Part 4

7.1K 247 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Bolehkah aku menjadikanmu sebagai prioritasku ? ~

💐💐💐

Arza berjalan mendekat ke tempat Bunga berdiri. Mengambilkan kantong plastik belanjaan Bunga yang terjatuh. Bunga mengerjapkan matanya berkali-kali. Perasaan khawatir, shock dan takut bercampur jadi satu.

Kantong plastik itu disodorkan Arza tepat dihadapannya “Punya kamu”.

“M..ma..kasih” kata yang berhasil Bunga ucapkan itu terdengar bahwa ia sedang gugup.

Arza terkekeh pelan saat ia mendengar ucapan Bunga yang menurutnya lucu. Entah, akhir-akhir ini hal apapun yang mengenai gadis itu membuat Arza bisa tertawa lepas.“Iya sama-sama.”

“Emangnya ada yang lucu ?” Bunga merasa heran saat Arza mentertawakan dirinya. Padahal menurutnya, di dirinya tak ada yang lucu. Malah ia merasakan hawa panas karena ketakutan atas peristiwa yang baru terjadi padanya tadi.

“Nggak.” Arza menggeleng,  kemudian tersenyum. “Yuk pulang !”

“Ha ?” Bunga terkejut mendengar ajakan dari Arza. Fokusnya yang semula hilang entah kemana, kini sudah terkumpul kembali. Membuat kerutan di dahinya terlihat sangat dalam.

Arza tak menghiraukan ucapan dari Bunga. Ia berjalan menuju motor sport hijau kesayangannya, kemudian ia menaikinya. Arza kembali memalingkan wajahnya ke tempat dimana Bunga berdiri mematung.

“Kenapa disitu ? Ayo pulang.” Ajak Arza sedikit berteriak. Mengingat posisi motornya terparkir dengan posisi Bunga berdiri lumayan jauh.

Bunga berjalan mendekat, lantas ia berkata. “Nggak perlu. Gue bisa pulang sendiri.”

“Kamu mau kejadian kayak tadi terulang ?”

“Arza, gue sebenarnya makasih banget tadi lo nolongin gue. Tapi, biarin gue pulang sendiri ya. Toh,kaki gue juga alhamdulillah masih sehat dan bisa untuk jalan.”

Bunga menciptakan jarak antara dia dengan Arza yang masih duduk diatas motornya itu. Langkah kakinya menelusuri jalanan yang amat sepi ini. Bunga menghentikan langkahya, saat ia merasakan seseorang mengikutinya dari arah belakang. Lantas orang itu berdiri tepat disamping Bunga, beserta kedua tangannya yang memegang kedua stir motor yang bisa dikatakan sangat berat.

Arza melihat Bunga yang membuka mulutnya, seakan-akan ingin mengatakan sesuatu. kemudian Arza dengan cepat berkata. “Please Bunga. Biarin aku nemenin kamu pulang sampai rumah ya. Aku cuma mau ngeliat kamu selamat sampai rumah. Itu aja”

Bunga protes tak terima. “Kenapa sih lo mesti ngintilin gue ?”

“Karena kamu selalu bikin aku bahagia”

“Kenapa mesti gue ?”

“Ya, karena kamu adalah sumber kebahagiaan aku.”

Jawaban Arza membuat Bunga melontarkan pertanyaan, lagi. “Maksudnya apaan sih ?”

Arza tersenyum sesaat. “Nggak faham sekarang juga nggak papa. Seiring berjalannya waktu, ntar juga bisa faham. Asal jangan kelamaan aja, ntar aku dibahagiain orang loh.”

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang