Enam Belas

9.6K 862 103
                                    

ONE WAY TO THE FINAL CHAP
i got too emosional writting this one. And this is nearly the goodbye for Alpha Mark. But dont worry guys. SasuNaru will always stay within me :)
.
.

Ruangan yang sudah sangat panas seperti dijilat api neraka sekarang berubah menjadi neraka itu sendiri. Dengan seorang pemuda yang terbaring tak berdaya diatas ranjang. Seorang pemuda lainnya yang diam tak bergerak diatas pria tadi. Dan ditambah seorang pria lagi yang sedang mengacungkan senjata api pada kepala si pria nomor dua.

Apa ini? Ironi jenis baru?

Naruto bisa dibilang satu-satunya orang yang mendapat serangan panik diantara mereka bertiga. Dengan susah payah dia berhasil mendorong tubuhnya untuk bisa duduk--meski bukan duduk yang sempurna, dia menatap Gaara dan Sasuke bergantian.

"Kalian berdua hentikan. Dasar brengsek konyol!" dia berseru panjang. Tapi seperti angin pantai yang sepoic-sepoi, tetap tak dihiraukan. Sasuke dan Gaara masih saling adu pandang, dengan senjata yang bisa membunuh ditangan masing-masing. Yang benar saja.

Naruto berusaha mendorong tubuhnya lagi tapi sebelah tangan Sasuke mendorongnya lembut untuk kembali berbaring. "Kau jangan bangun dulu" kata Sasuke.

"Dia mate-ku" suara Gaara menggeram dari seberang ruangan.

Sasuke dengan mengerikan hanya memandanginya datar, "Dia terikat soul contrack denganku" ucapnya dingin.

"Soul contract itu sudah hancur saat kau membuangnya!" Gaara menggeram, kemudian dengan lebih tenang, " Naruto sudah menolakmu"

Sasuke hanya menatapnya diam lama, hingga akhirnya membuka mulutnya. "Naruto menolakmu, bukan aku"

Gaara terlihat tidak senang mendengar itu. "Darimana kau menyimpulkan itu" kali ini dia maju selangkah dengan berbahaya.

"Aku merasakannnya" jawab Sasuke pelan. "Instingku bisa merasakannya"

Naruto terpaku diatas ranjang. Dan karena ini Naruto, tidak mungkin dia hanya diam saat sebuah pertikaian yang melibatkan dirinya sedang berlangsung. Jadi dia langsung meringsek bangun tanpa memperdulikan seluruh tubuhnya yang menjerit kesakitan.

"Cukup! Turunkan senjata kalian itu dulu brengsek. Apa kalian tidak waras?!" raung Naruto tak sabar. Kali ini dia mendapat perhatian mereka. Dan Sasuke memandanginya datar, "Orang sakit harus tetap berbaring"

"Dan orang tolol harus tetap membiarkan senjata pada tempatnya!" balas Naruto nyaring.

Sasuke dan Gaara memandanginya, tapi tetap tidak menurunkan senjata mereka. Naruto mengerang frustasi. Dia berusaha merampas senjata Sasuke, tapi Sasuke langsung mengelak dan menjauh dari ranjang.

"Ini harus diakhiri Naruto. Bagaimanapun akhirnya" kata Sasuke. Memandang Naruto dalam. Naruto balas memandang mencari sedikit saja jawaban dalam mata hitam pekat itu, apa alasan sebenarnya masalah ini? Untuk apa? Kemudian Gaara yang dari tadi bungkam tiba-tiba membuka mulut.

"Kenapa kau menginginkannya kembali?" tanya Gaara tegas. Perlahan dia berjalan mendekat hingga hanya berjarak beberapa langkah dari Sasuke. Matanya menatap biji hitam Sasuke ganas, "kau meninggalkannya. Menghinanya. Dan sekarang mengklaim dia sebagai miliknya. Apa hakmu?"

"Karena dia memang milikku" balas geram Sasuke ganas.

Tak ada yang tahu bahwa Naruto tercekat mendengar jawaban itu.

Kemudian hening. Tak ada yang berbicara antara mereka bertiga selama beberapa saat. Kemudian pandangan Gaara melunak. "Apa kau akan menikahinya?"

Sasuke terperangah. Untuk sesaat Naruto terluka melihat ekspresi itu. Dan Gaara dilain sisi langsung menggeram dan menerjang kearah Sasuke.

ALPHA MARKWhere stories live. Discover now