Part 3 - The Different Story

2.1K 157 16
                                    

Setelah Krist meninggalkannya, Singto sama sekali tidak pergi mencarinya atau menelponnya meminta penjelasan. Ia kembali bekerja seperti biasa, namun moodnya tidak sebagus biasanya.

"Ai'Sing, kau baik – baik saja? Kau tidak enak badan?" Tanya dokter Pha yang menyapanya di ruang loker.

"Aw, Pha..selamat pagi." balas Singto dan berpura – pura senyum.

Phana ada Dokter Specialis Tulang dan salah satu teman baik Singto di rumah sakit.

"Kau sudah sarapan pagi ini? Wajahmu pucat, kau tidak tidur tadi malam?" pria itu menghampirinya dan menyentuh dahinya, namun Singto segera menepis tangannya.

"Aku baik - baik saja, hanya sedikit masalah, masalah pribadi.."

"Ada yang bisa kubantu?" Pha tampak khawatir.

"Kurasa tidak, masalah perasaan, tidak ada yang bisa membantu...akan kuatasi sendiri.."

"Menarik.." komentar Pha singkat. "Masalah perasaan memang kompleks, kalau kau butuh teman untuk minum, aku bisa menemanimu.."

"Minum? Kau ingin mengajakku ke bar?" Singto tiba-tiba teringat akan Krist yang bekerja di Night club, "Akan kupikirkan...."

Pha kemudian berjalan menghampiri Singto dan merangkulnya sembari menepuk pundaknya ringan. "Aku hanya bercanda, aku tau kau tidak punya kebiasaan mengunjungi bar.."

"Bagaimana kalau makan siang bersama?" tambah Pha.

"Makan siang? Di kafetaria?" Singto meliriknya dengan mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak takut aku akan menarik perhatian semua fans mu?"

"Aku bisa berbagi denganmu..."

"Terima kasih, aku tidak akan menolak...." sahut Singto mengimbangi candaan Pha.

"Atau kau ingin makan diluar?" Tanya Pha mengalihkan topik.

"Kau mau mentraktirku?"

"Aku ingin makan berdua saja denganmu.."

"Kau sedang merayu wanita atau aku?" Tanya Singto menaikkan sebelah alisnya. "Hampir saja jantungku berhenti berdetak..."

Keduanya tertawa bersama dan berpamitan menuju ruangan praktek masing-maisng.

--------------------------------------------------------------------------

Seusai praktek, Singto berjalan menuju tempat parkir dan menyalakan mobilnya. Namun ntah nasib sial apa yang menimpanya, berulang kali ia menyalakan mesin mobilnya namun gagal. Tidak jauh dari tempatnya, Pha yang sedari tadi memperhatikannya berjalan keluar dari mobilnya seraya menghampiri Singto dan mengetuk jendela mobilnya.

"Kutebak, enginenya tidak mau menyala.."

"Kau pernah? Kau tau bagaimana mengatasinya?" Tanya Singto.

Pha menggeleng pelan.

"Kalau kau butuh tumpangan, aku dengan senang hati mengantarmu kemana saja kau mau." tawar Pha sambil menunjuk mobilnya.

Singto meliriknya sekilas, merasa tidak punya pilihan lain ia pun turun dari mobilnya dan mengikuti Pha.

"Langsung pulang?" Tanya Pha kembali. Singto meresponya dengan mengangguk ringan. "Atau mau makan malam bersama sebelum pulang?" tambah Pha.

"Kau terus mengajakku kencan hari ini..." balas Singto tanpa basa basi

"Kalau kau menganggapnya begitu juga tidak apa-apa..."

"Hari ini aku sudah cukup merepotkanmu, kau tidak takut seterusnya aku akan bergantung padamu?"

Pha memicingkan matanya memandangi Singto. "Aku tidak keberatan..."

Bahasa Indonesia - Struggle Between Love and Lust (Complete)Där berättelser lever. Upptäck nu