Tiga Belas

9.2K 1K 57
                                    

"Naruto. Hei, bangun"

Samar-samar Naruto dapat mendengar suara Sasuke, tapi matanya terlalu berat untuk bisa membuka. Naruto tidak bisa merasakan seluruh tubuhnya, dan sekarang luka di bahunya terasa sakit membakar.

Kemudian dia merasakan telapak tangan berkeringat di dahinya, besar dan sangat panas. Atau tubuhnya sendirilah yang panas, Naruto tidak tahu. Yang jelas, dia sadar kondisinya sedang sangat tidak baik saat ini.

Naruto menggeliat tidak nyaman, ya Tuhan rasanya panas sekali, seperti dipanggang hidup-hidup, lalu berhasil menendang keluar sebelah kakinya.

Surgaaaaaaa!

Oh, jadi ini yang disebut mukjizat ditengah cobaan?
Naruto menggeliat senang saat udara ruangan yang lebih sejuk menerpa-nerpa kakinya. Sekarang dia hanya tinggal menggeliat lagi, dan tubuhnya akan mendapat udara sejuk yang sama.

Tapi ketika itu Naruto merasakan selimut tadi kembali ketempat semula, menutupi kaki Naruto dan membuatnya terpanggang oleh suhu tubuhnya sendiri.

Sasuke. Pasti dia yang melakukannya, siapa lagi.

Naruto menggeram dalam hati, yah sebenarnya dia tidak bisa benar-benar menggeram saat ini.

Lalu seperti tidak puas hanya menyiksa Naruto dengan menyumbat satu-satunya udara yang berhasil menyentuh dirinya, Sasuke kembali menaikkan selimut Naruto. Nah, ini dia benar-benar ingin membuatku matang.

Naruto mengerang dalam ketidak setujuan, hingga tangan Sasuke tanpa sengaja menyenggol bahunya. Rasa sakit menjalar keseluruh tubuhnya seperti listrik dalam hitungan detik dan Naruto langsung meraung.

"Arghhhhh!"

Naruto tidak yakin bagaimana, tapi dia dapat mendengar suara terkesiap Sasuke disebelahnya. Yah, setidaknya dia memang tidak sengaja menyakiti Naruto. Rasa nyeri pada luka Naruto berubah menjadi tusukan-tusukan ngilu dan perih. Sial, dia yakin darah kembali merembes disana.

Setelahnya Naruto bisa merasakan perban dibahunya ditarik lepas, yang sialnya sangat menyakitkan karena kulitnya yang terluka menempel pada perban. Rasanya seperti dikuliti hidup-hidup. Naruto mendesah lega saat perbannya akhirnya lepas. Atau tidak juga, karena setelahnya dia bisa mendengar suara terkesiap sekaligus tercekat milik Sasuke. Yah, sepertinya dia sudah naik kelas jadi pasien darurat.

Lukanya jelas lebih parah dari yang bisa dirasakannya.

Beberapa saat Naruto tidak mendengar apa-apa, yang jelas dia yakin Sasuke pasti sedang kebingungan. Dan kalau Sasuke bisa menggunakan otaknya dengan benar, Naruto yakin dia akan menggunakan kesempatan ini untuk kabur dari sini, dari para Wolf Bear mengerikan yang mengejarnya. Sekarang Naruto sedang lemah dan bahkan tidak akan bisa berteriak saat gigi tajam binatang buas itu mencabik isi perutnya, wah pasti mudah sekali bagi Sasuke untuk kabur.

Tiba-tiba terdengar kegaduhan, seperti suara perabotan yang diacak-acak. Naruto mempersiapkan diri jika seandainya dia ditarik paksa dan dilemparkan untuk dimakan Wolf Bear, tapi selama menunggu dalam ketegangan beberapa menit, tak ada yang terjadi.
Dia bisa mendengar pergerakan Sasuke dari satu ujung ruangan menuju ujung lainnya, kemudian suara kompor yang dinyalakan. Lalu saat suara langkah Sasuke mendekat padanya, dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun itu.

Lalu seperti ingin membuat Naruto menderita hingga detik-detik terakhir hidupnya, Sasuke mengikat tangan dan kaki Naruto pada kaki ranjang. Bah, Naruto baru tahu Sasuke suka permainan seperti ini. Apa dia seorang penggemar bdsm juga?

Naruto lalu mengerinyit bingung saat kain basah menepuk-nepuk pelan lukanya. Tidak sakit, hanya kadang rasa sakitnya suka menyengat beberapa saat. Tapi bukan itu masalah utamanya. Yang menjadi pertanyaan utama Sasuke adalah, KENAPA, Sasuke repot-repot membersihkan lukanya jika nantinya akan menyerahkannya untuk dimakan hewan buas bersama Wolf Bear?

ALPHA MARKOn viuen les histories. Descobreix ara