Part 18 - Newly Life Couple

1.2K 99 11
                                    

Setelah satu minggu Singto akhirnya diijinkan keluar rumah sakit dan pulang ke rumahnya dan Pha. Pha menjual apartmentnya yang lama dan tinggal bersama Singto berhubung mereka sudah resmi menikah. Namun pria itu tidak mengijinkan Pha tidur di kamarnya, ia meminta bibi May menyiapkan kamar tamu untuk Pha, dan ia bahkan meminta bibi May untuk menaruh seluruh photo pernikahan mereka di gudang. Jadi meskipun status mereka menikah, namun sikap Singto pada Pha tidak menunjukkan hal itu. Ia masih sering mencoba menghubungi ponsel Krist dan chat dengannya melalui LINE, atau mengunjungi Pub menonton pertunjukan Krist dan teman-temannya, menunjukkan kalau ia belum menyerah.

Pha mengetahui hal tersebut, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa tinggal serumah dan menyandang status sebagai suami saja sudah merupakan berkah baginya. Ia berharap suatu saat nanti, Singto akan membuka hati untuknya, menunggu dan bersabar adalah kuncinya, pikir Pha. Lagipula ia sudah berjanji pada Singto akan mengikuti aturannya dan tidak akan melanggar batas privasi mereka atau mencampuri kehidupan pribadi masing-masing. Ia berusaha menjaga agar Singto tidak mengungkit pereraian.

Krist sedang sedang bersiap-siap dirumahnya karena hari itu ia libur dan akan pergi kencan dengan Emma. Tiba-tiba saja seseorang menekan bel pintu rumahnya, ia segera membukakan pintu dan menebak itu pasti pacarnya Emma. Namun begitu pintu terbuka, Singto segera menahan daun pintu yang hendak dibanting oleh Krist.

"Mau apa kemari, P'Sing? Jangan menciptakan skandal baru, please!"

"Kau tidak manjawab LINE ku tadi malam."

"Aku ketiduran, hari ini aku ada kencan dengan Emma, maaf tidak bisa ngobrol denganmu."

"Kapan kau akan memutuskan hubungan dengan wanita jalang itu?" Singto menghujat Emma dengan emosi. "Dia yang menghancurkan hubungan kita."

"Jaga ucapanmu, P'Sing! Tidak kuijinkan kau memaki Emma!" Krist mengingatkan. "Emma tidak bisa mengancammu jika kau tidak memulainya, P'Sing! Kuakui Emma memang keterlaluan, tetapi dia pernah mempermainkan perasaanku, dan dia selalu ada untukku setiap kali aku jatuh dan terluka oleh perbuatanmu..."

"Aku tidak akan memintamu memaafkanku, tetapi aku hanya ingin memintamu memberiku kesempatan sekali lagi. Kita bisa memulai kembali...dan kali ini aku berjanji bahwa aku tidak akan menyakiti atau meninggalkanmu lagi."

Krist tertawa sinis. "Maaf, atas dasar apa aku harus percaya padamu? Dan dengan status apa kau berbicara padaku saat ini? Oh, apakah kau sudah ijin dengan suamimu bahwa kau mencariku kemari? Kau tidak takut dia cemburu?" kata-kata Krist serasa seperti tamparan bagi Singto. "Dan ku beritau padamu, aku tidak mau dilaporkan atas tuduhan merayu suami orang!"

"Aku dan Pha tidak ada hubungan apa-apa, semua drama pernikahan itu sudah berakhir, dan kami tinggal menunggu waktu untuk bercerai..." tutur Singto berusaha meyakinkannya. "Tolong beri aku waktu, aku hanya butuh jawaban darimu Krist, aku tau kau masih mencintaiku begitu juga denganku, kita adalah korban dari situasi..."

Krist menatapnya lurus lama, jujur ia masih memiliki perasaan pada pria di hadapannya itu, ia hanya bingung memutuskan apakah akan mencoba kembali dengannya atau membersihkan masa lalu mereka dan kembali ke kehidupan normalnya.

"Katakan berapa lama waktu yang kau butuhkan?" Tanya Krist.

Ekspresi Singto berubah seketika dan tampak seulas senyuman dari wajahnya. "Kau akan memberiku kesempatan sekali lagi?"

"Aku tidak bilang begitu, aku hanya memberimu waktu untuk membuktikannya apakah kau pantas mendapatkan kesempatan itu atau tidak."

Singto mengangguk bersemangat, lalu menarik lengan Krist mengikutinya ke mobil.

"Kita mau kemana? Aku sudah janji dengan Emma kita aku tidak bisa pergi lama-lama..."

"Kau akan tau nanti..."

Bahasa Indonesia - Struggle Between Love and Lust (Complete)Where stories live. Discover now