5. Hai

647 53 6
                                    

Memperhatikan sekumpulan anak cewek main basket adalah kegiatan yang dilakukan oleh Aga saat ini. Matanya fokus pada satu cewek yang mengoper bola dengan cara yang benar. Bukan dia saja tapi rata-rata anak cowok yang menjadi lawan tim para cewek itu juga ikut mengamati satu gadis yang sangat menonjol dari yang lain. Tampak menguasai permainan laki-laki ini.

Aga menyandarkan punggungnya mengamati cewek itu dalam diam.

Jangankan mau bertanding. Baru nendang bola saja sudah heboh duluan. Bola ada dimana, nendangnya ke arah mana. Namanya juga cewek. Banyak teriakan daripada bermain.

Para cowok yang melihatnya tertawa keras, mengejek mereka semua. Bahkan ada diantara mereka yang sesekali mengoda para cewek. Satu kata yang ada dipikiran cowok saat melihat cewek bermain bola. LUCU.

"Aduh, gimana nih cara nendangnya? Gue nggak tau woi!" teriak Amel heboh.

"Gue juga nggak tau Mel," sahut Febi yang berada di belakangnya.

"Tendang aja Mel. Bodo amat lah mau ngarah ke mana. Yang penting di tendang." seorang cewek yang rambutnya sebatas bahu memberi saran pada Amel.

"Enak banget ya lo ngomong. Gue yang ngelakuinnya susah tau!" ujarnya. Amel menendang bola tersebut dengan sekuat tenaga dan mendarat ke arah cewek yang berkacamata tebal membuatnya mengumpat.

"Eh, si bego bukannya di tendang malah di ambil. Oi! Ngapain lo pegang tuh bola? Mau lo bawa pulang? Hah?!" jeritnya.

"Maaf, gue nggak tau cara mainnya," ucapnya takut dan melepaskan bola yang sedetik lalu dipegangnya.

"Gue juga nggak tau cara mainnya. Tapi nggak gitu juga kali," timpal Febi.

"Kalo nggak tau jangan di tunjukin juga dong. Gimana sih. Kita kaum cewek jadi di ketawain noh sama kaum cowok." Amel mendelik para cowok yang menertawai mereka.

"Iya, di sok tahuin aja. Biar nggak kelihatan banget bodohnya," sambung febi.

"Kalian semua mau main bola atau adu mulut? Ngabisin waktu aja," sinis Abiegaill menghampiri mereka. Kalau seperti ini timnya bisa kalah telak. Walau ia yakin, mustahil untuk menendang bola saja tidak becus.

"Sini bolanya kasih ke gue lagi. Kita ulang. Bodo amat dengan pelanggarannya yang penting kita menang!" seru Amel menggebu, segera menggiring bola lalu menendangnya ke arah gawang dan...

Abiegaill memutar bola matanya, "bisa gitu ya?" herannya.

Gooool!!!

Amel berteriak sangat cetar membahana ketika berhasil mencetak gol secara asal-asalan. Ia berlarian heboh. Tidak sadar menghampiri Abiegaill kemudian memeluknya membuat gadis itu menaikan satu alisnya. Tersadar akan reaksi orang yang dipeluknya diam saja. Tidak membalas balik membuatnya sedikit kaget kalau ternyata yang dipeluknya adalah Abiegaill bukan Febi, sahabatnya. Langsung saja ia melepaskannya beralih merangkul bahu Febi di samping Abiegaill.

"Mel lo hebat banget. Nggak nyangka gue," kata febi senang.

"Iya dong. Siapa dulu Amel," ucapnya bangga sembari menepuk dadanya.

"Tapi sepatu lo...."

"Iya, kenapa dengan sepatu gue? Bagus, ya? Maklum belinya di paris. Sep---- Astaga! Gue nggak pake sepatu! Kemana hilangnya sepatu gue sebelahnya lagi?" tanyanya panik dan bingung

ABC (Antara Benci dan Cinta) TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang