Gone

669 80 3
                                    

Namjoon pasti akan benar-benar kehilangan akalnya setelah ini.

Ingat minggu lalu ketika dia 'mengancam' Seokjin bahwa dia akan pergi keluar negeri selama sebulan? Tidak, dia tidak melakukannya. Tentu tidak, dia belum siap untuk meninggalkan Seokjin dalam waktu yang lama. Tidak, Namjoon tidak pergi..

Tapi Seokjin iya.

Ini benar-benar gila. Wanita itu tiba-tiba tidak menghubunginya sama sekali seharian penuh. Tidak menemuinya sama sekali. Bahkan tidak memberi petunjuk kemana dia pergi. Apa ini karena ancaman yang Namjoon berikan, jadi Seokjin berpikir 'sebelum Namjoon pergi aku juga harus pergi'? Geez, Namjoon tidak tahu. Sudah hampir seminggu Seokjin pergi dan dia hampir menyerah untuk tidak memasukkan dirinya sendiri ke dalam rumah sakit jiwa.

Ya, dia hampir gila. Seokjin menghilang dan Namjoon tidak tahu kemana Seokjin pergi. Atau mungkin Seokjin diculik? No, that's the last thing Namjoon wants to happen. Bahkan Namjoon tidak ingin itu terjadi.

Jawaban tidak tahu menjadi makanannya sehari-hari, karena setiap hari pula dia bertanya pada setiap orang yang mengenal Seokjin perihal menghilangnya wanita itu.

Namjoon bertanya pada orang tua Seokjin, kakek Kim, setiap pelayan di rumah dan rumah utama kekasihnya, teman-teman kekasihnya, karyawan kekasihnya di Korea maupun luar, orang tuanya sendiri, orang tua Jaehwan.. bahkan hal yang paling Namjoon sesali adalah bertanya pada Jaehwan. Karena bukan hanya jawaban tidak tahu yang dia dapat, dia juga dapat omelan karena tidak menjaga Seokjin dengan baik. What the..? Bukan Namjoon yang tidak menjaga Seokjin dengan baik, kekasihnya saja yang terlalu penuh dengan kejutan.

Dan Namjoon perlu memikirkan kembali tentang melaporkan Seokjin ke polisi sebagai orang hilang. Itu bukan opsi terakhir yang Namjoon miliki sebenarnya. Tapi siapa yang ingin menghabiskan waktu dengan mencari ke setiap sudut kota, jika tidak ketemu? Mencari ke seluruh kota di Korea? Tetap tidak ketemu? Hinggap di setiap kota asing di negara asing untuk mencari Kim Seokjin yang merupakan separuh hidupnya? Itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami berukuran mega.

Dan mungkin memerlukan selamanya. Namjoon membutuhkan Seokjin secepatnya.

Namjoon bahkan membolos hanya untuk berdiam diri di rumahnya dan merenung, memikirkan alasan kenapa Seokjin menghilang. Dia pikir mungkin itu akan membawanya pada satu petunjuk yang mengarah langsung pada menghilangnya Seokjin.

Ayahnya tidak marah, cenderung begitu tenang, begitu pula ibunya. Bahkan ibunya tidak marah ketika dia menitipkan Patsy seperti biasanya. Oh, Patsy adalah kucing peliharaannya omong-omong. Ralat, kucing Seokjin yang kekasihnya itu terlalu sering titipkan padanya hingga terlihat seperti itu adalah milik Namjoon. Namanya lucu bukan? Seokjin yang menamainya.

Tapi untuk hari ini, Namjoon memiliki Patsy bersamanya. Bukan hari ini saja, sudah seminggu ini Namjoon membawa kucing itu ke rumahnya dan menampungnya. Sebenarnya ini diluar keinginan Namjoon, tapi hatinya membutuhkan Seokjin. Karena Seokjin tidak ada, maka sesuatu yang berhubungan dengan Seokjin bukanlah masalah.

"Hei gemuk, dimana mamamu, hm?" Namjoon mengangkat gumpalan berbulu yang mengeong itu dari ranjangnya. Ditatapnya mata bulat hitam itu lekat, mencari jawaban dari pertanyaannya.

"Meong."

"Ayolah, kekasihku itu sering sekali berbicara denganmu, pasti dia memberitahumu sebelum dia pergi bukan?"

"Meooong."

Namjoon mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu dengan tidak? Apa kau tidak tahu.. atau Seokjin tidak memberitahumu.. atau kau tidak ingin memberitahuku?"

Patsy hanya diam, membuat Namjoon frustasi. Tapi, ok, ini salahnya, kucing tidak bisa berbicara.

"Meong artinya kau tidak tahu. Meoong artinya Seokjin tidak memberitahumu. Me-"

Story of UsWhere stories live. Discover now