part 1

51.4K 2.7K 27
                                    

🎊🎊🎊🎊

Cris pov

2 tahun kemudian...

Aku bangun dari tidurku saat bunyi alarm diatas meja nakasku berbunyi menunjukkan pukul 04.58 pagi. Ya, hari ini aku bangun lebih pagi karena sekolahku, lebih tepatnya kelasku akan pergi berkemah untuk acara perpisahan. Aku segera bergegas turun dari ranjang menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandi seperti biasa. Setelah selesai acara ritual mandiku kulihat jam sudah menunjukkan pukul 05.25, aku segera menuju lemari dan mengambil pakaian dan memakainya. Setelah rapi memakai pakaianku segera bercermin didepan cermin yang cukup besar untuk melihat anggota tubuhku.

"Ayah..ibu..lihat anakmu ini, aku akan menjadi Luna seperti yang kalian katakan..aku mau kalau ayah dan ibu bahagia disana melihatku" gumamku dalam senyuman menatap cermin.
"aku harus segera turun kebawah sarapan dan sepertinya semua sudah lengkap peralatan yang harusku bawa".

Aku turun menuruni tangga didalam rumahku dengan tas disebelah kiriku. Segera kumenuju ruang makan dan duduk diatas kursi mengambil roti dengan selai dan tidak lupa aku juga membuat segelas susu untukku minum. Setelah kedua orangtuaku meninggal, sekarang aku tinggal sendiri walaupun kadang-kadang sahabatku menginap. Setelah selesai menghabiskan sarapanku, segera ku mencuci piring yang tadi kupakai, merapikan meja makan, setelah selesai aku duduk di ruang tamu sembari menunggu teman-temanku menjemput.

Tin..tin..

"Ahh..itu mereka sudah datang" gumamku. Segera kupakai tas dan menuju pintu untuk keluar menemui mereka. Kulihat Lisa yang melambaikan tangannya agar aku segera naik mobil. Setelah mengunci pintu rumahku aku pun menghampiri mereka dan masuk kedalam mobil. Aku duduk dikursi belakang bersama dengan Lisa. Sedangkan Mike dan Damian didepan. Mereka adalah sahabatku, yang selalu menemaniku. Aku sangat bersyukur mengenal mereka.

"Kalian, sudah siap!!!" teriak Mike yang membawa mobil.

"Yeahhh...!!!" teriak kami bersama.

"hahaaa..." tawa kami pun menggelegar didalam mobil.

****

Jay pov

"Max.." tanyaku melalui mindlink.
Max adalah wolf yang ada dalam tubuhku dia mempunyai bulu yang hitam pekat dan lebat dengan warna bola mata biru. Ukurannya pun sangat besar dibandingkan yang lainnya. Ya, karena max adalah wolf dari seorang alpha yaitu aku "Jay xavihernandes". Dia juga wolf yang menakutkan lebih sensitif tempramen dibandingkan diriku.

"Apa..!!" jawab Max padaku

"Aku kesepian Max, kapan kita akan menemukan mate kita?" tanyaku pada max

"Aku juga tidak tahu Jay!! dan bukan hanya kau saja yang kesepian tapi juga aku!! Kita juga sudah mencarinya keseluruh pack-pack yang lain tapi masih belum menemukannya" jawab Max yang sedikit berteriak dan kesal.

Hmm, aku tahu mungkin Max juga sudah sedikit kesal karena masih belum menemukan mate, begitupun  sama dengan diriku yang hampir putus asa tidak menemukannya.

"Apa..moongoddess tidak memberikan kita mate, Max? Dan agar kita mencari penggantinya selain dari mate..?" tanyaku pada Max yang agak sedikit ragu.

"Cihhh...!! kau ini bodoh!! Jay!!, mana mungkin seorang Alpha tidak ada mate, dan jangan pernah mengatakan menggantikan mate kita dengan gadis lain Jay sebelum kita menemukannya! Seperti yang dulu kau lakukan!! Jika itu terjadi aku akan mengamuk dan mencabik-cabik tubuh ini!!" teriak max yang makin kesal juga mungkin sedikit marah padaku.

Ahh..iya aku dulu hampir mau mengklaim gadis lain untuk ku jadikan Luna. Dia adalah sahabat kecilku bermain diperbatasan danau, dia begitu cantik dan baik karena kami sering bermain bersama aku sedikit tertarik padanya dan mungkin jatuh cinta padanya. Awalnya aku sering bertemu dengannya tapi semenjak di angkat menjadi Alpha, aku jadi jarang menemuinya. Terakhir kali aku bertemu dengannya ketika aku mulai putus asa mencari mateku sehingga aku memutuskan mengklaim dia untuk jadi Lunaku. Tapi, karena max tidak setuju dengan keputusanku dan mengamuk yang tidak dapat aku control didalam diriku mengusir gadis tersebut karena max tidak mau gadis lain selain matenya. Aku sempat marah padanya dan tidak ada komunikasi sama sekali. Tapi, aku tidak bisa marah padanya lama-lama karena dia juga berhak atas pilihannya. Jadi kami pun sepakat untuk mencari mate lagi sampai menemukannya. Dan gadis itu entah pergi kemana semenjak kejadian tersebut sampai sekarang tidak ada kabar darinya.

"Iya..iya.." jawabku dan segera memutuskan mindlinkku dengan max karena ada suara ketukan pintu dari luar.

Tok..tokkk....tokkk

"Masukk" perintahku

"Ada apa, Dave?" tanyaku pada Betaku. Dave adalah beta sekaligus sahabatku sejak kecil, aku mengenalnya ketika menginjak sekolah di taman kanak-kanak. Ia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi karena dia pernah mengatakan bahwa ia akan berjuang agar menjadi beta yang selalu membantuku. Awalnya aku begitu risih dengan apa yang ia lakukan, lambat laun aku pun mulai menerima kehadirannya. Dalam hal pelajaran pun aku dan Dave sering bersaing.

Ku alihkan pandanganku pada Dave, yang telah memasuki kamar.

"Saya hanya ingin mengingatkan, kalau hari ini akan ada pertemuan antar pack di sini nanti malam" jawab Dave.

"Oh.. iya.. aku akan mengingatnya, apa ada yang lain?" tanyaku lagi

"Tidak ada Alpha, kalau begitu saya permisi" pamit Dave padaku dengan membungkuk memberikan tanda hormat padaku yang hanya aku balas dengan anggukan kepalaku.

Sebenarnya aku sudah melarang Dave untuk memanggilku Alpha karena dia adalah sahabatku sejak kecil ketika Dave memanggilku dengan panggilan Alpha, terasa aneh bagiku.

.
.
.
.
.
.
.....

Banyak typo maaf..

Luna Mate✔Where stories live. Discover now