18|ndanton

3.5K 140 0
                                    

'Ter tet tet'
Tanda terompet di bunyikan oleh pelatih.

Jika ada tiupan terompet maka tandanya semua taruna dan taruni berkumpul di lapangan untuk mengawali kegiatan.

Tapi pada saat terompet di tiup , aku belum bersiap siap,  bahkan aku masih tidur pulas di barak dengan menggunakan piyama yang nyaman. Rasanya tak terdengar terompet itu.

"Cit citra bangun, heyyyy bangun cepat, kamu di cari pelatih, siap siap kamu di bantai" suara temanku berusaha menakutiku.

"Ahhh,,, jam berapa sih...  haa??? Kenapa baru bilang, aku belum ngapa ngapain, lima menit lagi, tunggu aku siap siap dulu" kataku dengan gugup.

5 menit kemudian...

"Hormat senjata gerak..." suara lantang terdengar..

Aku mulai mendekati suara lantang itu, dan memberanikan diri untuk berbicara dengannya di suasana hening di bawah terik matahari siang ini.

"Siap... ijin masuk barisan ndanton" ucapku.

"Dari mana kamu, jam segini baru datang, mau di hukum apa kamu?" Ndanton tiba tiba menanyaiku tentang hukuman.

"Siap, terserah ndanton" jawabku singkat.

"Sebagai hukuman,  kamu harus menjadi seperti saya, agar kamu tahu caranya disiplin, mengerti?" Tukasnya.

"Mohon ijin saya tidak faham ndanton" kataku

"Kamu mulai sekarang harus menjadi komandan pleton taruni, mengerti?" Jelasnya

"Siap mengerti ndanton, laksanakan" jawabku.

Aku akan lama sekali berada di sini, bersama orang orang ini, berbeda agama, berbeda keyakinan, berbeda daerah, bahasa ,kulit, wajah, dan lain lain.

Tapi aku yakin mereka semua pasti satu tujuan denganku. Tidak ada yang perlu mengeluh untuk hal sepele seperti ini. Aku akan mempunyai pengalaman yang menyenangkan selama empat tahun pendidikan ini. Setelah aku lulus dari akademi militer ini,  aku akan di tugaskan di mana saja selama sepuluh tahun. Hanya waktu yang bisa menjawab.

Malam pun tiba, aku saat ini sedang duduk di depan tiang bendera lapangan,  dan melihat bintang, aku merindukan seseorang, seseorang yang pernah meremehkan ku. Yang pernah mengisi hari hariku, yang pernah menyakitiku.

Dirga,  dimana sekarang dia..

"Ndanton mohon ijin mengobrol pribadi dengan anda" tiba tiba seorang lelaki berdiri tepat di depan ku dengan posisi hormat.

"Iya silahkan" jawabku santai.

"Maaf soal tadi siang ya ndan,  aku udah ngasi kamu hukuman,  dan bentak bentak kamu, aku hanya ingin bersikap profesional aja, nggak ada maksud lain kok" jelas pria yang tadi siang memberiku hukuman dia adalah komandan pleton taruna putra.

"Iya nggak papa,  panggil aja citra, itu namaku , asalku dari jawa" tukasku

NDANTON TARUNA POV

gilang regga bimantara , nama asli komandan itu.
Wajahnya agak menyebalkan bagiku, tapi sikap nya membuatku luluh.

Wajahnya tampan,  tinggi, postur tubuhnya kekar dan berotot, rambutnya lurus, dengan mata yang sedikit lebar, dan hidungnya yang mancung itu membuatku terpanah pada saat siang hari itu.

Baiklah,  mungkin jika aku bersama gilang,  aku tak akan memikirkan dirga lagi.

Cuti telah tiba...

"Cit jalan yuk" ajak gilang

"Kemana gil?" Tanyaku

"Terserah kamu deh, kita ke rumahku aja, kebetulan kalo lagi cuti gini saudara saudara ku pada ngumpul di rumah, mereka juga abdinegara, nanti aku kenalin ke keluarga aku, tenang aja rumahku nggak jauh dari sini kok" tawar gilang.

"Emmm boleh juga gil dari pada aku pulang ke rumahku kan jauh" tukasku sambil berfikir aku akan segera memiliki gilang , mungkin saja aku sudah mulai mencintai gilang.

Sesampainya di rumah gilang...

Suasana hangat keluarga sangat terasa di rumah gilang.

"mah kenalin ini citra teman gilang" gilang mengenalkanku pada ibunya.

'Duk duk duk' suara sepatu militer berbunyi menuju mengarah kepadaku.

"Wah mas gilang punya pacar baru nih, tumben mas kok nggak kaku kaya biasanya ya?" Kata pria aneh itu.

"Wah kamu ini bisa aja dek" jawab gilang dengan wajah yang memerah.

"Oh iya kenalkan namaku citra" aku mengulurkan tanganku pada pria itu.

"Dirga" jawabnya singkat dengan mata yang terbelalak melihatku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Nama asli?" Dia menanyaiku.

"Citra kencana" jawabku

Aku pikir dia dirga... pangkatnya pun sama, dari umurnya pun terlihat sama seperti dirga.

Ah mana mungkin dia dirga, masih banyak dirga dirga dirga yang lain

ABDINEGARA 1[DOEA TANDA CINTA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora