Yii Sip Hok

2.2K 211 18
                                    

Pete kembali ke kantor Forth setelah selesai perbincangannya bersama dokter Beam. Sebenarnya, Beam juga ikut, namun saat di lift menuju ruangan Forth, dia dihadang oleh paman Sing. Pete masuk ke ruangan Forth lebih dulu. Saat masuk, Pete menyaksikan amarah Forth untuk yang kesekian kalinya lagi. Forth sedang memarahi sekertarisnya, karena katanya, laporan yang dia berikan berantakan, padahal nona itu mengatakan berkali-kali bahwa laporan itu sudah diperiksa, dan memang sudah sesuai. Kertas-kertas yang berhamburan itu dipungut kembali olehnya, dibantu Pete. Forth sangat menyeramkan jika sedang marah. Semua orang yang ada di kantor, menyaksikan itu. Sesekali mereka saling berbisik. Sebelumnya, Forth tidak pernah semarah ini. Ada apa dengan atasannya ini? Kenapa dia berubah?

"Tenanglah, Forth!" Pete merangkul bahu Forth. Dia tidak menjawab, napasnya masih menggebu-gebu. Dia pun duduk sambil menggebrak keras mejanya. Semua orang kaget.

Lalu, pamannya masuk, bersama seseorang di sampingnya. Dia heran, kenapa semua orang yang ada disana terlihat ketakutan. Sekertarisnya itu menunduk sambil sesekali terseguk menahan tangisnya.

"Kali ini... apa yang kau lakukan Forth?"  Pamannya bertanya kepada Forth, namun matanya tertuju pada sekertarisnya. Mencari sebuah penjelasan. Forth tidak menoleh. Dia belum sadar, bahwa di sana ada Beam.

"Forth. Yiwa sudah bekerja bersama Kita selama bertahun-tahun. Dia selalu mendapatkan prestasi. Bagaimana bisa dia melakukan kesalahan?" lanjut paman Sing.

Forth akhirnya menoleh. "Tapi kali ini..." Dia menghentikan ucapannya, ketika melihat Beam dengan wajah datarnya.

"Beam..." bisiknya.

"Jika kau masih ingin marah-marah, aku akan kembali nanti." Beam membalikkan tubuhnya, hendak keluar ruangan.

"Tunggu Beam! Kau sudah di sini. Setidaknya, jelaskan kedatanganmu!"

Beam kembali membalikkan tubuhnya. "Untuk menghibur orang yang kau marahi, mungkin." Beam melangkah keluar.

Paman Sing, Pete dan yang lainnya menahan senyum mendengar jawaban Beam. Seketika ruangan itu menjadi sedikit bercahaya tanpa aura gelap yang sejak tadi menyelimuti.

Forth mengejar Beam, tapi sebelum itu dia berkata, "apa yang kalian lihat?" Dia pun berlari.

Semua orang yang ada di sana percaya, bahwa Beam adalah orang yang telah merubah sikap Forth dan yang akan merubah Forth kembali. Mereka saling berbisik.

"Kau lihat... dia mengejarnya," kata pegawai wanita.

"Siapa pria manis itu? Dia pasti orang penting dalam hidupnya," kata pegawai wanita lainnya.

"Sudah... sudah. Lanjutkan pekerjaan kalian." Paman Sing pun keluar.

"Jangan di ambil hati. Sebentar lagi, dia akan berubah lagi. Percayalah!" Pete menuntun Yiwa ke ruangannya sambil tersenyum.

"Aku tidak akan marah jika dia tidak berbuat kesalahan, Beam."

Forth dan Beam sedang berada di atap gedung. Entahlah, bagi Beam, atap gedung adalah tempat yang cukup tenang untuk berbicara.

"Itu bukan alasan, Forth. Kau tidak lihat... bagaimana wajah takut mereka?" ucap Beam. Forth menghela napas, tidak menjawab lagi.

"Pete mengatakan padaku, kau berubah. Jadi, aku ikut dengannya kesini. Dan... aku sudah menyaksiknnya sendiri." Beam terkekeh.

"Jadi... kau ke sini karena Pete?"

"Apa maksudmu? Tentu saja karena kau..."

"Apa? Aku tidak mendengarnya..." Forth mendekatkan telinganya ke bibir Beam.

VULNUS (It's Fate) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora