Bab 11 - The CEO

921 105 0
                                    

Ciuman di villa waktu itu adalah kesalahan besar.

Rae berulang kali menyalahkan dirinya sendiri. Karena tindakan bodohnya, bukannya memperbaiki hubungannya dengan Seth, ia justru memperburuk keadaan. Menghindar dari Seth seperti mengosongkan setengah hari-harinya hingga ia harus cari kegiatan apapun yang bisa mengisi kekosongan harinya sejak ia pulang dari villa itu; mulai dari mencoba latihan Sabre di klub anggar yang dulu Sawyer sempat ikuti sampai ia hampir jadi atlet Olimpiade, mengambil SKS tambahan di kampus, sampai membaca apapun yang bisa ia temukan di ruang baca keluarganya.

Tetap rasanya tidak cukup untuk mengisi hari-harinya. Sampai ia memutuskan untuk membantu ibunya di kantor. Tapi baru saja ia menjauh dua kilometer dari rumahnya, ia menghentikan mobilnya karena sebuah buku yang baru ia sadari terjepit di kursi belakang mobilnya. Buku itu adalah buku fiksi sejarah dengan anggar sebagai salah satu bagian ceritanya, berjudul "En Garde" yang pernah dipinjamkan seseorang padanya libur musim panas dua tahun lalu. Rae sampai membaca buku itu empat kali karena jalan ceritanya yang aneh. Tokoh utama buku itu menggunakan anggar untuk melindungi semua orang-orang di sekitarnya tapi anggar jugalah yang justru membunuhnya.

Entah kenapa Rae tiba-tiba ingin mengembalikan buku itu. Maka ia pun memutar arah menuju pusat kota dan masuk ke dalam area Menara Minerva. Awalnya si resepsionis di lobi gedung itu menolak mengijinkan Rae naik menemui bos mereka karena si sekretaris tak bisa dihubungi dan ia tak berani menanggung resiko. Tapi ketika Rae berniat menitipkan buku itu bersama kartu namanya, melihat nama Rae, si resepsionis langsung gentar dan meminta maaf terus menerus pada Rae.

Akhirnya tanpa pengawalan, Rae diijinkan naik ke lantai 18 tempat ruangan direktur utama mereka berada. Ia hanya ingin mengetuk pintu, tapi karena melihat sedikit celah pintu, Rae langsung mendorong pintu itu terbuka.

Dan itu adalah keputusan yang sangat salah.

Rae kaget bukan main melihat Nolan sedang bermesraan dengan—sepertinya sekretarisnya sendiri. Si wanita itu duduk di atas meja kerja Nolan dengan kaki mendekap pinggang Nolan. Kancing bajunya terbuka sampai memperlihatkan bra hitam berendanya. Ia terlihat sangat menikmati ciuman Nolan di lehernya.

"Ah, maaf," saking paniknya Rae sampai gagal mengunci mulutnya. Tentu saja mereka seketika berhenti dan sebelum keadaan bertambah buruk, Rae langsung menutup pintu lalu berlari menuruni tangga sambil memaki dirinya sendiri.

"Rae," panggil Nolan sambil mengejar langkah Rae menuruni tangga. Mau tak mau Rae menghentikan langkahnya dan memaksakan dirinya menoleh, walaupun wajahnya pasti terlihat luar biasa merah saat ini. "Nolan, aku benar-benar minta maaf... Aku kira..." Rae tak bisa melanjutkan kata-katanya. Nolan hanya tersenyum dan mengajaknya ke ruang tamu di sebelah ruangannya.

"Darjeeling, English Breakfast, atau Earl Grey?" tawar Nolan.

"Mmm...Earl Grey. Kau membuat tehmu sendiri?" Rae tampak terkejut saat Nolan mengambil dua cangkir dan menuangkan air panas. Kantor ini membiarkan direktur utamanya membuat tehnya sendiri?

Ia tersenyum hingga memperlihatkan giginya yang rata dan putih itu. "Percayalah, teh buatanku lebih enak."

Rae meminum sedikit tehnya, meletakkan cangkirnya lalu terdiam, mencoba menghindari tatapan Nolan yang saat ini menguncinya.

"Jadi?" Nolan mencoba memancing Rae menyebutkan maksud kedatangannya.

"Oh, aku ingin mengembalikan ini." Rae langsung merogoh tasnya dan mengeluarkan buku tadi untuk ia berikan pada Nolan. Tapi pria itu tak mengambilnya. Ia melihat buku itu sejenak lalu berkata, "Kau boleh memilikinya."

Rae memutar matanya. "Aku sudah baca empat kali, Nolan. Aku sudah hafal isinya."

Nolan mengangkat alis. "Begitu? Kalau begitu di halaman berapa Cedric berhasil mengalahkan Liam dengan Epée-nya?"

En Garde!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang