Heartbeat⇝

476K 12.3K 388
                                    

⌣«̶··̵̭̌·̵̭̌✽̤̥̈̊Heart ✽ Beat✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣

Seraphine ⇝

▔▔▔▔▔▔▔

Aku ingin membunuh Arga, memutilasinya, lalu memberikan setiap potongan tubuhnya ke anjing jalanan. Gara-gara dia aku harus mengepel lantai sepanjang koridor di lantai tiga, aku juga dihukum oleh Pak Hakim karena terlambat masukkekelas beliau tadi pagi gara-gara Arga memilih menurunkanku di jalan agar bertukar tempat dengan Marina. Dasar sepupu brengsek.

Oh. Dan kalau bukan gara-gara dia, aku tidak akan berakhir di sini bersama Elang dengan tubuhku dihimpit olehnya dan kelima jarinya melingkari leherku sementara matanya menatap tajam seolah dia berharap bisa menembus kepalaku dengan kekuatannya, kalau dia punya kekuatan.

Elang Skarsgard. Si pembuat onar, preman, drugs-dealer, mantannarapidana, dan pembunuh berantai. Well, aku tidak tahu mana yang benar. Semua rumor itu beredar di sekolah setelah dia kembali dari 'libur' empat bulannya tanpa alasan yang diketahui.

By the way, aku bisa saja menggunakan jurus kick-in-the-balls-no-jutsu untuk selfdefense, tapi sayangnya dia mengunci kedua kakiku setelah percobaan melarikan diriku yang pertama gagal. Sekarang aku hanya bisa menunggu eksekusi darinya dengan jantung berdetak sangat kencang, tapi hal itu tak ada hubungannya dengan rasa takut. Dia terlalu dekat, he was invading my personal space.

"Kalau sudah bosan hidup, tinggal bilang. Nggak usah nyusahin dan melampiaskan kemarahanmu pada dunia ke padaku," desisnya. Cengkeraman jari-jemarinya semakin erat namun tidak cukup kuat untuk membuatku kesulitan bernapas.

Melihat wajahnya yang basah dan air yang masih menetes deras dari ujung-ujung rambutnya serta seragam putihnya yang kini terlihat kusam berkat air kotor yang aku siramkan padanya tanpa sengaja membuatku merasa bersalah.

"Aku minta maaf," ujarku tulus. "Aku nggak bermaksud nyiram kamu, aku mau nyiram Arga tadi, sumpah." Tapi gara-gara Arga menghindar di saat yang tepat, air kotor itu malah mendarat di kepala dan sekujur tubuh Elang yang tiba-tiba muncul dari belakang Arga.

"Jadi maksud kamu ini semua salahku karena menghalangi tujuan awalmu, begitu?" Dia melototiku.

"Bukan," jawabku cepat-cepat, "bukan begitu maksudku."

Dia melepaskan leherku dan aku langsung menghirup oksigen sebanyak yang paru-paruku bisa tampung. Tapi kemudian napasku tersekat di tenggorokan ketika dia dengan beraninya meletakan telapak tangannya pada dada kiriku. Jantung kulangsung mencapai level kecepatan yang baru. Dia menatap dadaku dengan konsentrasi dan dahi berkerut dalam. Lalu perlahan bibirnya membentuk senyum aneh yang mencurigakan.

Oh no.

Hell no.

Mati dibunuh teman satu sekolah mungkin akan menimbulkan simpati, tetapi kalau diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh itu tidak enak untuk dikenang apalagi dibicarakan. Aku hampir bisa membayangkan bagaimana headline pemberitaannya;

"Ditemukan mayat membusuk seorangpelajarputri di gudang sekolah S. Korbandiketahuibernama Seraphine Alana, 16thn, anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Ibu Lili dan Bapak Adijaya . Menurut laporan coroner, korban terlebih dahulu diperkosa sebelum akhirnya dicekik hingga tewas dan mayatnya disimpan di gudang sekolah.

Orangtuanya mengatakan tidak menaruh curiga ketika anak bungsu mereka yang memang suka keluyuran itu tidak juga pulang selama beberapa hari mengingat bukan satu atau dua kali Seraphine kabur dari rumah."

Heartbeat⇝Where stories live. Discover now