[10] #Stone Heart ✅

4.3K 351 10
                                    


Athela dan Lucas masih berjalan di hutan, langit sudah mulai gelap tapi sepertinya Athela belum lelah, ia bahkan masih berjalan meskipun dengan susah payah.
Lucas menggelengkan kepalanya melihat cara berjalan Athela, berkali-kali ia mengatakan untuk beristirahat sejenak tapi gadis itu mengabaikannya.

"Hei serigala kecil, ayo kita istirahat dulu. Lihatlah caramu berjalan, apa kau tidak lelah?"

Athela hanya menggelengkan kepalanya.

Ia masih berjalan dengan pincang, bahkan ia sudah berada di depan Lucas sekarang. Tapi sepertinya ia mulai lelah, karena jalannya mulai melambat lalu tak lama ia tergelincir, Athela jatuh dengan bokong yang mendarat duluan. Athela meringis kesakitan, dan Lucas hanya membuang nafas pelan.

"Lihat, sudahku kubilang lebih baik kita istirahat dahulu."

Nafas Athela terengah-engah, ia menatap Lucas tajam.

"Apa?" Tanya Lucas.

"Kau mengatakan, kalau kau bisa menunjukkan jalan yang cepat. Tapi mengapa sampai sekarang kita belum sampai-sampai?"

Lucas membuang nafas dalam-dalam. "Iya memang, tapi bukan berarti kita bisa sampai hari ini juga bodoh. Butuh waktu sekitar empat atau tiga hari, berbeda kalau kita menggunakan kuda."

"Aku tidak bodoh, kau yang bodoh."

"Iya kau bodoh serigala kecil."

"Berhenti memanggilku serigala kecil!" Athela mengeluh sebab baru sadar akan panggilan barunya.

"Lihat kakimu, bahkan perban yang kupasangkan di lukamu sekarang sudah terlepas. Apa kau tidak menyadarinya? Lihatlah, berapa banyak luka yang ada di kakimu."

Athela melihat kakinya, ada luka sayat panjang di betisnya akibat dahan sialan tadi, juga ada lebam biru di kakinya akibat terkilir waktu kabur dari rumahnya dan juga telapak kakinya sudah tidak bisa di jelaskan lagi, banyak luka sobek juga ada banyak darah merah kehitaman yang mengering di sana. Ia menyentuh luka-lukanya kemudian meringis kesakitan, rasanya sakit sekali, perih dan sakit di saat bersamaan.

"Lihat, sudahku bilangkan. Bodoh."

Athela hanya diam, ia mencoba bangkit dengan susah payah. Lucas mendekatinya kemudian membantunya berjalan ke pinggir, ia mendudukkan Athela di bawah pohon.

"Kita akan bermalam di sini, tidak ada bantahan. Diam di sini, aku mau pergi mencari kayu bakar." Perintah Lucas.

Athela hanya mengangguk diam, lagipula ia tidak sanggup berjalan kakinya terasa sangat sakit saat ini. Lucas meninggalkan Athela dan pergi untuk mencari kayu bakar.
Sedangkan Athela hanya menatap kakinya nanar, tiba-tiba ia teringat ibunya. Ia merindukan wanita itu, ia merindukan masakannya, ia merindukan buku-buku yang di bawa ibunya tiap akhir pekan. Tapi itu dulu, sekarang wanita itu telah tiada, ia telah pergi selamanya. Dan itu semua karena Athela.

Athela tampak melamun di bawah pohon dan ia tidak menyadari ada orang yang sedang mendekatinya saat ini.

"Hei, lihat apa yang kutemukan."

Athela mendongakkan kepalanya ke atas, ia melihat empat orang pria yang menaiki dua ekor kuda. Mereka menatap Athela dengan senyum menjijikkan.

Salah satu dari mereka turun kemudian mendekati Athela.

"Apa kau tersesat manis? Ayo ikut dengan kami, kita akan bersenang-senang."

Athela menatap datar pria di hadapannya ini. Karena merasa di abaikan pria itu hendak menyentuh Athela tapi tangannya langsung di tahan oleh lengan kokoh seseorang.

Elven Golds : The Pixie Chorth Throne [Sudah Di Terbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang