Dua

3.8K 427 59
                                    





"Kau pernah berjanji padaku, untuk tetap saling mempercayai satu sama lain bukan? Tetapi semakin kesini, entah mengapa kepercayaan itu mulai hilang karena adanya sebuah kebohongan besar. Aku jadi bertanya, apa kau sungguh mencintaiku?"







Jalanan tampak dipenuhi oleh beberapa orang-orang yang memulai aktivitasnya dalam bekerja dipagi hari. Beberapa kendaraan mulai memadati Seoul hingga membuat jalanan sedikit macet dibuatnya— seperti itulah keadaan dipagi hari karena orang-orang yang beberapa dari mereka berangkat untuk mulai mencari nafkah, bersekolah, hingga aktivitas lainnya.

Dan disinilah Sehun beserta keluarga kecilnya berada, didalam mobil sambil sedikit bercanda ataupun bermain dengan buah hatinya menunggu waktu sampai kendaraan mereka bisa berjalan. Tentunya bukan Sehun yang mengendarai melainkan supir pribadi miliknya tentunya.

Minho yang berada dipangkuan Sehun terus memegang pipi Sehun sambil mengelusnya dengan lembut. Sementara Yoona memainkan pipi putra kecilnya dengan gemas.

"Coba tunjukkan ke daddy, mana telinga Minho?" tebak Sehun.

Minho terlihat berpikir sejenak, membuat Yoona dan tentunya juga Sehun gemas sekali melihat bagaimana lucunya Minho berpikir. Setelah beberapa detik Minho menunjuk tepat di telinganya, tak lupa ia tertawa sambil menampilkan kedua giginya yang begitu lucu bagaikan seekor kelinci.

"Kalo gaya bibir monyongnya Minho gimana?" Sehun kembali mengajar Minho. Dan tanpa menunggu lama Minho memonyongkan bibirnya, tepat saat itu juga Sehun tertawa lepas bersama Yoona. Sehun spontan mencium bibir Minho dengan gemas karena merasa lucu akan tingkah dari putranya.

Sehun berniat membawa Yoona keperusahaannya tempat ia bekerja. Dikarenakan Yoona yang meminta untuk ikut bersama Minho dan Sehun hanya pasrah dan menyetujuinya meski ia tak suka karena Yoona tengah hamil dan tak ingin istrinya sampai kelelahan karena akan membuat sang bayi kenapa-kenapa.

"Sehun-aa, entah kenapa firasatku mengatakan kalau anak kita nanti itu perempuan yah?" tanya Yoona pelan.

Minho melirik kearah Yoona,"Adek?" bukan Sehun yang membalas melainkan Minho sendiri, Yoona terkikik geli karena putranya sangat tanggap menanggapi pertanyaan Yoona. Sifat dan kepintarannya sepertinya menurun dari ayahnya.

"Iya sayang, adek Minho, suka?"

Minho hanya tertawa membalasnya, sementara Sehun mengelus perut Yoona yang masih rata itu dengan senyumnya.

"Kenapa berpikir seperti itu?" tanya Sehun.

"Sepertinya dia tak suka jika kau mencium Minho tadi, tapi masih dugaan sih." balas Yoona. Iapun menatap Sehun dengan tertawa singkat sementara Sehun sedikit terkejut hingga ia mendekat kearah Yoona dan merangkul wanitanya beserta buah hati serta mencium kening Yoona dengan lembut. Tak lupa ia mencium perut Yoona yang masih rata meski sedikit buncit dikarenakan kehamilannya baru berjalan sebulan lebih ini.

"Kuharap juga dia perempuan haha biar imbang kan?" Sehun menatap Yoona seraya mengedipkan matanya dan satu alisnya terangkat. Yoona memukul pelan bahu Sehun sambil menampilkan senyum manisnya.

"Eumm.. Yoona?"

Yoona menoleh kearah Sehun sambil tersenyum membalasnya.

"Ya?"

Minho ikut menatap kearah Sehun, matanya yang sedikit bulat membuatnya terlihat cute menoleh kearah Sehun. Bibirnya sedari tadi tampak mengunyah sesuatu tetapi saat Yoona menyuruh Minho membuka mulutnya tak ada apapun disana. Mungkin hanya sekedar mengunyah saja.

Sementara Sehun tampak serius menatap kearah Yoona.

"Sepertinya aku menderita penyakit jantung sayang." Sehun menghela nafas singkat dan menatap sendu kearah Yoona.

Yoona melotot dengan sempurna.

"Serius? Kamu tidak bohong kan?" tanya Yoona khawatir, entah mengapa bibirnya langsung terlihat pucat pasih mendengar penuturan lelaki itu.

Tetapi sepertinya Sehun menahan senyum gelinya melihat reaksi Yoona yang sedikit berlebihan.

"Iya karena jantungku selalu berdetak lebih kencang bila aku dekat kamu.."

KRIK KRIK

*PLAK

"Akh~ appo chagiya..." rutuk Sehun mengelus dadanya yang sakit karena pukulan Yoona yang sedikit keras.

"Tidak lucu, kau tahu? Aku hampir jantungan berkat kau Oh Sehun!"

"Kwen~chana?" Minho mengelus dada Sehun dengan lembut persis seperti seorang yang khawatir akan padanya— faktanya memang Minho khawatir.

"Ya... Aku tak apa-apa sayang, Mommy mu itu yang berlebihan sampai memukul Daddy sesakit ini," lapornya pada sang buah hati. Dan Minho menatap kearah Yoona dengan polosnya, ia menaiki tubuh Yoona dan..

CUP

Minho justru mengecup bibir Yoona dengan gemas, Yoona yang terkejut langsung tertawa terbahak-bahak dibuatnya.

"Aigooo, menggemaskan sekali." Sehun mencubit pipi Minho begitu gemas.

Dan berakhirlah mereka yang tertawa bersama dalam mobil sambil menunggu kapan mereka sampai ke perusahaan milik Sehun.

.

Sontak semua membungkuk saat Sehun diikuti oleh Yoona dan Minho sang putra sulungnya berjalan ke koridor perusahaan miliknya. Semua pasang mata membungkuk dengan hormat dan menghentikan aktivitasnya. Semua seolah terbius sehingga spontan berbaris atau memberikan jalan bagi ketiga orang itu untuk leluasa menuju ke ruangan Sehun. Tak berhenti beberapa karyawan memuji sifat rendah hati dari Yoona, terbukti setiap orang yang menunduk hormat padanya maka Yoona membalasnya dengan lebih dari itu. Bahkan tak lupa senyumnya terus terukir manis membuat siapa saja ikut teduh dan tenang melihat Yoona.

Tak banyak yang begitu sangat menyukai keberadaan Yoona yang membuat mereka bekerja dengan nyaman, apalagi Sehun yang diketahui tegas tak akan pernah ingin membentak atau menegur jika ada Yoona.

Dalam artian Yoona-lah malaikat pelindung bagi mereka.

Jika banyak yang iri pada Yoona karena bisa menikahi lelaki sekelas Oh Sehun yang begitu tampan, memikat dan pesona yang tak main-main. Maka jangan salah, justru kebanyakan yang iri adalah mereka yang dimana Sehun mampu dan bisa menikahi wanita selembut dan sebaik hati serta rupa yang sungguh luar biasa menawannya Yoona.

Oleh karena itu sepasang suami istri itu adalah idaman banyak orang. Maka mereka dijuluki sebagai pasangan ter-sempurna yang mereka lihat.



Namun..

Dari ujung sana, terdapat sesosok wanita yang bertubuh se ideal mungkin, serta wajah yang terlihat begitu dingin menatap kearah Yoona tidak suka— tangannya terkepal melihat bagaimana mereka memperlakukan Yoona sebagai seorang dewi yang di elok-elokan membuat hatinya justru memanas.

Jujur saja ia benci dan tak suka pada wanita itu, ia benci bagaimana Yoona yang dicintai banyak orang dan bukan dirinya.

Maka, untuk menghancurkan wanita itu..
Ia harus mendekati atau bahkan merebut pria yang telah menemani wanita itu. Oh Sehun, atasannya dan iapun sukses merebutnya.

Ia tertawa dalam diam, tak ada pasangan yang terlihat sempurna bung~
Pasti akan ada salah satunya yang merasa khilap dan bermain api dibelakang. Itu hanya pencitraan semata, tanpa mereka tahu bagaimana Sehun— atasannya bermain diatas ranjang dengannya tanpa seorang pun yang tahu. Bahkan istrinya sendiri.

Soojung, wanita itu tertawa bangga.

Setidaknya ia bisa mengambil kebahagiaan wanita itu.

Dan ia tak akan pernah menyesal telah menjadi benalu dalam kehidupan Oh Sehun dan Yoona.

Karena mereka sama-sama saling mencintai.

Jadi ~ tak ada yang salah kan dalam hubungan mereka?








"Kasihan sekali kau Yoona-ssi, tanpa kau tahu Sehun bermain api bersamaku..."


*thor kok pendek amat sih?

Ketahuilah kemampuan menulisku hanya sampai disitu saja :)

ᴀꜰꜰᴀɪʀ || ʏᴏᴏɴʜᴜɴ ꜱᴛᴏʀʏ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang