Kisah ashabul kahfi (part7)

3.7K 518 0
                                    

Tamlikha kemudian berkata: "Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan.

Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!" Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota.

Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui.

Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan:

"Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah."

Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri:

"Kusangka aku ini masih tidur!" Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil.

Ia berjalan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti:

"Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?" "Aphesus," sahut penjual roti itu.

"Siapakah nama raja kalian?" tanya Tamlikha lagi. "Abdurrahman," jawab penjual roti.

"Kalau yang kau katakan itu benar," kata Tamlikha, "Urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah wang ini dan berilah makanan kepadaku!" Melihat wang itu, penjual roti keheranan.

Kerana wang yang dibawa Tamlikha itu wang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Talib:

"Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, cuba terangkan kepadaku berapa nilai wang lama itu dibanding dengan wang baru!"

Saidina Ali menerangkan:

"Kekasihku Muhammad Rasul Allah SAW menceritakan kepadaku, bahawa wang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan wang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!"

Saidina Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha:

"Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan semua itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!"

"Aku tidak menemukan harta karun," sangkal Tamlikha. "Wang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota kerana orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!"

Penjual roti itu marah. Lalu berkata: "Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa wangmu itu kepadaku?

Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam!

Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?"

Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil.

Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: "Bagaimana cerita tentang orang ini?"

"Dia menemukan harta karun," jawab orang-orang yang membawanya. Kepada Tamlikha, raja berkata:

"Engkau tak perlu takut! Nabi Isa AS memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu.

Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat." Tamlikha menjawab:

"Tuanku, aku sama sekali tidak menemukan harta karun!

Aku adalah penduduk kota ini!" Raja bertanya sambil keheranan:

"Engkau penduduk kota ini?" "Ya. Benar," sahut Tamlikha. "Adakah orang yang kau kenal?" tanya raja lagi. "Ya, ada," jawab Tamlikha. "Cuba sebutkan siapa namanya," perintah raja.

Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1,000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan.

Mereka berkata: "Ah..., semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?"

"Ya, tuanku," jawab Tamlikha. "Utuslah seorang menyertai aku!" Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi.

Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengiringnya:

"Inilah rumahku!"

TBC

*

Next aja yaa readers ke part 8
Jangan lupa vote, comment anf share yaa semoga bermanfaat.

Top Kisah Islami √Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt