23. Ngambek

4.8K 895 126
                                    

Ayo vote dan komen mwehehe❤️
Happy reading❤️
***

Bego! Bego! Bego!

Surya mengacak rambutnya frustrasi. Langkahnya tidak juga berhenti mondar-mandir di kamar kosnya. Bodoh banget, bisa-bisanya kemarin langsung tancap gas begitu. Salju jadi pergi darinya. Apa yang Salju pikirkan setelah itu sungguh tidak diketahui Surya.

Mulut memang harus dijaga. Sadar diri dulu sebelum ngomong! Batin Surya, merasa sangat bodoh. Salju bahkan masih sakit hati, bisa-bisanya Surya nyablak seenak hati, seakan-akan melupakan adalah hal yang mudah bagi seorang cewek.

Surya duduk di tepi tempat tidur, menatapi ponselnya yang belum juga menunjukkan tanda-tanda ada notifikasi pesan dari Salju. Sepulangnya dari rumah Salju kemarin, ia langsung kembali ke Bandung. Hari itu juga. Ia hanya tidak ingin Salju semakin marah padanya jika ia terus ada di sana. Semua semakin jelas saat hari ini Salju tidak menjawab panggilan dan pesannya.

Coba sekali lagi. Surya menekan kontak Salju untuk menghubungi cewek itu. Cukup lama, sebelum suara Salju terdengar.

"Gimana, Surya?"

Mungkin berlebihan, tapi Surya tidak sadar sudah tersenyum lebar.

"Sorry, abis mandi. Susah banget tau mandi sambil mastiin tangan kiri nggak kena air." Terdengar tawa Salju di seberang sana. "Gue bungkus plastik tetep aja ada air yang masuk."

Surya ikut terkekeh.

"Eh, iya. Ada apa? Gue baik-baik aja kalo lo mau mastiin."

"Lo beneran males pegang hp kayaknya, Sal, sampai nggak tau gue kirim pesan," ujar Surya dengan nada bercanda.

"Gue pegang semalam, Sur. Terus males karena udah kebiasaan nggak terlalu ngurusin hp sejak sama si mantan. Ketinggalan di ruang tamu. Ini juga Mama yang ngasih tau kalo lo telepon. Sorry, ya. Gue emang harus mulai terbiasa lagi kayaknya. Kuliah, kan, butuh hp juga," cerocos Salju tanpa henti di seberang sana.

Surya jadi malu sendiri. Ia kira Salju benar-benar marah padanya. "Sal," panggilnya pelan.

"Apa?"

Diam beberapa saat. Bagaimana cara menanyakan kejadian kemarin? Bagaimana Surya meminta maaf atas kelancangan ucapannya kemarin?

"Lo kenapa, Sur? Pindah video call, ya?"

Surya mendapati panggilannya beralih ke video. Tanpa menunggu lama, wajah Salju sudah memenuhi layar ponselnya. Jari tangannya tanpa sadar mengusap layar melihat wajah kanan Salju yang masih terlihat sedikit bengkak.

"Mau ngomong apa? Gue dengerin."

Salju memang selalu tahu jika Surya ada masalah. Cewek itu selalu lebih mengertinya daripada Surya sendiri.

"Lo kemarin langsung pergi gitu aja, karena ucapan gue?"

Terlihat Salju mengernyit. Cewek itu terlihat berpindah tempat, duduk bersandar di kepala tempat tidur. "Ucapan yang mana?"

Surya susah tidur semalaman karena merasa bersalah, dan ternyata Salju malah tidak mengingatnya? "Yang gue bilang kalo lo udah siap, lo boleh ngomong ke gue."

"Oh, yang itu." Salju berdecak. "Nggak, Surya. Lo, kan, udah biasa kayak gitu dari dulu. Nggak bikin gue tersinggung sama sekali. Malah gue kira, lo bener-bener ngerasa bersalah makanya mau mastiin gue move on. Gitu, kan?"

Entah Surya harus sedih atau bahagia mendengar itu. Sedih karena Salju tidak menangkap maksudnya yang akan menunggu cewek itu, dan bahagia karena Salju tidak marah. Mungkin dua-duanya.

SURYA & SALJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang