TIGA PULUH SATU : PERASAAN

7.9K 459 3
                                    

"Kau mencintai Azka ? " tanya Alex. Keyla terdiam dan terpaksa mengakui perasaan nya.

"Janji tidak akan bilang pada Azka ?"

"Iya aku janji "

"Aku mencintai nya, jadi cepatlah jawab dimana dia "

"Sudah kukatakan tadi, dia sudah pergi untuk membalaskan dendam nya kerumah Reyhan "

"Apa dia gila ?! Rumah Reyhan sangat ketat penjagaan nya, terlebih mereka semua orang Gilaa ! AAAHHH ! Aku yang akan menjadi gila karna nya ! "

Ia mematikan telfon nya dan duduk di kursi Balkon, sementara Irene dan Adrian sedang menikmati waktu nya di ruang tamu.

"Dia gila ?! Hanya karna balas dendam ? Hanya karna ku ?! " gumam nya. Keyla menarik rambut nya dengan kencang dan memejamkan mata nya.

"Aku harus pergi menyusul nya " ia mengelap air mata yang menetes dipipi nya dengan kasar.

***

"Dia menelfon ku tadi, dia mencari mu " ucap Alex ditelfon.
"Dia bilang apa ? "
"Dia mencari mu, dan tidak ada lagi yang dia katakan "

Azka mematikan telfon nya dan beralih pada sebuah pisau lipat yang dijual tepat didepan nya. Ia melihat-lihat dan mencoba ketajam nya dengan menggores ke tangan nya.

"Jangan mencoba dengan tangan mu, pakai saja ini " ucap seorang lelaki paruh baya.

"Aku ambil ini satu, berapa ? "

Azka menaruh sejumlah uang di meja dan langsung pergi. Ia membeli minuman dan obat tidur di Apotik terdekat.

Sudah yang kesekian kali nya HP Azka berbunyi panggilan dari wanita nya itu "Kenapa ? " ucap Azka.

"Pulang lah, kau dalam bahaya jika ke rumah Reyhan "

"Aku sudah didepan rumah nya sekarang, bahaya sudah datang didepan ku, jadi aku harus menghadapi nya " ia terpaksa berbohong pada Keyla.

"Pulang lah, kumohonnn Azkaa " Azka tidak menggubris ucapan Keyla yang malah ia melanjutkan jalan nya sembari telfonan dengan Keyla.

"Aku sedang dijalan, akan kutelfon nanti ya " Azka tersenyum lalu mematikan telfon miliknya.

Tangan nya terulur memanggil taksi yang lewat didepan nya. Ia masuk dan menunggu sampai ditempat tujuan.

Senyuman nya tidak bisa lepas dari wajah tampan itu. Tangan nya mengepal erat, ia sudah menunggu saat saat seperti ini.

Tak menunggu cukup lama, rumah berhias warna putih dan mewah itu kini ada dihadapan nya. Dengan 4 orang penjaga di gerbang depan membawa senapan.

"Kartu pengenal ? " tanya salah satu dari mereka saat Azka baru saja melangkah masuk. Ia tersenyum licik "keluarga ini ada kartu pengenal ? " batin nya.

"Kalian ingin tau siapa aku ? "
"Kalau tidak ada janji silahkan pergi dari sini " Azka hanya terkekeh.

"Azka ! " panggil lelaki paruh baya.
Penjaga itu menundukan kepala nya dan membuka gerbang mempersilahkan Azka masuk.

"Sudah lama tidak melihat mu Arnold " sapa nya. "Panggil aku dengan sopan Azka " ia menaikkan kedua alisnya dan memasukkan tangan nya kedalam kantong celana.

"Aku ada keperluan disini bukan dengan mu" ia melewati Arnold dan masuk kedalam rumah yang sudah seperti penjara bagi nya.

"Aku adalah orang tua mu, beri aku salam sesuai tradisi keluarga " Azka hanya diam dan melanjutkan jalan nya.

"Seberapa penting rumah ini untuk mu ? Ada banyak penjaga dengan senapan disetiap sudut rumah "
"Ini juga rumah mu, kau mencari siapa ? "

"Anak tersayang mu, Reyhan dimana dia ? "
"Kau ingin pindah kerumah ini ? Aku menerima mu lapang dada, taruh semua barang mu di kamar atas "

Azka tertawa keras sembari memegangi perutnya "kau pikir aku kesini untuk kembali ?"

Ia menaiki tangga dan menemukan Reyhan sedang meminum secangkir kopi di balkon nya.

"Senang bertemu dengan mu kembali Reyhan " tekan nya. Reyhan membalikkan badan nya melihat Azka. Mata nya membelalak, ia ketakutan sekarang.

"Aku kesini untuk membalas apa yang kau perbuat terhadap Keyla. Dia milik ku, " Azka mengambil pisau secara diam-diam dan mendekati Reyhan. Tepat saat itu juga benda tajam di genggaman nya tertusuk tepat di tenggorokan Reyhan.

Lelaki itu jatuh dengan darah segar yang bercucuran. Azka hanya terkekeh "gampang sekali ".

"Apa yang mau maksud gampang Azka ?!" Arnold mengayunkan tangan nya dan para penembak itu menarik pelatuk tepat ke arah Azka.

Ia terjatuh. Entah, dia sudah menerima ini sejak awal.

Psychopath Beside Me.Where stories live. Discover now