7. Homo dan Lesbi?!

496 45 10
                                    

Anggia menatapi surat di atas nakas. Tersenyum miris dengan pribadi anaknya sekarang ini.

"Mamah, ada apa?" tanya Anggun sedikit kaget melihat kehadiran Anggia.

"Aga buat masalah lagi?"

Anggun meringis, "iya, Mah."

"Salalu saja."

"Biar Anggun yang akan datang."

"Memang kamu yang selalu mengurusi segala kelakuan buruknya. Kamu nggak jengah atau malu? Kalau benar begitu. Bilang saja sama Mamah."

"Ah, nggak Mah. Nggak papa kok. Anggun senang direpotkan olehnya," ucapnya memaksa tersenyum.

"Maafkan Mamah ya, Kak."

Anggun tersenyum tak enak. "Bukan salah Mamah, salah Aga tuh. Bandel emang itu bocah. Minta dipites lehernya."

Anggia mengelus rambut anaknya. "Sayang, Mamah mau ke butik. Jaga rumah ya. Bibi sama Paman lagi ke pasar."

"Iya, Mah."

"Kamu nggak ada jadwal keluar kan?"

"Kebetulan hari ini nggak ada Mah."

"Oh, baguslah. Makasih ya."

"Iya, Mah. Nggak usah sungkan gitu. Kayak sama anak tetangga aja ngomongnya."

Ucapan Anggun membuat Anggia tersenyum. "Baik-baik di rumah."

"Iya, Mah." Anggun menyalimi tangan Mamahnya lalu mengecup kedua pipinya secara bergantian. "Hati-hati Mah."

"Iya, sayang."

"Kakak! Lihat sepatu putih gue nggak?" Aga berteriak setelah mendorong keras pintu kamar Anggun.

"Apasih dek?!" sahutnya kesal.

Anggia sempat terkejut tadi.

Aga yang melihat sang Mamah ada di kamar Anggun juga jadi terasa canggung. Ia berbalik pergi sembari menggaruk kepalanya.

"Main nyelonong main cabut juga. Mau lo apa sih dek?" omelnya.

"Nggak jadi," sahutnya sedikit keras agar Anggun bisa mendengar suaranya yang sudah menjauh.

"Kemarin sepatunya habis  Mamah cuci karena kelihatan kumel terus dijemur di atas loteng. Tolong ambilin ya Kak, kasihin ke dia."

Hati Anggun berdesir. Kenapa sih Mamahnya belum bisa berdamai dengan masa lalu? Kan dia lelah jika harus menjadi perantara kasih sayang antara kedua ibu-anak ini.

"Iya, Mah. Yaudah Mamah pergi sana. Nanti keburu telat loh." Anggun mendorong Anggia pelan sembari memeluknya. Mengantarnya sampai depan pintu rumah.

***

"Bie, hari ini lo mau ke mana?" tanya Ulan mendudukan dirinya di samping Abiegaill yang duduk bersila.

"Di rumah aja."

"Ke bioskop yuk."

"Untuk?"

Ulan meliriknya datar. "Untuk mintai sumbangan."

ABC (Antara Benci dan Cinta) TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang