1. Kencan sama Nenek

11.5K 1.4K 128
                                    

Kalau masih bisa disebut beruntung, mungkin itulah keberuntungan paling menguntungkan bagi Surya. Dipukul kekasih yang cemburu mungkin masih bisa ditolerir, tetapi didatangi seorang suami yang cemburu itu masalah besar. Dalam sepak terjangnya di bidang percintaan, Surya tidak pernah berpikir bahwa seorang suami bisa turun tangan karena kecemburuan terhadap anak SMA sepertinya.

"Lo juga, sih, bego!"

Surya menaikkan alisnya, ia bego? Memang, tidak diberitahu pun ia paham betul dengan dirinya sendiri.

"Kalau udah gini, lo mau apa?" Salju menatap jengah akan tindakan bodoh Surya kali ini.

"Lanjut."

"Gila!" Salju menggeleng-geleng tidak percaya.

Surya pernah dicaci maki di depan umum, dipermalukan, bahkan dipukul. Hanya menunggu waktu saja sampai ada yang tega membawa itu ke jalur hukum. Beruntung pula Salju yang seperti preman terminal itu melindunginya, ia tidak akan bisa selamat dari kejaran jika tidak ada dirinya.

"Mau makan apa? Gue traktir."

Salju memutar bola matanya kesal. Itu adalah aksi penutup mulut yang paling elegan. Salju tahu Surya tidak mungkin membiarkan papanya tahu bagaimana kelakuan anak lelaki satu-satunya itu di sekolah. Bodohnya, Salju selalu menurut dengan apa yang Surya sodorkan.

"Begonya gue selalu kayak kucing dikasih ikan," Salju menggerutu kesal, terlebih pada dirinya sendiri.

Surya tertawa. "Kucing dan ikan bukan simbiosis mutualisme."

"Dari awal kan emang lo aja yang untung. Gue nggak."

"Oh ya? Terus gimana kalau Tante Yuli sampai tahu kalau anaknya yang satu ini ternyata doyan—"

"Diem!" teriak Salju tertahan. Tangannya berhasil membungkam mulut Surya.

Surya menahan senyum melihat ketakutan Salju. Ia tahu Salju pun tidak mungkin membiarkan orang tuanya tahu bagaimana dirinya sebenarnya.

"Awas, jangan bilang macem-macem!" Salju mengancam.

Surya benar takut jika Salju marah. Cewek itu mungkin bisa membunuh kalau itu hal yang tidak dosa. Sebagai cewek, ketimbang lemah lembut, Salju malah membuat cowok takut untuk dekat-dekat dengannya.

"Sal, gue mau ngomong."

"Kayak penting aja."

Decakan pelan terdengar dari Surya. Tangannya menepuk pundak Salju yang duduk di sebelahnya. "Lo boleh jatuh cinta sama siapa pun, tapi jangan lupakan harga diri lo."

Tatapan horor terarah pada Surya. Salju menatapnya seakan ucapan itu adalah kalimat paling menakutkan yang pernah didengar.

Cewek itu berdiri dengan wajah yang tidak bersahabat. "Mirror, please!"

***

"Em, Tante ...."

"Kok panggil Tante, sih? Sudah dibilangin aku masih muda."

Surya bergidik ngeri. Tangannya sibuk menepis cekalan tante-tante itu di lengannya.

"Umurku masih 30."

Surya seketika menoleh cepat. "Masa? Kok kayak 60 tahun?"

"Yaaaa lebih dikit. Nyerempet 60, lah."

Surya bersungut kesal. Lebih dikit apanya? Sisanya? Korupsi 30 tahun dibilang sedikit. Bahkan umur tante-tante yang ia temui di Pasar Kembang itu lebih tua daripada mamanya.

"Sebelum nonton, makan dulu yuk! Sambil nunggu jam tayangnya." Wanita itu menatap jam yang terlihat sangat mahal di tangannya yang keriput. "Masih 2 jam."

SURYA & SALJUWhere stories live. Discover now