05

8K 677 9
                                    

Rosè menatap dengan takjub rumah besar yang ada dihadapannya. Bahkan rumah nya yang berada di Australia tidaklah sebesar ini.

"Kenapa menatap rumahku seperti itu?"

Jimin mengintrupsi lamunan Rosè dan menggenggam tangan gadis itu. Namun sebelum itu, Rosè menahannya dan membuat Jimin melirik ke arahnya.

"Kau yakin akan mengajakku bertemu orangtuamu? Apa mereka akan menyukaiku nantinya?"

Jimin tersenyum mendengar kata-kata Rosè dan lebih memilih mencium punggung tangan Rosè.

"Ada aku disini. Kau tidak perlu khawatir, sayang."

"Tapi tetap saja, aku belum siap dan sangat gugup sekali. Ini bahkan lebih mendebarkan dari pada hari debutku menjadi seorang model."

"Tenang saja. Aku akan tetap berada disisimu sampai kapanpun."

Rosè melirik ke arah mata Jimin dan setelahnya memaksakan senyumnya pada pria itu walau jantungnya terus saja berdebar.

"Baiklah, kita masuk sekarang."

Jimin menarik Rosè bersamanya dan mulai memasuki rumah besar tersebut. Para pelayan nampak membungkukkan badannya ketika melihat Tuan Muda mereka memasuki rumah tersebut. Namun, beberapa dari mereka juga menatap ke arah Rosè yang sedang di genggam tangannya oleh Jimin dan membuat mereka bertanya-tanya siapa gadis yang berada di sebelah Tuan Muda mereka.

"Anda sudah datang, Tuan Muda." Bibi Shin, sang kepala pelayan menyambut Tuan Mudanya tersebut.

"Dimana abeoji dan eomma?"

"Mereka sudah berada di ruang tengah, Tuan. Ada Nona Kim juga disana dan mereka semua sudah menunggu kedatangan anda."

"Untuk apa Jennie berada disini?"

"Seperti biasa, mengunjungi Tuan dan Nyonya, Tuan Muda."

Jimin berdecak dan setelahnya ia menarik kembali Rosè bersamanya. Rosè sedikit membungkkukan badannya ketika melewati Bibi Shin.

Hingga Jimin dan Rosè telah sampai di ruang tengah dan mendapati ayah dan ibunya beserta Jennie yang duduk disana.

"Aku datang."

Suara Jimin membuat ketiga orang tersebut dengan cepat menoleh ke arah Jimin. Senyuman Jennie yang tadinya terukir di wajahnya seketika hilang saat melihat gadis yang berada di sebelah Jimin. Kemarahannya makin memuncak saat melihat tangan Jimin yang menggenggam erat tangan gadis itu.

"Eomeonim, dia gadis yang kulihat saat itu bersama Jimin."

Jennie menunjuk Rosè yang sedari tadi berdiri di sebelah Jimin. Mendengar itu, tentu saja emosi Tn. Park makin naik dan menatap tajam putranya tersebut.

"Kenapa kau membawa gadis itu kemari?"

"Aku ingin memperkenalkannya pada kalian. Dia gadisku, dan aku tidak peduli jika abeoji atau eomma tidak menyukainya karena aku menyukainya."

Tn. Park berusaha menahan emosinya mendengar kata-kata yang keluat dari mulut Jimin.

"Duduklah terlebih dahulu. Ada yang ingin kubicarakan padamu."

Jimin menuruti perkataan ayahnya dan menarik Rosè bersamanya dan mendudukkan gadis itu di sampingnya.

"Siapa namamu?"

"Park Chaeyoung."

Tn. Park mendecak, mendengar Jimin menjawabnya dan bukannya Rosè. Dan membuat gadis itu menyikut pria itu, dimana Jimin seolah tak peduli dengan kekesalan Ayahnya.

mistake ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang