13

6.2K 631 23
                                    

Jimin terduduk di sofa ruang studionya. Tatapannya masih tertuju pada meja yang ada dihadapannya, dimana sudah tercecer beberapa lembar foto yang baru saja ia cetak.

Dan tebak siapa?

Foto-foto seorang Park Chaeyoung memenuhi meja itu. Mulai dari foto kencan mereka, atau dirinya yang mengambil potret gadis itu sehari-hari, potret lainnya dimana ia ambil ketika Rosè bahkan tak menyadari jika dirinya sedang diambil gambarnya, hingga potret Rosè dengan tubuh tanpa busananya menjadi objek tatapan pria itu saat ini.

Ia mengambil salah satu foto tersebut dan tersenyum setelahnya. Dimana disana menampakkan Rosè yang tersenyum ke arah kamera. Tubuh gadis itu bahkan masih tertutup selimut, dimana itu diambil ketika mereka menghabiskan malam pertama mereka.

Orang-orang bisa saja menganggapnya gila. Namun memang kenyataannya, seorang Park Jimin begitu tergila-gila terhadap Park Chaeyoung.

Drrt...Drrt...

Jimin mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar. Memilih untuk mengangkat panggilan itu bahkan tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Yeoboseyo?"

"Jimin, aku ingin bertemu denganmu sekarang. Kita harus bicara."

Jimin mengerutkan dahinya. Ia melirik sekilas ke arah layar ponselnya dan menemukan Hojun yang menelponnya.

"Untuk apa bertemu denganku, hyung?"

"Ini tentang Chaeyoung."

Jimin terdiam. Apa mungkin Hojun sudah mengetahui tentang--

"Dan juga tentang kehamilannya."

Jimin menghela nafasnya. Benar pemikirannya.

"Tidak ada yang perlu aku bicarakan. Jangan menemuiku sebelum wanita itu menggugurkan kandungannya."

Jimin memutus panggilan itu lebih dulu, meletakkan begitu saja ponselnya di atas meja dihadapannya. Dengan kemarahan yang kembali memuncak dalam dirinya, satu kakinya menendang dengan kasar meja itu. Membuat pula foto-foto yang berada di atasnya berhamburan jatuh. Isakan tangis mulai pria itu keluarkan dengan meremas dengan kuat satu foto Rosè yang sebelumnya ia pegang.

"Sial."

.

.

"Mwo? Jokbal?"

"Ayolah, Oppa. Aku ingin makan itu sekarang. Bukankah kau menyuruhku untuk makan?"

"Tapi ini sudah jam 11 malam, Chaeyoung. Dimana aku akan menemukannya di malam hari begini?"

Yoongi mengeluh pada Rosè. Bagaimana tidak? Gadis itu membangunkannya malam-malam begini hanya untuk menyuruhnya membeli jokbal.

"Jadi, tidak bisa, ya?" Rosè melepaskan genggamannya begitu saja pada Yoongi, dimana kini ia menundukkan kepalanya.

"Kau tidak ingin makan yang lain?"

Rosè hany menggeleng dan membaringkan dirinya pada ranjangnya. Yoongi menghela nafasnya melihat perubahan sikap Rosè.

"Maaf, aku tidak bisa menuruti permintaanmu."

"Tak apa, Oppa. Aku akan tidur saja kalau begitu. Tapi, Oppa tetaplah disini bersamaku."

"Tentu saja. Baiklah kau istirahat."

Yoongi duduk di sisi ranjang Rosè dan mulai mengusap kepala gadis itu. Sedangkan Rosè mulai memejamkan matanya dan tertidur karena usapan Yoongi di kepalanya.

mistake ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang