Retaliation

1.6K 185 2
                                    

"Aku tahu dia ada di sana, Derek," jerit Ree pada ponsel yang terpasang di dasbor mobilnya.

"Jangan konyol, Ree. Tidak ada siapapun di sini."

Ree menyunggingkan senyum sinis. "Oh, ya? Lalu kenapa kau lari?" bentaknya sambil menginjak pedal gas dalam-dalam, mengejar laki-laki yang pernah bersumpah sehidup semati dengannya.

"Ayolah, Ree! Kita tidak harus begini." Apa itu rengekan? Derek merengek padanya? Derek yang gagah dan pandai memainkan kata itu merengek sekarang?

Ree tersenyum. Mobilnya telah sejajar dengan mobil Derek. Dia menyamakan kecepatan dan menahan setir dengan siku kirinya. Sementara tangan kanannya menggenggam erat gagang senapan. Dengan bertumpu pada jendela mobil yang terbuka, moncong senapan itu mengincar mobil Derek.

Ia tersenyum ketika menekan pelatuk.

"REE, APA YANG KAU LAKUKAN?!"

Gadis itu tersenyum lebar mendengar jeritan yang bersamaan dengan pecahnya kaca jendela mobil Derek. Pelacur itu ada di dalam mobil Derek.

"Happy ever after, Derek? Hingga maut memisahkan, Derek?" jeritnya pada ponsel. Tangan kirinya membanting setir hingga mobil mereka bertabrakan.

"Fuck, Ree!"

"Oh, Derek! Romantis sekali mulutmu," ucap Ree ringan sambil menembakkan peluru ke roda mobil Derek. Mobil besar itu selip dengan cipratan bunga api dari velg-nya. Ree menembak lagi ke arah roda depan. Mobil lompat ke bahu jalan dan menabrak rambu lalu lintas.

Ree melompat keluar mobil dengan senapannya. Dadanya seperti akan meledak melihat wajah Derek berlumuran darah. Lelaki itu keluar dengan langkah gontai. Ia menelan ludah.

"Mana Jalang itu, Derek?"

Derek menggeleng. "Ree," ucapnya sambil menyeka darah. "Kau salah sangka. Tidak ada yang lain. Hanya ada kamu, Ree."

"Bull shit!"

Derek berjalan mendekati Ree yang kini menodongkan senapan ke wajahnya. "Ayolah, Ree. Aku mencintaimu. Kau tahu itu." Derek menyentuh moncong senapan. Matanya menatap lurus pada mata hitam Ree. "Kita bisa pulang dan melupakan malam ini."

Ree tertegun menatap mata kekasihnya.

Derek mengambil alih senapan Ree dan membuangnya ke jalanan. "Ayo pulang, Sayang. Kita mandi air hangat dan tidur nyenyak malam ini," ucap Derek lembut sambil mengecup bibir Ree. Sebuah ciuman yang menceritakan banyak hal.

"Derek, kau tahu apa yang paling menjengkelkan saat menjadi seorang istri?" tanya Ree dengan suara seraknya yang lirih.

"Hmm?" Derek mengusap pipi, lalu lengannya dengan ujung jari.

"Aku selalu tahu apa yang kau pikirkan. Aku selalu tahu kapan kau berbohong."

Derek tersenyum. Matanya menatap mata kelabu Ree dengan lembut. "Kau lihat mataku? Aku sama sekali tidak berbohong kali ini. Kau hanya salah paham. Kau tahu, kita akan pulang dan memperbaiki semua. Aku sudah memaafkan ..."

DOR!

"Aku tidak mau dibohongi lagi, Sayang."

Ree berjalan ke arah mobil Derek dengan tenang, meninggalkan lelaki itu mengejang di jalanan.

Seorang gadis muda meringkuk di lantai mobil. Gadis itu menatapnya dengan wajah ketakutan.

"Hi, Mia!" sapa Ree sebelum menembak kepala gadis itu.

Puas, ia menatap revolver kecil yang dihadiahkan ayahnya tahun lalu. Ia tahu ke mana harus pergi malam ini.

***

Saya sedang mengumpulkan FF saya yang berserakan di Facebook. Biasanya saya menulis FF untuk mememnuhi tantangan di grup-grup kepenulisan dan tidak terdokumentasikan dengan baik. Bikinnya aja dadakan kayak tahu bulat. hahaha...

Hari ini saya inisiatif ngumpulin. Yah, siapa tahu nanti dibutuhkan untuk apa gitu ya, kan?

hehehe...

Lady in Love (Completed)Where stories live. Discover now