19

5.6K 536 19
                                    

Raut wajah kebingungan itu tampak di wajah Jimin. Disaat dirinya telah selesai memarkirkan mobilnya di garasi, tatapannya jatuh pada sebuah mobil yang tak terlalu asing terparkir di depan rumahnya. Dan kebingungannya seolah terjawab, ketika dari arah pintu rumahnya keluar Pengacara Choi yang ia ketahui adalah pengacara kepercayaan keluarganya.

Tatapan kedua pria itu bertemu. Tanpa mengatakan apapun, Pengacara Choi berlalu begitu saja setelah membungkuk pada Jimin disana. Dan Jimin memilih untuk mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Mendapati keadaan ruang tengah yang dipenuhi dengan beberapa pelayan disana. Dan ketika melihat sang Tuan Muda mereka telah pulang, mereka memberi jalan. Membuat Jimin mengetahui mengapa ruang tengah rumahnya menjadi perhatian.

Dan amarah pria itu memuncak. Melihat pemandangan yang berada dihadapannya saat ini. Dimana Ny. Park mengalihkan pandangannya, menatap pada sang putra disana dengan senyumannya.

"Jimin, kau sudah pulang? Lihatlah, siapa yang berada disini."

Pandangan Jimin beralih, pada sosok anak laki-laki yang menundukkan kepalanya disana. Belum mau menjawab ataupun menanggapi ucapan Ibunya yang sedari tadi mengajaknya berbicara.

"Sayang, bicaralah. Ini nenek, sayang."

Lagi, tak ada respon apapun dari bocah kecil itu. Bagaimana tidak? Bocah laki-laki itu pastinya masih sangat ketakutan. Setelah sebelumnya ia dibawa paksa dan disinilah dirinya sekarang, di rumah besar Keluarga Park.

"Apa kau mau makan ice cream? Nenek bisa membawakannya untukmu. Tapi bicaralah, sayang."

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut bocah itu. Bahkan matanya tidak mau memandang orang-orang yang berada ke sekelilingnya. Siapa lagi kalau bukan Tn. Park dan Jennie serta beberapa pelayan disana.

"Eomma, apa yang sebenarnya terjadi? Dan bagaimana bisa kau membawanya kemari?"

Pertanyaan itu membuat Ny. Park kembali menatap pada Jimin disana. Beranjak dari duduknya dan mendekat pada putranya itu.

"Kau bertanya pada eomma? Lihatlah dia, Jimin. Dia putramu. Dia darah dagingmu dan cucu di keluarga ini. Tentu saja aku membawanya kemari."

"Dan bagaimana eomma bisa begitu yakin dengan mengatakan bahwa dia anakku?"

Joon menegakkan kepalanya saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Menemukan satu-satunya orang yang dikenalinya.

"Paman!!"

Joon beranjak dari duduknya, dengan cepat berjalan ke arah Jimin. Membuat bukan hanya Ny. Park yang terkejut, namun orang-orang yang berada di ruang tengah itu juga sama terkejut ketika Joon mengenali Jimin.

"Jangan katakan pada eomma jika kau sudah mengetahui ini semua."

Tak ada jawaban apapun yang keluar dari Jimin. Memilih untuk menggendong Joon disana.

"Kau keterlaluan, Jimin. Kau mengetahui semuanya dan malah diam saja. Wanita itu telah membohongi kita semua dan menyembunyikan cucu keluarga ini."

"Eomma, ini tidak seperti yang kau pikirkan. Chaeyoung sama sekali tak bersalah. Jadi lebih baik kembalikan Joon pada ibunya."

"Paman, aku ingin bertemu dengan eomma. Aku tidak mau disini dan tidak menyukainya."

Ucapan Joon kini membuat perhatian Jimin teralih. Dan pria itu hanya tersenyum, mengelus dengan lembut pipi itu sembari menghapus pula airmata di wajah Joon dimana dirinya sendiri tak tahu kapan bocah itu menangis.

"Tentu saja, tampan. Paman akan antarkan kau pada ibumu."

"Tidak. Dia tak akan pergi kemanapun ataupun kembali pada wanita itu."

mistake ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang