21

7.7K 607 14
                                    

"Eomma!!"

Perasaan lega itu kini menghampiri Rosè saat ini. Menyambut Joon disana yang berlari padanya dan memeluk putranya itu. Menyalurkan rasa rindu yang ia rasakan selama putranya itu menghilang dari sisinya. Dalam hati juga bersyukur jika Joon dalam keadaan baik-baik saja.

Rosè melepaskan pelukannya lebih dulu, memberikan kecupan-kecupan kecil di wajah putranya itu. Membuat Joon terkikik geli karena apa yang Ibunya lakukan itu. Sementara Rosè disana ikut tersenyum, tapi lain di dalam hatinya yang tengah menangis. Mengetahui jika waktunya dengan sang putra akan berakhir ketika esok hari.

Ya. Ny. Park menerima tawaran Rosè yang mana Rosè ingin bersama dengan putranya untuk hingga hari esok. Tapi dengan syarat, Rosè harus tinggal di rumah Keluarga Park. Mau tidak mau, Rosè hanya bisa menurutinya karena memang inilah terakhir kali baginya. Itulah sebabnya mengapa Rosè bisa masuk ke dalam rumah besar Keluarga Park dengan mudah. Rosè juga menyuruh Yoongi untuk pulang saja dan tidak ikut menemaninya. Ia tahu, pria itu pasti memiliki banyak pekerjaan dan ia tidak mau lagi merepotkannya.

Jimin yang memang sedang bermain dengan Joon juga terkejut karena mendapati Rosè di hadapannya. Tatapan mereka bertemu, namun dengan cepat pula Rosè memutus pandangan mereka.

"Eomma, kenapa lama sekali? Aku tidak suka berada disini."

"Maafkan eomma, hmm? Tapi putra eomma ini baik-baik saja, bukan?"

Joon mengangguk disana, tersenyum pada Ibunya. "Aku baik-baik saja. Untung saja ada paman Jimin yang menemaniku. Aku benar-benar tidak suka orang-orang disini selain paman Jimin."

Rosè melirik sekilas Jimin lalu kembali pada Joon. Ia tersenyum pada Joon dan mencium bibir itu.

"Syukurlah jika kau tidak apa-apa. Eomma merasa tenang sekarang."

"Eomma, ayo kita pergi sekarang dan pulang. Aku tak suka disini."

Joon sudah menarik tangan Ibunya. Namun dengan cepat pula Rosè menahannya, menghadapkan sang putra untuk menatapnya.

"Sayang, kau mau kemana? Ini juga rumahmu."

"Tidak, eomma. Aku tidak suka disini. Apalagi dengan nenek tua dan bibi centil itu."

"Hey, nak. Kau tidak boleh berkata seperti itu. Dia nenekmu dan bersikaplah dengan baik di depan orang yang lebih tua."

"Tapi eomma--"

"Eomma akan disini, menemanimu."

Raut wajah Joon berubah menjadi senang saat tahu ibunya akan menemaninya. Berbeda dengan Jimin. Pria itu malah terkejut dan makin terdiam di tempatnya.

"Benarkah, eomma?"

"Apa eomma pernah berbohong padamu?" Joon tidak menjawab dan memeluk Rosè.

"Eomma, kemarilah. Akan kuperkenalkan pada paman Jimin. Dia benar-benar sangat baik dan tampan, eomma."

Rosè tak bisa menahan Joon saat ini, ketika putranya menariknya begitu saja menuju ruang tengah dimana Jimin masih duduk di salah satu sofa disana.

"Paman, ini eomma. Dan eomma, dia paman yang saat itu memberikanku gantungan chipmunk."

Suasana cangggung itu nampak terlihat diantara keduanya. Dan hanya memberikan senyuman satu sama lain ketika pandangan mereka bertemu. Tidak mungkin pula Rosè menampakkan wajah tak bersahabatnya pads Jimin dihadapan Joon. Melihat pula bagaimana putranya itu begitu dekat dan bahkan menyukainya Jimin dalam waktu yang singkat.

mistake ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang