Dress

845 104 1
                                    

Namjoon berkali-kali mencoba untuk menghubungi Seokjin untuk menanyakan dress macam apa yang wanita itu pakai. Tapi sama sekali tidak mendapat jawaban. Namjoon hanya ingin memastikan karena biasanya Seokjin lupa tentang acara yang akan dia hadiri sehingga membeli dress yang tidak sesuai dengan acaranya.

Tahun lalu Namjoon mengajaknya untuk makan malam dengan keluarganya. Lalu Seokjin bilang, "Baiklah, jemput aku malam nanti, aku akan membeli sebuah dress terlebih dahulu."

Namjoon sudah bilang pada Seokjin bahwa itu hanya makan malam santai dengan keluarganya. Tapi berakhir dengan Seokjin yang datang menggunakan dress yang sedikit berlebihan.

Tapi orang tuanya memaklumi. Mereka bahkan memuji Seokjin yang terlihat menawan malam itu. Yah, memang menawan, tapi Namjoon bersusah payah untuk tidak menghujani Seokjin dengan ciuman manis. Damn, kekasihnya terlihat sempurna sekali saat itu.

Dan kali ini Namjoon juga khawatir dengan kemungkinan Seokjin membeli sebuah dress tanpa lengan atau open back atau terlalu pendek atau bagian dadanya terlalu terbuka. Mereka akan makan malam di rumah keluarga Lee dimana ada Lee Jaehwan si pria pemburu Seokjin. Pria itu sudah mengejar Seokjin sejak berada di bangku menengah atas.

Beruntung sekali pada tahun terakhir sekolahnya Seokjin pergi ke Kanada dan bertemu dengannya. Mereka bersahabat dan menjadi sepasang kekasih selama lima tahun setelahnya.

"Aish.. Kuharap dia memilih dress yang pas. Ah, haruskah dia memakai dress? kurasa sebuah atasan dan celana juga tidak masalah." matanya melirik jam di dinding kamarnya. Dia sudah siap dengan jas hitam Giorgio Armaninya sejak pukul empat sore tadi. Dia menunggu kabar dari Seokjin hingga terburu-buru dan tidak melihat jam sama sekali. Berakhir dengan dirinya yang siap sebelum waktunya.

Tubuhnya langsung melompat dari kursi kulit yang didudukinya ketika ponselnya berbunyi. Berdehem beberapa kali sebelum mengangkat panggilannya.

"Ya sayang?"

"Aku sudah selesai, kurasa kalau kau jemput sekarang tidak masalah. Kita bisa membeli sebuah hadiah untuk mama Lee."

Seokjin memanggil orang tua Lee Jaehwan dengan panggilan mama papa. Keluarga mereka sangat dekat,walau tidak sedekat keluarganya dengan Seokjin.

"Baiklah, kau dimana?"

"Aku di rumah. Maaf tidak menjawab panggilanmu, aku sibuk menyiapkan diri."

"Tidak apa. Aku akan jalan ke sana."

.

.

.

Seokjin menunggu di lobby rumahnya. Berulang kali dia memanggil beberapa penjaga dan bertanya tentang penampilannya. Dia ingin terlihat cocok bersanding dengan Namjoon.

Namjoon itu sangat berwibawa, berbeda dengannya yang santai. Jadi ketika ada acara dan dia datang bersama Namjoon, dia selalu kelimpungan memilih dress Ya, Seokjin selalu membeli dress untuk setiap acara yang dia datangi dengan Namjoon. Karena menurutnya, pendamping pria berwibawa haruslah memakai dress ke setiap acara agar tidak memalukan si pria berwibawa.

Setelah memilih selama empat jam bersama kakeknya, pilihan Seokjin berakhir pada dress hitam wonderland collection Dolce and Gabbana fall winter dan Ralph and Russo black heels untuk alas kakinya.

Setelah memilih selama empat jam bersama kakeknya, pilihan Seokjin berakhir pada dress hitam wonderland collection Dolce and Gabbana fall winter dan Ralph and Russo black heels untuk alas kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin menarik nafasnya ketika Lamborghini aventador lp700-4 putih milik Namjoon berhenti di depan pekarangan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin menarik nafasnya ketika Lamborghini aventador lp700-4 putih milik Namjoon berhenti di depan pekarangan rumahnya. Seokjin berlari kecil keluar rumah dan tidak sengaja menginjak batu, ya.. Dia tersandung, di depan Namjoon. Ini memalukan. Beruntung dia tidak jatuh dan heelsnya baik-baik saja.

"Kau tidak boleh berlari memakai heels seperti tadi, kau bisa terluka." Tubuhnya masuk ke dalam rangkulan hangat Namjoon. Seokjin tersenyum. "Aku tidak apa-apa. Waah, kau tampan sekali."

"Seperti biasanya."

"Tidak, kau biasa saja biasanya."

Hidungnya dicapit lembut oleh jari Namjoon. "Eii, apa sulitnya jujur." pria itu melepas rangkulannya pada Seokjin dan mengulurkan tangannya. "Ready?"

"Tunggu sebentar!" Seokjin sedikit menjauh dari Namjoon dan merentangkan tangannya. "Bagaimana penampilanku?"

Namjoon terkekeh. "Kau selalu sempurna sayang."

Bibir Seokjin mencebik. "Bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Apa aku sudah cocok bersanding denganmu?"

Tawa Namjoon langsung meledak. Seokjin menanyakan hal seperti itu? Seharusnya dia yang bertanya. Wanitanya adalah wanita dengan penampilan paling luar biasa, Namjoon terkadang merasa tidak cocok bersanding dengan Seokjin.

"Harusnya aku yang bertanya."

"Kau kan berwibawa, jika aku yang santai ini mendampingimu apa kata orang?"

Namjoon mendekat dan meraih tangan Seokjin. "Kau itu sempurna dan semua orang akan tetap berpendapat seperti itu apapun yang kau pakai."

"Aku memikirkan pendapat orang tentang keberadaanku di sampingmu."

"Aku tidak peduli dengan mereka. Selama aku bahagia denganmu dan sebaliknya, kenapa aku harus peduli?"

Dan Seokjin memberikan sebuah ciuman ringan di bibir Namjoon. Dia merasa benar-benar puas dengan jawaban Namjoon.

"Kita bisa berciuman lagi nanti. Keluargamu pasti sudah menunggu, ayo."

Wajah Seokjin merona. Namjoon yang melihat mencium sekilas pipi Seokjin dengan gemas dan membawa kekasihnya masuk ke dalam mobilnya.

.

.

.

Makasih banyak buat kalian yang baca :)

Maaf kalo ada typo :(

Have a nice day ! Peace.

Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang