Part 8 - Yesterday Heart Beat

1.3K 120 3
                                    

Singto kembali ke rumahnya dan melemparkan dirinya di atas sofa, kepalanya terasa berat, ia ingin sekali menutup matanya dan masuk ke alam bawah sadar dan berharap semuanya hanya mimpi buruk. Ribuan bayangan datang silih berganti melewati pikirannya saat ia memejamkan matanya. Ia mendengarkan sayup-sayup suara seseorang sedang berjalan di sekitarnya, ia mendengar suara seseorang sedang memasak di dapurnya, dan merasakan seseorang sedang memijat tubuhnya.

"Pha?" panggilnya dan seketika itu semua bayangan itu menghilang.

Ia memandang sekeliling dan mendapati dirinya hanya sendiri. Ia lalu berdiri dan berjalan ke counter kemudian menuang segelas whiskey, sementara tatapannya tertuju ke arah dapur yang bersih.

[Flashback]

"Sayang, aku akan membuatkan makanan kesukaanmu hari ini..." Pha tersenyum lebar padanya sambil mengeluarkan beberapa sayuran dan daging dari dalam kulkas. Kemudian mulai mencuci dan memotong dengan cekatan layaknya seorang koki profesional.

"Sejak kapan kau belajar memasak?"

"Sejak aku tau kau tidak suka makan makanan fast food, Ai'Sing..." jawab Pha.

"Aku tidak suka bukan berarti tidak bisa memakannya, kan?"

"Aku akan membuatmu merindukan masakanku setiap hari."

Singto tersenyum menanggapi ucapan Pha. Lalu Pha melemparkan sebuah apel yang disambut cekatan olehnya.

"Apel adalah symbol hati.." uajr Pha. "Aku senang kau menangkap hatiku..." ia tersenyum lebar pada Singto.

Singto kembali dari lamunannya dan meneguk gelas whiskey di tangannya. Ia lalu berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa lalu menyalakan televisi.

[Flashback]

"Sayang, duduk disini!" Pha menarik tubuh Singto duduk di pangkuannya di atas sofa di ruang tamu. Tangannya mulai memijat kepala Singto dari belakang dengan lembut, sementara Singto memejamkan matanya, kepalanya mulai terasa rileks oleh pijatan Pha.

"Bagaimana? Merasa baikan" tanyanya, Singto mengangguk ringan.

"Terima kasih."

Tangan Pha lalu bergerak turun dari kepala menelusuri leher dan berhenti di pundak Singto, ia melanjutkan pijatan dengan penuh perasaan.

"Kau mau melanjutkannya di kamar?" Pha menggodanya. Singto meliriknya dan mengerutkan alisnya. Tangan Pha bergerak turun semakin ke bawah menelusuri lengannya turun ke pahanya sambil mengendus leher kekasihnya mesra. Ia membawa tangan memijat paha bagian dalam Singto, namun Singto dengan sigap menghentikannya.

"Aku lelah hari ini..." ujar Singto lalu berdiri, lalu pindah ke sisi lain sofa dan menyalakan TV.

Sesaat kemudian Pha kembali menghampirinya dan duduk di sampingnya. Singto meliriknya dari ujung matanya.

"Aku lapar, kau bisa membuatkan sesuatu untukku?" SIngto mencoba mengalihkan perhatian Pha.

"Hah? Kupikir kita baru saja makan di restoran tadi..."

"Keberaratan?" Singto menoleh padanya dan menatapnya lurus. "Ya sudah, aku minum bir saja..." ujarnya lalu hendak berdiri namun segera di tahan oleh Pha.

"Akan ku buatkan dessert kesukaanmu setelah ini.." tutur Pha lalu memeluk pinggang Singto dan menciumnya mesra.

Singto kembali terenyak dari lamunannya. Ia mematikan TV dan berjalan menuju kamar mandi. Ia berbaring di dalam bathtub sambil menatap lurus di depannya dengan ribuan pikiran berkecamuk di dalam hatinya. Pesan yang dikirimkan Krist melalui ponsel kembali terngiang di telinganya.

Bahasa Indonesia - Struggle Between Love and Lust (Complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora