Before

683 86 1
                                    

Seokjin itu wanita kuat yang memiliki pendirian sekuat titanium. Namjoon akui itu. Wanita itu mungkin tidak akan segan memukuli Kim Jong Un jika pria itu berani meluncurkan misilnya. Ok, itu hanya pemikiran Namjoon, tidak perlu dipikirkan.

Seokjin pernah memukuli seorang wanita yang kejam sekali karena berniat meninggalkan bayinya di pinggir jalan. Namjoon melihat itu, itu adalah pertama kali dalam hidupnya dia melihat wanita seperti itu, wanita yang sepeduli Seokjin. Namjoon yang tertarik mendekat dan membantu Seokjin dengan menghubungi polisi.

Itu awal pertemuan mereka.

Hampir setiap hari mereka bertemu setelah pertemuan pertama mereka karena siapa yang menduga bahwa kamar hotel mereka berdekatan. Namjoon sedang berada pada perjalanan bisnis sementara Seokjin dikirim kakeknya untuk mencari inspirasi resep baru.

Hampir setiap malam mereka berbincang disatu cafe yang tidak jauh dari hotel, Namjoon meminta saran tentang berbagai masalah yang dia hadapi dan Seokjin meminta saran atas resep, tidak jarang juga atas masakannya.

Masakan Seokjin adalah yang terlezat. Bahkan jika dibandingkan chef bersertifikat yang bekerja di hotel atau restoran bintang lima.

Semuanya mengalir begitu saja. Namjoon menyatakan perasaannya sebelum pergi kembali ke Korea dan Seokjin memintanya untuk menunggu karena wanita itu merasa sedikit ragu.

Namjoon bisa memaklumi. Baru kurang lebih dua minggu mereka saling mengenal. Tapi Namjoon sudah benar-benar jatuh untuk Seokjin.

Lalu di Korea, Namjoon tidak sengaja menangkap Seokjin sedang tersenyum di depan toko kue. Wanita itu menatap sebuah wedding cake raksasa yang toko itu pajang.

Namjoon tentu langsung menghampiri. Menepuk pelan punggung Seokjin dan tersenyum. Wanita itu sedikit terperanjat, tapi membalas senyumnya dengan manis.

Namjoon bukan pria gila yang langsung menagih jawaban atas pernyataan perasaannya. Dia mengajak Seokjin untuk mendatangi sebuah restoran dan bercengkerama. Namjoon bahkan tidak mengungkit kejadian Kanada itu, tapi Seokjin tiba-tiba meminta maaf karena dia menggantung Namjoon. Well, Namjoon tidak masalah. Selama Seokjin belum menolak dia masih baik-baik saja.

Namjoon tidak masalah bila Seokjin tetap bungkam sampai tahun depan, toh seminggu berlalu dan dia baik-baik saja.

Seminggu itu Namjoon lewati dengan diam-diam memberikan Seokjin kepercayaan bahwa dia bisa menjadi pria yang baik untuk Seokjin.

Namjoon bahkan dapat memahami Seokjin luar-dalam hanya dalam seminggu.

Seokjin itu batu di luar tapi kapas di dalam. Pernah sekali saat Namjoon berjalan dengan Seokjin, tiba-tiba ada entah siapa, Namjoon tidak tahu, yang jelas sosok itu adalah seorang wanita.

Tidak tahu apa masalahnya, tapi wanita itu tiba-tiba menyiram Seokjin di tengah keramaian dan mengatakan sesuatu tentang merebut pria. Bukan hanya itu, wanita itu juga membawa orang tua Seokjin dan menyebut mereka dengan sebutan yang sangat buruk.

Seokjin mengamuk.

Tapi setelah Namjoon menghubungi polisi dan berbohong bahwa wanita itu menyerang Seokjin- well, bukan sepenuhnya kebohongan. Setelah wanita itu dibawa oleh polisi, Seokjin menangis.

"Orang tuaku itu tidak seperti itu, lagipula aku tidak ingin Jaehwan."

Tepat sehari setelah itu Namjoon mengenal siapa itu Jaehwan. Tanpa basa-basi, Namjoon berjalan dengan cepat dan menghadiahkan pria itu dengan satu tonjokkan. Setelah itu dia pergi begitu saja.

Yah, Namjoon cukup takut saat itu. Tubuhnya bergerak tanpa dikendalikan oleh otaknya. Bahkan otaknya masih tidak bisa mempercayai apa yang tangannya lakukan pada pria yang ternyata anak teman lama ayahnya.

Tapi ketika Jaehwan mendatanginya, Namjoon bisa membela dirinya dengan kisah wanita yang menyiram Seokjin dengan membawa nama Jaehwan. Dia membalik amarah Jaehwan padanya pada wanita sialan kemarin.

Itu berhasil.

Dia berteman baik dengan Jaehwan selama seminggu, sebelum dia tahu bahwa hati Jaehwan juga jatuh pada Seokjin. Setelah itu dia benar-benar memusuhi Jaehwan.

Geez, dia bukan tipe pria yang memusuhi pria lainnya hanya karena wanita. Jaehwan yang memulai duluan.

Namjoon mengirim satu buket rangkaian bunga untuk memberi selamat atas cabang baru yang wanita itu buka di Jepang. Namjoon ingat bahwa dia menaruh buket itu di atas meja kerja merah muda Seokjin. Dia melangkahkan kakinya keluar untuk meminta segelas air. Ketika dia masuk kembali..

Jaehwan membakar buket miliknya di tempat sampah besi milik Seokjin.

Dasar gila.

Beruntung sekali setelah itu Seokjin datang dan memarahi Jaehwan. Lalu tepat di depan si gila itu, Seokjin menerima pernyataan Namjoon.

1 - 0

Dan yah, tentu masih banyak kemenangan lainnya yang diperoleh Namjoon ke depannya.

.

.

.

Makasih banyak buat kalian yang baca :)

Maaf kalo ada typo :(

Have a nice day ! Peace.

Story of UsWhere stories live. Discover now