Sip Haa

2.5K 250 6
                                    

Gila. Semuanya sudah gila, atau hanya aku yang gila. Kenapa aku jadi mempertimbangkan apa yang dikatakan si Ming tadi. Sialan! Kurang lebih seperti itulah yang ada dalam pikiran Wayo saat ini, begitu melihat adegan lovey dovey kakaknya dengan Forth di seberang sana. Wayo mengacak rambutnya, sesekali dia menggosok-gosokan tangannya ke wajahnya juga. Ingin sekali dia menghampiri kakaknya itu, namun dia berubah pikiran. Wayo memutuskan untuk bertanya saat Beam dan dirinya sudah tiba di apartemen.

"Tunggu... tunggu! Tadi aku ini pacarmu kau bilang, hah?" tanya Beam. Kedua alis Forth bertemu. Dia tidak mengerti apa maksud pembicaraan Beam.

"Kapan aku menyetujui itu? "

"Aw... maksudmu apa, Dokter Beam? Jadi apa maksud dari semua yang sudah kita lewati selama ini." Forth semakin mengencangkan genggamannya.

Sshh! Beam sedikit merasakan sakit di tangannya karena genggaman Forth yang lebih kuat dari sebelumnya.

"Kenapa kau seperti ini? Apa kau malu? Tapi aku tidak peduli. Aku mencintaimu, dokter Beam."

"Aku tidak tahu. Lalu, aku harus bagaimana sekarang?"

"Tentu saja kau harus menerimaku. Kau akan tahu sebesar apa aku mencintaimu."

"Tapi, sekarang, aku... aku tidak bisa menerimamu atau apapun."

"Apa? Kenapa? Ayolah jangan seperti ini, Dokter Beam. Sejak bertemu denganmu, hidupku terasa lebih baik. Kenapa kau seperti ini? Apa kau punya pacar wanita?"

"Hei, bukan, aku tidak punya pacar." Dengan cepat Beam menjawabnya saat mendengar pertanyaan terakhir Forth.

"Em... lalu apa? Pokoknya kau harus katakan 'aku menerimamu Forth' seperti itu sekarang juga. Kumohon dokter Beam."

"Tapi aku benar-benar tidak bisa menerimamu."

Forth melepaskan genggamannya, dan memalingkah wajahnya. "Kau menghancurkan harapanku, kau seharusnya menolak saat kuajak bertemu. Jadi aku tidak akan merasa terlalu nyaman seperti ini. Maafkan aku, Dokter Beam. Maaf jika aku mengganggu kehidupanmu."

Beam tidak bisa menahan senyumnya, dia meraih wajah Forth untuk kembali memandang ke arahnya.

"Bagaimana aku bisa menerimamu, jika..."

"Jika apa? Katakan!"

"Jika kau tidak memintanya. Sekarang mintalah apa yang kau harapkan dariku."

"Maksudmu... kau memintaku untuk menyatakan cinta lagi?"

"Menurutmu?"

Forth yang tersenyum, kembali menggenggam tangan Beam. "Aku mencintaimu Beam. Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi untuk saat ini, aku hanya ingin dengar bahwa kau mencintaiku juga. Itu yang terindah dan akan selalu aku jaga. Maukah kau jadi pacarku?"

Aku akan belajar mencintaimu. Beam hanya tersenyum saat menganggukan kepalanya tanda bahwa dirinya mau jadi pacar pria kekar di depannya. Forth berdiri, dan mencium singkat pucuk kepala Beam. Lalu dia menundukan sedikit wajahnya agar bisa mencapai bibir merah muda milik dokte itu. Tapi Beam tidak akan membiarkan ada ciuman malam ini. Forth tidak akan mendapatkannya secepat itu.

"Hei... berhenti! Semuanya belum selesai. Ingat kau hanya kuberi waktu dua hari dari sekarang untuk melakukan syaratku tadi."

"Ugh, ini konyol, Dokter Beam."

VULNUS (It's Fate) Where stories live. Discover now