lo alami mungkin, persahabatan gua dengan dia tidak akan pernah terjalin lagi"

Leo pun berjalan ke kasur dan membaringkan tubuhnya disana, "Mungkin sudah merelakan tapi tidak bisa memaafkan"

Perkataan itu yang terakhir dikatakan Leo sebelum masuk kedalam alam bawah sadarnya, saat Leo tertidur ponselnya mendapatkan notifikasi yang nama pengirimnya adalah Tiara.

to be continue~

Notes.

Haii semuanya, lama ya? hehe maaf, tak terasa cerita The Trip With Stranger untuk mencapai 1,5k pembaca. Senang rasanya walaupun masih awal-awal membuat cerita dan masih amatiran banyak yang memberi komentar yang baik, saran, dan menanyakan kapan UP :D.

Thery bakalan terus belajar untuk kedepannya dan semoga karya-karya berikutnya akan lebih baik dari sebelumnya.

And thank you semua yang telah sabar dan membaca cerita ini.

Miss Feathery

The Trip With Stranger {Selesai} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang