Growing Pains

2K 261 8
                                    

#Daniel Pov

Akan kuceritakan ulang sebuah kisah. Kukira kau sudah sering mendengarnya, namun ini kisahku.

Jika aku tidak boleh menangis di toilet kampus hari itu, mungkin aku sudah akan pulang. Di sana, kuluruhkan segala bentuk emosi menjadi derai air mata yang membengkakkan mataku sendiri.

Setelah empat tahun bersama, baru kali ini dia menyakitiku. Dengan enam kata yang sangat sederhana. Yang lepas begitu saja tanpa ada penjelasan yang rinci. "Kita sudah tidak bisa bersama lagi."

Aku ingin sekali bertanya kenapa, namun kalimat pendek itu mampu mengunci segala sistem sarafku. Membuatku membeku hingga dia pergi begitu saja. Saat itu aku tidak bisa menangis. Tenggorokanku tercekat. Lidahku kelu. Seperti mau mati.

Aku terduduk di bangku taman kampus. Kepalaku seperti melayang-layang di udara. Padahal, kemarin baru saja aku selesai membungkuskan hadiah untuk ulang tahunnya. Dua hari lagi dia berulang tahun.

Masih kuingat betapa bahagia malam yang kita lewati bersama satu tahun yang lalu. Dua tahun yang lalu. Tiga tahu yang lalu. Dan baru kutahu jika tahun ke empat tidak akan pernah ada.

Tapi aku tidak bisa tenang jika harus ditinggalkan tanpa alasan. Jika saja memang karena salahku, setidaknya aku akan meminta maaf atas itu. Biarlah dia tetap pergi, namun setelah ia memaafkanku.

Aku segera menghubungi sahabatnya yang sepertinya juga ada di kampus hari ini. Tidak lama setelah itu, dia datang. Sahabat kecilnya yang kini juga bersahabat denganku.

"Nyel, ada apa?"
Aku segera memeluknya seperti gadis kecil yang baru saja menemukan boneka. Air mataku mengalir hingga membasahi kemeja putihnya.

tidak peduli jika status ku adalah seorang SEME

"Ada apa dengan dia, Minhyun-ah? Dia memutuskanku."

Kulihat Minhyun seperti menarik napas panjang. Terkejut. "Dia sudah memutuskanmu?"

"Kau tau jika dia ingin memutuskanku?"
Minhyun hanya menunduk.

"Kenapa, Hyun? Apa salahku?"

Minhyun menggeleng. Seperti ada hal yang tidak aku tahu tentang dia.

"Katanya, dia memiliki kekasih baru."
Aku tersenyum getir. Ya, mungkin sesuatu yang baru akan lebih baik.

Setelah penjelasan singkat yang membuatku cukup, kutitipkan pesan pada Minhyun. Aku ingin menemuinya nanti sore, di lapangan bola dekat rumahku. Aku ingin mengatakan sesuatu.

Dengan memenuhi permintaanku, kurasa dia masih cukup baik. Aku berdiri di sampingnya. Sama-sama menatap hijaunya rumput dan beberapa gembala kambing yang dilepaskan bebas di tengah lapangan.

"Seharusnya kamu bilang kalau aku sudah cukup buruk untuk menjadi kekasihmu."
Dia hanya diam. Ia Dia Ong Seongwoo. kekasihku, ah mantan.

Kurasa dia menggeleng. Karena saat itu aku sedang tidak menatapnya. Tapi aku merasakannya. Tatapan matanya.

"Sampaikan salamku untuk kekasihmu yang baru."

Kalau saja aku belum berlatih untuk mengatakan itu sebelumnya, mungkin aku akan membisu di tengah kata.

Tanpa banyak kata, aku membalik badanku menghadapnya. Sedikit menunduk dan menatap matanya yang selalu aku rindukan sebelum tidur. Menatap bibirnya yang selalu aku mimpikan dalam tidur. Rambutnya, alisnya, hidungnya, dan segala hal yang pernah aku miliki.

Kepalanya yang selalu membuat bahuku menjadi sandarannya yang membuatku melupakan segala macam kesedihan dan hanyalah kebahagiaan yang ada dalam pikiranku. Pelukannya yang begitu hangat. Baunya yang khas.

Damn. Dia membuatku benci mengingat.

Langkahku begitu berat untuk berbalik dan meninggalkannya. Namun tidak ada pilihan kali ini. Aku harus pergi, dan terimakasih untuk pernah menjadi milikku.

.

.

.

Sampai dua bulan setelah itu. Setelah tidak pernah ada kabar mengenai dirinya, Minhyun memberitahukan sesuatu. Yang aku benci dan tidak pernah aku harapkan. Seharusnya hal itu tidak pernah aku ketahui sampai mati.

Minhyun datang. Menggengam dan menatapku penuh penyesalah.

"Daniel. Kamu tau ke mana dia selama ini?"

Aku menggeleng. "Aku sudah tidak perlu tau, Hyun. Biar itu menjadi urusan dia dan kekasih barunya." Andaikan itu masih menjadi urusanku, Minhyun.

Minhyun menggeleng-geleng sambil menahan air matanya. Ada apa dengan dia?











"Kekasih barunya adalah leukemia. Asrama barunya adalah rumah sakit. Kegiatannya adalah kemotherapi. Dan dia sudah pergi bersama kekasihnya,Ongiemu . Selamanya."

Tidak. Selama ini dia masih tinggal di hatiku, Minhyun. Kau berbohong!





"I tried going into my lost memories
But now I can't see you
I discovered ourselves already disappeared
So it hurts (it hurts so much"

*Donghae & Eunhyuk - Growing Pains

END~~

Hai gatau kenapa aku lagi seneng bikin ff melow :')

jadi kangen Jonghyun :')

Maaf kalo ga ngefeel ya :'

Btw aku buat ff ini sambil dengerin lagunya D&E yg growing pains, enaken banget dan artinya cukup dalem :'

Hope u like and enjoyed it !

Jangan lupa Vote dan Comments!

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Little Sweet Called Love - [ONGNIEL]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang