30. Jantungan

468K 41.7K 9.9K
                                    


"Masih ingat teori lima detik tentang si Kutub Es?"

__________________________________

*deleted* 

*deleted* 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Sejak kapan sekolah ngajarin kalian buat pacar-pacaran? Orang tua kalian banting tulang buat sekolahin kalian tinggi-tinggi supaya kalian jadi anak yang pintar.”

Ceramah panjang lebar Pak Ben ditanggapi sunyi oleh Galen dan Salsa yang duduk di hadapannya. Galen berkali-kali melirik Salsa di sebelahnya yang sejak tadi menunduk.

“Kamu juga, Galen Bagaskara,” tuding Pak Ben pada Galen. “Jangan kasih contoh yang tidak baik sama adik-adik kelasmu. Apalagi tadi itu disaksikan semua angkatan.”

“Tapi pacaran kami sehat kok, Pak.” Galen bersuara. “Salsa bisa jadi motivasi saya buat belajar lebih giat. Karena saya juga mau masa depannya terjamin.”

Pak Ben terbatuk dengan tiba-tiba setelah mendengar kalimat tingkat tinggi Galen. Sementara Salsa mulai merasa kesehatan jantungnya terus diuji sejak aksi penembakan Galen di lapangan tadi. Ada apa sebenarnya dengannya?

“Sudah, sudah,” kata Pak Ben mengakhiri. “Kalian akan mendapat pengurangan poin karena sudah membuat keributan. Jangan diulangi lagi.”

“Kenapa Salsa juga ikut dikurangi poin? Yang buat ribut kan, saya.” Galen mencoba meluruskan.

“Kamu memang yang paling ribut,” keluh Pak Ben sambil menunjuk Galen. “Kalo begitu poin kamu Bapak kurangi dua kali lipat!”

“Nah, itu baru adil,” ucap Galen, membuat Pak Ben geleng-gelang kepala.

Setelahnya, Galen dan Salsa diperbolehkan keluar ruangan BK. Salsa buru-buru berbelok ke kanan menuju ruang kelasnya. Sejak pagi tadi ia seolah kehilangan rohnya. Sejak Galen menembaknya di depan banyak orang, juga sejak ia berusaha mengaitkan tatapan mata Galen dengan teori 5 detik milik Fira.

Benarkah Galen jatuh cinta padanya?

Lagi-lagi kerja jantung Salsa kembali diuji ketika ia menoleh dan mendapati Galen berjalan tepat di sebelahnya.

“K-kakak kenapa ngikutin aku? Bukannya kelas Kakak sebelah sana?” Salsa menunjuk arah berlawanan dari arah langkahnya.

Galen masih berjalan santai mengimbangi langkah pelan Salsa. Ia menoleh, kemudian menjawab dengan nada yang sangat tenang. “Emangnya salah kalau gue mau ngantar cewek gue ke kelasnya?”

Salsa langsung berpaling dengan wajah semerah tomat. Astaga. Mengapa ia jadi salah tingkah begini? Di satu sisi, Salsa masih belum bisa memercayai ini semua. Semua ini terlalu tiba-tiba. Dan sepertinya ia harus meluruskan masalah ini dengan Galen. Salsa tidak mau Galen merasa terbebani karena ingin membantunya menuntaskan misi untuk bertemu Miracle.

Salsa menghentikan langkah di dekat pintu kelasnya. Galen ikut berhenti di sebelahnya. Salsa menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya menghadap Galen. Ia memberanikan diri untuk berkata sesuatu, “Kak, aku—“

Kata-kata Salsa selanjutnya terpaksa harus ditelannya kembali karena tanpa diduga Galen mengusap puncak kepalanya dua kali, membuat Salsa memejamkan mata karena terkejut.

“Selamat belajar,”

Dua detik kemudian Salsa baru membuka mata dan melihat punggung Galen sudah menjauh.

Galen berbalik lagi, kemudian menunjuk Salsa sambil berseru, “Nanti siang pulang bareng gue!”

Galen tidak butuh respons apa pun dari Salsa. Ia kembali berbalik untuk melanjutkan langkah menuju kelasnya, meninggalkan Salsa yang kini memegang dadanya yang berdebar semakin hebat.

Bagaimana ini? Salsa tidak punya cukup uang untuk memeriksakan kesehatan jantungnya pada dokter spesialis.

Setelah beberapa saat menenangkan diri, Salsa membuka pintu kelas dan langsung di sambut keributan teman-teman sekelasnya karena kebetulan sedang tidak ada guru. Rupanya sejak tadi banyak teman sekelasnya yang mengintip dari jendela, bahkan dari ventilasi udara untuk mengamati interaksinya dengan Galen di depan kelas.

Nadin memeluk lengan Salsa dan menyeretnya masuk ke kelas. “Ciye, yang sekarang udah punya cowok. Ke kelas aja pake diantar segala,” godanya.

“Apaan, sih, Nad.” Salsa berusaha bersikap biasa saja.

Langkah Salsa dan Nadin seketika berhenti di tengah kelas ketika tiba-tiba dua orang temannya memparodikan kejadian di depan kelas yang baru saja terjadi.

Tomo mengusap puncak kepala Miko seraya berucap dengan nada yang sengaja dibuat semanis mungkin, “Selamat belajar,”

Miko tersipu malu-malu sampai membuat Salsa menatapnya jijik.

“Minggir lo,” kesal Salsa pada Miko. Ia dan Nadin melanjutkan langkah menuju kursinya.

“Mik, nanti siang pulang bareng gue!” teriak Tomo, bermaksud menggoda Salsa.

“Berisik!” seru Nadin membela Salsa. “Kelamaan jomlo lo pada, jadinya ngiri.”

Salsa duduk di kursinya. Ia menoleh sekali lagi ke kursi deretan belakang untuk memastikan sekali lagi bahwa kursi Cherry memang kosong. Sejak acara Pensi kemarin, Cherry tidak masuk sekolah. Padahal Salsa ingin membuat perhitungan pada cewek itu karena menduga bahwa Cherry-lah yang membuat Luna pingsan.

Salsa sempat menanyakan kejadian waktu itu pada Luna. Luna bercerita bahwa saat itu ada salah seorang anak panti berusia sekitar 5 tahun yang meminta bantuannya untuk mengambilkan balon yang tersangkut di pohon. Luna memutuskan untuk memanjat pohon itu. Namun, ketika berusaha menggapai balon di salah satu dahan pohon, Luna justru terjatuh hingga mengakibatkannya pingsan.

Walau cerita Luna sama sekali tidak berkaitan dengan Cherry, namun Salsa masih menaruh curiga dengan musuh masa kecilnya itu.

“Selamat ya, Sal. Masih tersisa waktu sekitar seminggu. Lo udah berhasil menuntaskan misi.” Suara Fira di depannya menyadarkan Salsa kembali. “Btw, gimana sama Miracle? Dia udah chat lo lagi?”

Salsa mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, kemudian menghidupkan layarnya dan mendapati ada 1 pesan LINE yang baru saja masuk sekitar satu menit yang lalu. Tapi bukan dari Miracle.

arnan11_ : Sal, lo terima Galen?

Kemudian, pesan selanjutnya masuk dari orang yang sama. Pesan yang membuat Salsa dilema dengan tiba-tiba.

arnan11_ : Karena kalo lo nolak dia, gw yg bakal maju deketin lo

TBC

Gimana rasanya direbutin dua cogan? Seneng nggak?

Makasih buat teror cinta dari kalian selama 10 hari ini. Padahal baru 10 hari gak update, tapi kangennya kalian sama Galen udah nggak terbendung. Jadi terharu :"

Kemarin itu aku lagi sibuk2nya lengkapin MIG buat naik cetak. Percayalah, Darlik bakal makin spesial buat dipeluk dalam wujud nyata.

Semoga setelah ini aku kembali menemukan ritme update yang teratur lagi. Makasih buat semua dukungannya.

Semoga part pendek kali ini bisa mengobati kerinduan kalian sama LenSa/ SalNan ❤ Masih belum pindah  jagoan kan? Tetap dukung...

Salam,
pitsansi

My Ice Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang