26

7.1K 558 36
                                    

TAK

Tatapan itu kini Jennie berikan pada Yoongi disana, yang tengah mendudukkan dirinya di sampingnya saat ini setelah meletakkan beberapa kaleng bir di atas meja yang berada dihadapan keduanya saat ini.

"Minumlah. Aku tahu kau membutuhkannya sekarang."

"Kau--"

"Aku juga butuh ini sekarang."

Ucapan Jennie terpotong begitu saja oleh Yoongi, dimana pria itu kini memilih untuk mengambil satu kaleng bir itu dan meneguknya langsung. Dan ringisan itu Yoongi keluarkan, merasakan rasa pahit alkohol tersebut melewati tenggorokkannya. Pandangannya beralih pada Jennie yang malah asyik menatap pria itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tahu, tatapanmu saat ini padaku sungguh membuatku tidak nyaman."

"Kenapa kau membawaku kemari? Seharusnya, kau menghentikan wanita itu untuk bertemu lagi dengan Jimin, bukan? Kenapa kau malah menghentikanku tadi?"

Yoongi hanya tersenyum,  mengalihkan pandangannya dari Jennie dan meneguk kembali bir miliknya.

"Lalu setelahnya, apa yang akan kulakukan? Menyuruhnya untuk tetap tinggal di sampingku?"

"Jika kau mencintainya, kau akan melakukan apapun untuk mendapatkannya."

Yoongi semakin tersenyum mendengar nada suara Jennie yang mulai meninggi terhadapnya.

"Aku mencintainya dengan tulus. Dan aku menyadari jika dia masih belum bisa untuk melupakan Jimin. Dan caraku untuk menyalurkan cintaku adalah dengan terus berada di sampingnya di saat masa-masa sulitnya."

Ucapan itu nyatanya hanya membut Jennie tertegun disana. Sedikit terkejut ketika pandangan mereka kembali bertemu saat itu.

"Tidak selamanya cinta itu bisa memiliki. Aku bertaruh, kau juga pasti tahu itu."

"Kenapa kau mengatakan semua itu padaku? Aku bahkan tidak mengenalmu."

"Apa kita harus mengenal terlebih dahulu baru bisa menasehati seseorang?"

Jennie semakin diam. Tautan tangannya mengerat seiring air mata yang mulai membasahi pipinya. Memilih untuk mengalihkan pandangannya dan merunduk, tak ingin menunjukkan wajah penuh airmatanya pada Yoongi saat itu.

"10 tahun aku mencintainya. Dan 10 tahun juga aku selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Aku bahkan sudah seperti seorang maniak Park Jimin. Dia begitu berharga bagiku, bahkan aku bersikeras menginginkan tetap di Korea disaat orangtuaku tinggal di Belanda."

Keheningan yang sebelumnya melanda saat itu terpecah oleh ucapan Jennie. Dan wanita itu dengan cepat pula mengambil satu kaleng bir, mencoba untuk membukanya namun tak bisa. Disana, Yoongi hanya tersenyum, sebelum mengambil alih kaleng itu dan membukanya untuk Jennie.

"T-Terima kasih."

"Hmm."

Jennie meneguk minuman itu. Meringis pula akan rasa pahit itu yang melewati tenggorokannya. Dan semua hal itu hanya membuat senyuman Yoongi disana semakin melebar. Entah mengapa wajah wanita itu yang baru saja meneguk bir miliknya begitu menggemaskan baginya saat ini.

Tidak. Yoongi adalah peminum yang baik. Tidak mungkin hanya dengan satu kaleng ia bisa mabuk. Ia hanya merasakan apa yang memang sedang ia rasakan saat ini.

"Kenapa dia tidak pernah melihatku? Dan apa lagi sekarang? Dia bahkan mencintai seseorang yang bahkan baru beberapa hari ia kenal. Menyebalkan."

Jennie meneguk kembali bir-nya hingga menghabiskan satu kaleng. Sebelum akhirnya mengambil satu kembali kaleng bir. Sama seperti sebelumnya, wanita itu memberikan kaleng itu pada Yoongi. Dimana pria itu seolah mengerti dan membukanya, memberikanya kembali pada Jennie disana dan meneguknya kembali. Bahkan Yoongi sama sekali tak menghentikan wanita itu.

mistake ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang