Part 5 - The Taste of Lust

1.7K 132 7
                                    

Siang itu jam menunjukkan pukul 12.05 menandakan waktu istirahat makan siang, Singto sedang merapikan filenya bersiap – siap untuk istirahat, tiba-tiba pintu masuk terbuka dan ditutup degan buru-buru.

"Pha?!" Singto terkejut.

"Kau sudah selesai?" Tanya pria itu menghampiri Singto.

"Ya...aku baru saja akan keluar." jawab Singto datar. "Kau ingin mengajakku makan siang?"

"Mm...tidak, aku masih kenyang..." balas Pha dengan ragu – ragu, sambil memasukkan tangannya ke saku jasnya. "Aku datang untuk konsultasi..."

"Kau ada masalah dengan saluran kencing?" tebak Singto.

"Aku merasa...ingin mengeluarkan sesuatu...." Pha mencoba merayunya. "Kau bisa membantuku?"

Singto memutar bola matanya malas, bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Pha. "Keluarkan sendiri di toilet!" tolaknya.

"Tetapi aku punya kekasih..." ujar Pha memaksa, lalu meraih tangan Singto, mengecupnya lembut dan menuntunnya ke bagian bawah tubuhnya, tepat di bagian selangkangannya.

"Nngh..." Pha mendesah pelan sambil menggerakkan tangan Singto memijat miliknya. "Kau bisa merasakannya?"

Singto segera menarik tangannya dan berjalan melewatinya. "Maaf, ini jam istirahat konsultasi."

"Kalau begitu...aku ingin menghabiskan waktu istirahat bersamamu disini..." ujar Pha kembali mendekati kekasihnya dari belakang.

"Pha jangan mencari masalah, aku lapar! Apa kau sadar kita sedang berada dimana?" Singto menghindarinya.

Namun Pha dengan sigap melingkarkan lengannya di pinggang Singto dan memerangkapnya dari belakang, lalu mulai mengendus leher dan telinga Singto.

"Tidak ada yang akan masuk kemari, Sing..." bujuk Pha. "Tidak ada siapapun di depan waktu aku masuk kemari."

"Pha! Jangan memaksaku menggunakan kekerasan!" ancam Singto.

"Hey, aku hanya melepas kangen pada kekasihku...memangnya tidak boleh?" protes Pha.

"Kukira kita sudah membuat kesepakatan..."

"Aku tidak lupa, tetapi tidak siapapun saat ini..."

"Jangan mencari alasan! Lepaskan aku!" tukas Singto berusaha melepaskan tangan Pha yang memeluk tubuhnya erat.

"Sing, kapan kau akan membuka hatimu sepenuhnya untukku?" bisik Pha di telinganya. "Bagaimana caranya aku menyentuh bagian dirimu di dalam sana? Katakan padaku!"

"Aku tidak mengerti yang kau katakan, Pha!" tukas Singto. "Aku sudah memberikan semuanya padamu...apalagi yang kurang?"

"Buktikan, Sing!" ujar Pha seraya memutar tubuh Singto menghadap dirinya.

"Apa maksudmu?"

Pha menarik kursi dan menekan bahu Singto menyuruhnya duduk, kemudian ia berdiri di depan Singto itu lalu melepaskan belt dan membuka resleting celananya sendiri. Melihat itu Singto langsung bisa menebak apa yang diinginkannya.

"Kau serius?" Tanya Singto.

Pha tersenyum dan menantangnya. "Aku tidak memaksa..."

Singto berpikir sejenak sebelum mengeluarkan member Pha dan melakukan hand job hingga objek tersebut bangun dengan sempurna. Tiba-tiba saja Pha menggenggam tangan kekasihnya dan memintanya berhenti. "Berikan aku blow job, Sing..." bisiknya.

Singto menyeringai dan menjawab. "Aku punya ide yang lebih baik..."

Ia lalu bangkit berdiri dan mendorong kursi menjauh untuk membuat space di belakang meja, lalu mendorong Pha jatuh terduduk di lantai. Setelah itu ia menurunkan celana dan boxernya hingga ke lutut, sambil membelakangi Pha, Singto lalu menurunkan tubuhnya perlahan, mengarahkan ujung member Pha ke lubangnya dan menekan pinggulnya ke bawah hingga member Pha masuk dengan sempurna ke dalam bokongnya. Kali ini Singto yang memegang kemudi permainan. Ia duduk di pangkuan Pha, menggenggam kedua tangan Pha sebelum menggerakkan pinggulnya naik turun dengan berirama.

Bahasa Indonesia - Struggle Between Love and Lust (Complete)Where stories live. Discover now