SOA [REMAKE] - PART 32 - ALANA BEING FOUGHT OVER

6.8K 355 8
                                    

Alana POV

Aku menoleh ke sumber suara. Ternyata yang berbicara dari tadi adalah Daniel. Dia tersenyum sangat lebar ketika aku menatapnya.

"Kau sangat cantik hari ini," ucapnya memujiku namun bagiku hal tersebut bukanlah pujian melainkan godaan.

"Terima kasih," jawabku dengan cuek.

Ku lihat Sean sedang mempresentasikan sesuatu yang tidak aku mengerti. Aku memperhatikan gerak gerik tubuhnya. Tak tahu kenapa aku merasa Sean sangatlah berkharisma ketika sedang serius seperti saat ini.

"Ssttt..." Daniel lagi-lagi menggangguku.

Aku menoleh ke arahnya dan mengangkat sebelah alisku seolah berkata 'ada apa?'

"Jepang sudah bisa membuat robot, Jerman juga sudah bisa membuat mobil, kalau kamu sudah bisa buat apa?" tanyanya.

Aku tidak mengerti maksud pembicaraannya, jadi aku hanya menatapnya dengan bingung.

"Kalau kamu sudah berhasil membuat aku merindukanmu," jawabnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Aku menjulurkan lidahku dan membuang mukaku menghadap kembali ke arah Sean. Tidak lama kemudian.

"Alana," panggil Daniel lagi.

Aku memutar bola mataku.

"Apa lagi?" jawabku dengan sinis.

"Sebelum kenal kamu aku tidak percaya kalau bidadari itu ada, ta—" ucapnya.

"Sebelum kenal kamu, dulu aku juga tidak percaya kalau setan itu ada!" ucapku memotong ucapannya sebelum dia melanjutkan lagi, dan mungkin akan membuatku mual.

Aku kembali membuang mukaku menghadap ket empat lain.

🍒🍒🍒

Sean POV

Aku sedang mempresentasikan hal-hal yang berkaitan dengan proyek baru yang akan kami bangun, namun ada satu hal yang membuat diriku tidak bisa fokus dalam presentasi kali ini. Pasalnya di depanku Daniel secara terang-terangan mengganggu Alana, dan dapat aku pastikan jika dia pasti sedang berusaha menggoda Alana. Juga Edward yang duduk di seberang Alana tidak melepaskan pandangannya sama sekali dari dada Alana.

Jika saja kami tidak berada di ruang rapat, mungkin aku akan menghajar keduanya saat ini juga. Namun, aku berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menghabisi mereka saat ini juga, bagaimanapun aku harus bersikap profesional. Beberapa jam kemudian.

"Saya rasa cukup rapat hari ini, terima kasih atas waktu dan kerja sama ini," ucapku mengakhiri rapat hari ini.

Satu persatu dari mereka keluar dari ruangan rapat dan yang tersisa tinggal aku, Alana, Daniel dan Edward. Alana berdiri dari tempat duduknya.

"Huwahhh... Akhirnya selesai juga," ucapnya seperti sangat lega karena rapatnya telah selesai.

Dia hendak ingin keluar dari ruangan rapat, namun tiba-tiba Edward menahan tangannya. Alana berhenti dan menarik tangannya yang sedang di pegang oleh Edward.

"Sorry," ucap Edward, "Edward Collins" sambungnya sambil mengulurkan tangannya.

Ku lihat Alana menerima ukuran tangan tersebut, "Alana Joysilia Gibson" ucapnya.

Edward mengecup ringan permukaan tangan Alana. Hal tersebut membuat Alana tersentak, dan langsung menarik tangannya. Sedangkan aku mengepalkan tanganku di balik saku celana, berusaha untuk tidak menghajar Edward dan Daniel saat ini juga. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku akhir-akhir ini. Tapi, aku merasa sangat marah jika melihat ada orang yang berani dekat-dekat dengan Alana.

"Mau makan siang bersamaku, nona?" ku dengar Edward menawarkan diri untuk makan siang bersama Alana.

"Dia makan siang bersamaku," tiba-tiba Daniel dengan percaya dirinya mengatakan hal tersebut.

Ku lihat mimik wajah Alana menunjukkan jika dia sedang kebingungan.

"Ayo, Alana," aku langsung menarik Alana, untuk menjauhkannya dari kedua orang gila dihadapanku ini.

"Hei, Sean! Kau tidak bisa seenaknya begitu, dia bahkan belum memberikan kami jawaban," Edward menghalangi jalan kami.

"Jika kau memiliki sembilan nyawa, kau boleh menggoda kekasihku!" ucapku dengan nada mengancam.

Edward kelihatan bingung dengan perkataanku, begitu pun dengan Daniel. Aku kembali melangkahkan kakiku untuk keluar dari ruangan rapat ini dengan tanganku yang masih menggandeng tangan Alana. Baru beberapa langkah, tiba-tiba tangan Alana yang satunya di tarik oleh Daniel.

"Jangan mengada-ngada, Sean. Kau pikir aku bodoh mempercayai jika kau adalah pacarnya Alana? Kalian saja baru kenal beberapa hari bagaimana bisa kalian sudah menjadi sepasang kekasih?" ucap Daniel panjang lebar dan membuatku semakin ingin menghajarnya.

Aku menarik Alana untuk lebih dekat denganku, namun Daniel juga melakukan hal yang sama. Sehingga tubuh Alana terpontang-panting akibat ulah kami.

"Lepaskan!" teriak Alana menghentakkan tangannya.

"Apa kalian pikir aku ini adalah spongebob yang jika tangannya patah, bisa tumbuh lagi!" ucap Alana dengan kesal.

"Sorry," Daniel meminta maaf, namun aku tidak mau mengatakan hal tersebut. Karena bagiku kata itu adalah kata yang sangat anti ku ucapkan kecuali jika aku benar-benar memiliki suatu kesalahan yang besar.

"Bagaimana jika Alana sendiri yang memilih siapa yang akan jadi teman makan siangnya," ucap Edward menengahi.

🍒🍒🍒

Author POV

Alana menghela nafas panjang, lalu berpikir sejenak. Saat Alana hendak menjawab tiba-tiba datanglah seorang pria lagi kedalam ruangan rapat tersebut.

"Dia. Aku memilih dia sebagai teman makan siangku"

***

To be continue

Haiiiiiiii ...

Penasaran sama kelanjutannya tapi gak mau nunggu besok?

Sekarang cerita "Story of Alana" udah tersedia di Google Play Book.

Harganya murah meriah loh, lagi diskon juga.

Buat yang tetap mau baca di wattpad, aku akan tetap konsisten update cerita ini sampe tamat kok di Wattpad. Hanya saja, kalau kalian beli di Google Play Book kalian gak perlu nunggu lama untuk menikmati ceritanya karena di Google Play Book, cerita ini sudah full sampai ending dan ada extra partnya juga loh ... hehehe

Sekedar informasi, cerita Story of Alana ini panjang (sampai 90 part) dan extra partnya itu bisa sampai 10 halaman. Yuk, buruan dibeli buat yang penasaran banget sama ceritanyaaa.

Love you!❤️

Salam sayang dari
Itsviy (13.08.2018) 

STORY OF ALANAWhere stories live. Discover now