#6 Sahara

3.9K 459 63
                                    

#6

Sahara's POV

"ANJIR!"

Satu umpatan lagi keluar dari mulut Detha.

Aku mengangkat bahu bingung.

"Kok bisa?" tanya Detha tak habis pikir.

"Gue mau dateng bulan kali, makanya se-mellow itu."

"Jadi gimana rasanya?"

Seolah tidak puas setelah wanita itu menodong penjelasan soal kejadian yang masih hangat kemarin, sekarang dia malah minta aku untuk mendeskripsikan bibirnya Sakha.

"Jago ya?"

Aku tertawa sambil mendengus. Tidak membenarkan maupun menyalahkan pernyataannya tersebut.

"Halaaah, merah tuh muka lo, jago banget sampe bikin kepingin lagi ya?"

"Apaan sih Detha, stop lah bikin gue tambah malu."

"Beneran kissu doang? Gak lebih?"

"Lo ngarepnya gue sama Sakha ngapain? Dia cuma nyium, udah."

"Uluh ngeliat lo senyum-senyum manja gitu bikin gue juga ketularan seneng shay!"

"Jadi gue harus gimana Tha? Dia baik banget sih sampai segitunya bilang mau bantuin gue nata ulang puzzel sama-sama, analoginya itu loh, bikin gue gak bisa berpikir jernih," aku menghembuskan nafas seraya menyandarkan punggung di sofa.

Tanpa perlu bertanya sebenarnya aku sudah tahu apa jawaban Detha dia pasti akan bilang...

"Terima lah Ra!"

Tuh kan.

Selama ini Detha yang paling gembar-genbor mencarikan calon pengganti Jun. Dan dia akan ada di barisan nomer satu yang akan mendukung hubunganku dengan Sakha.

"Tapi..."

"Apa lagi?" ujar Detha jengah.

"Gue masih terlalu takut untuk bermain-main dengan perasaan lagi. Apa lagi ini Sakha yang baru gue kenal belum lama banget."

"Plase darl, pikiran kolot lo itu musti diubah. Bahkan jaman sekarang lo bisa nemuin kebahagian dari orang yang sama sekali gak lo kenal, mana tahu orang itu jodoh lo! Kalau tuhan udah main tangan semuanya bakal dilancarin Ra, dengan kekuatan magis yang tuhan punya tentunya."

"Emang wajar ya orang suka secepat itu? Maksud gue, kami belum lama kenal Tha, dia belum banyak tahu tentang gue, so do I."

"Trus kenapa kalau belum lama kenal? Gue sama Mischa juga udah making, oops..."

What?

"Detha! Lo ada main sama temennya Sakha yang gondrong itu?"

"Sorry babe, kan udah gue bilang, cinta itu bisa datang kapan saja dan dimana saja, gue dan Mischa sama-sama single, dan gak ada salahnya mulai hubungan dengan dia kan? Begitu juga elo!"

Tepat pada kalimat terakhir yang Detha ucapkan, seorang pria gondrong dengan rambut-rambut halus yang menutupi sekitaran dagu dan jambangnya masuk ke kafe Detha.

"Hey!" dia menyapa kami kemudian duduk di sebelah Detha. Sebuah buket mawar langsung pria itu berikan pada sahabatku yang sudah sumringah kegirangan.

Ugh, iri sih lihatnya.

"Makanya punya pacar!" celetuk Detha.

Aku hanya bisa memutar bola mata kesal. Habis ini pasti aku dianggurin sama dua mahluk yang sedang dimabuk asmara ini. Untungnya pesan dari Sakha masuk dan mencegahku menjadi obat nyamuk antara Detha dan Mischa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

It Starts With Broken HeartWhere stories live. Discover now