_Soixante Douze_

3K 245 24
                                    

Amora mengigit jarinya sendiri seraya menatap layar USG yang menampilkan bayi Bulan.

"Bagaimana dok?" Tanya Amora cemas. Kenny memeluk pundak Amora. Mengusapnya agar Amora sedikit menenang. Tangan Amora menggenggam tangan Bulan yang terasa begitu dingin.

"Kondisi janinnya sangat baik kok. Detak jantungnya juga tidak bermasalah bayi Ibu sehat" ucap Dokter tersebut.

Amora menghela napas leganya.

"Oh syukurlah. Aku sungguh takut sekali. Hah aku merasa jantungku akan berpindah dari tempatnya." Ucap Amora

"Maaf" ucap Bulan

"Kau bodoh! Lain kali kalau ada apa-apa hubungi ku. Aku bilangkan langsung hubungi ku. Apa kau tuli!" Maki Amora.

"Sst sudahlah. Bayinya juga baik-baik saja" ucap Kenny

"Lalu bagaimana keadaan ibunya ?" Tanya Amora. Bulan menoleh menatap Amora. Air matanya terjatuh begitu saja. Baru kali ini Ia mendengar ada yang menanyakan ke adaanya. Selama ini hanya bayinya lah yang selalu di tanyakan. Bahkan Mike pun begitu.

"Saran ku harus ada pemeriksaan lanjut. Karna menurut keterangan Ibu bulan. Dia sudah sering merasakan sakit" ucap Dokter

"Ya periksa saja semuanya. Pastikan Ibunya dalam kondisi sehat." Ucap Amora

"Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan namun cukup pribadi apa tidak masalah bu Bulan jika saya tanyakan dengam ada mereka?" Tanya Dokter

"Tidak masalah" jawab Amora

"Hei yang di tanya Bulan. Bukan kamu. Memang nama mu Bulan" ucap Kenny

"Ya aku mau tau." Ucap Amora

"Kita tunggu di luar dulu saja. Bulan kita tunggu di luar ya" ucap Kenny. Bulan pun mengangguk.

Kenny pun menuntun Amora pergi.

"Engga mau. Aku mau disini" ucap Amora.

"Ayo Amora." Ucap Kenny

"Engga aku harus denger. Bulan itu selalu menyembunyikan sesuatu jadi aku harus tau" ucap Amora

"Dia tidak akan jujur pada dokter kalau kamu tetap di sini. Ayo keluar" ucap Kenny. Amora pun mengalah dan memutuskan untuk ikut Kenny keluar.
***
Mike memeluk Bintang dan Sarah yang menangis mengkhawatirkan ayah mereka yang colleps tiba-tiba.

"Tenanglah ayah kalian pasti baik-baik saja" ucap Mike

"Mike aku takut sekali" ucap Bintang.

"Tenanglah. Dokter sudah menangani. Sarah kamu pulang aja sekarang. Biar aku dan Bintang yang jaga papa kalian. Kasian Ayu di rumah" ucap Mike.

Sarah menatap kakaknya yang masih menangis Pilu. Bintang memang begitu menyayangi ayahnya terlihat dari berapa kerasnya Ia mencoba menjaga ayahnya.

"Yaudah aku pulang. Ngga papa kan kak Bi?" Tanya Sarah. Bintang mengangguk.

"Kalau ada apa-apa hubungi aku ya kak" ucap Sarah.

Bintang mengangguk lagi. Ia sungguh tak mampu mengatakan apapun. Sarah pun dengan berat hati memilih untuk pulang.

Mike masih mencoba menenangkan Bintang. Di usapnya kepala Bintang yang masih memeluknya erat. Mike sungguh tak tau bagaimana rasanya melihat orang tua yang sakit seperti itu. Bintang pasti sangat takut sekarang. Ponsel Mike kembali bergetar. Jam setengah 2 malam Bulan masih terus menelfonnya. Mike memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.
Bintang menghentikan tangisnya dan menegakan tubuhnya. Mike dengan lembut menghapus air mata Bintang.

Lose Me in The Moon (Complete)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon