DUA

11.1K 504 0
                                    

Author pov

Setelah mengeringkan rambut, Jih Yo langsung berjalan kearah dapur. Yg terdapat mad dan juga chef disana

"Waah. Pasti enak" ucap jih yo dan langsung menarik kursi

"Noona sangat lucu" ucap salah satu pelayan disana.

"biasa aja bi, kenapa kalian tidak makan? Ayok makan?" Tawar jih yo sebelum melahap makananya

"Tidak noona. Kami sudah makan didapur tadi"

"Oh. Tapi, bisakah kalian pergi. Bukannya aku mengusir kalian. Tapi, aku tidak suka jika orang-orang melihatku saat aku makan" perintah lembut jih yo

"Baiklah noona. Tapi saya pastikan makananmu dihabiskan. Jika tidak nanti nyonya akan marah pada kami."

"Iya nanti aku habiskan" balas jih yo melihat para pelayanya sudah meninggalkanya dimeja makan

Telinga Jih Yo menangkup suara sepatu highels milik seseorang. Ia melirik kearah pintu, dan mendapati seorang perempuan yg tengah berjalan dengan wajah tersenyum kearahnya

"Ibu!" Teriak jih yo yg langsung berhambur kepelukan eommanya.

"Anak ibu sudah besar ternyata. Hmmm ... kau sedang makan kan? Sana makan"

"Iya bu"

Setelah makan Jih Yo dan Ibunya langsung duduk didepan tv, mereka sedang menonton film beromansa kemedi

"Ibu .. Katamu Ayah punya anak. Diaa...kemana?" Tanya jih yo dengan nada hati-hati

"Dia ada diluar negeri sedang mengurusi bisnis Ayahmu"

"Apa dia perempuan?" Tanya kepo jih yo

Ibu Jih Yo tertawa, lalu memandang anaknya yg sepertinya bingung karena dia langsung tertawa

"dia bukan perempuan dia seorang laki-laki"

"Laki-laki?"

"Kenapa? Kau tak suka punya kakak laki-laki?"

"Tidak begitu bu. Aku hanya belum terbiasa berinteraksi sama laki-laki"

"Nanti juga kau akan terbiasa kok"

"mungkin" jawab jih yo dengan mengedikan bahunya.

Karena ia tak begitu suka dengan laki-laki. Ia sangat membencinya. Kenapa? Karena ia pernah jatuh cinta tetapi karena cintanya terlalu besar ia tak tahu bahwa kekasihnya itu hanya memanfaatkan nya saja. Sejak itu. Ia tak mau lagi berhubungan dengan laki-laki manapun. Ia juga bisa membenci ayah tirinya sendiri

Jangan mengangap Jih Yo LGBT, hanya saja dia belum bisa menemukan seseorang yg tepat dihatinya

Ketika mereka berdua mengobrol, telinga mereka menangkup suara pintu yg terbuka dan menampilkan seorang pria yg membawa tas kerja

Mata Jih Yo dan Ibunya langsung melirik kearah pintu. Terdapat pria yg sudah beruban menatapnya dengan senyuman

Nyonya oh yg tahu bahwa suaminya yg datang langsung memeluknya dan membawakan tas kantornya menuju kamar.

Pria tadi duduk disamping Jih Yo, dia tersenyum lalu mengeluarkan suaranya

"Sudah lama ya?

"Ya?" Jih Yo mengerutkan kening, ia langsung berpikir lalu melanjutkan pertanyaan pria tadi

"hanya beberapa menit dari anda pulang"

"Ternyata kau lebih cantik daripada di foto"

"tidak juga"

"kau bisa memanggilku dengan sebutan Ayah?"

"Ayah?"

Tawanya langsung meledak, Alis Jih Yo langsung berkerut

"Rasanya kaku jika kau memanggilku dengan sebutan itu. Tapi tak apa nanti juga terbiasa"

"Oh ya jih yo, Ayah sudah mendaftarkanmu disalah satu sekolah yg Ayah inginkan disini"

"Terima kasih"

"Ya sudah Ayah lelah mau langsung tidur"

"Ya Ayah"

Sudah lewat jam 22:00 waktu korea. Namun mata Jih Yo belum saja mengantuk

Sedari tadi juga jih yo selalu memiringkan tubuhnya kekanan dan kekiri karena belum terbiasa dengan kamar barunya. Apalagi kasurnya yg super empuk nan besar itu. Hanya dirinya yg tidur? Gila bukan?

Karena kamar jih yo ada di lantai 2 ia melihat pemandangan dari balkon kamarnya.

"Seoul benar-benar kota yg tak pernah mati" gumam jih yo.

"Dan juga sangat indah jika dilihat dari atas sini" gumamnya lagi.

"Baiklah aku akan mencoba tidur"

Suara musik dari Handphonenya terdengar. Ia melirik dan menemukan nama seseorang disana, Tzuyu. Temanya dulu dikampung

Setelah ia mengucapkan beberapa kalimat, Mata Jih Yo benar-benar ngantuk. Ia pamit untuk tidur pada temanya tadi

Tbc

Vote nya ya gaes, thanks banget udah mau baca cerita aku. Jangan bosen, oh ya kalau ada kata-kata yg kurang tepat tolong kasih tahu ya☺

Forcing Brother [oh sehun] RevisiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora