Part 8

5.2K 236 8
                                    

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Kehidupan itu sama kayak laut, yang semakin kedalam semakin menemukan sesuatu yang menakjubkan ~

💐💐💐

"Mampir ke toko buku depan situ ya Za," ucap Bunga menghentikan keheningan yang sedari tadi terjadi di dalam mobil sambil menunjuk ke sebuah bangunan yang diyakini Arza adalah tempat yang dimaksud Bunga.

Bunga berhasil mengucapkan kalimat tadi setelah bergelung dengan pikirannya sendiri. Ia sebenarnya malu untuk membuka percakapan. Terlebih lagi saat ia mengingat apa yang telah Arza lakukan saat mereka disekolah.

Arza melindungi tubuh Bunga dan juga tubuhnya sendiri agar terhindar dari tetesan air hujan dengan jaket yang biasa Arza gunakan. Meletakkannya diatas kepala dengan tangan kanan yang berada disisi kepalanya dan tangan kiri yang berada disisi kepala Bunga, membuat kegugupan berpihak pada Bunga. Merasa begitu dekat dengan cowok yang akhir-akhir ini menjadi bagian cerita hidupnya, mendobrak segala benteng yang ada pada dirinya ketika merasakan sebuah tangan dibalik punggungnya. Ditambah lagi dengan kalimat menggoda dari sahabat-sahabat Arza yang melihat hal itu mampu membuat Bunga merasakan hal aneh yang tak ia temukan jawabannya.

Namun Bunga patut bersyukur, setidaknya hanya Arza, Bayu, dan Julian yang tahu. Bukan anak-anak sekolah yang akan menyebarkan gosip tentangnya.

Bunga membuka seatbeltnya ketika mobil yang dikendarai oleh Arza berhenti tepat di depan sebuah toko yang dimaksud oleh Bunga.

"Aku ikut masuk ya ?"tanya Arza saat ia melihat Bunga membuka pintu mobilnya.

Bunga menatap Arza dengan kerutan yang terlihat didahinya. "Emang lo yakin mau ikut masuk ? Di dalam buku semua loh Za."

Dilihat dari sikap Arza yang akhir-akhir ini telah diketahuinya, mana mungkin seorang Arza merasa nyaman dengan tumpukan buku yang memenuhi indera penglihatannya. Jangankan tumpukan buku, tulisan yang ada di papan tulis saja,  Arza ogah membacanya.

Arza terkekeh pelan mendengar ucapan Bunga. "Nggak apa-apalah, sekali-kali masuk ke toko buku. Nemenin cewek cantik. Soalnya, takut digodain sama mas-mas yang jaga toko buku."

Bunga memutuskan untuk turun terlebih dahulu, daripada mendengar ucapan Arza yang hanya bisa membuatnya canggung. Disusul dengan cowok berbulu mata lentik itu turun dari mobilnya.

Matahari tak lagi tertutup oleh gumpalan awan berwarna abu-abu pekat. Yang membuat sinarnya kembali memberikan cahaya kepada makhluk yang ada di bumi. Bunga menutup matanya sambil menghirup udara yang terasa segar dengan aroma khas setelah turunnya hujan. Ia masih diam mematung disamping pintu mobil Arza dan ketika ia membuka matanya lalu mendongakkan kepalanya keatas, ia menangkap objek indah yang mengundang sebuah senyuman manis tercetak jelas dibibirnya.

"Pelanginya cantik sekali," gumam Bunga namun masih bisa didengar oleh Arza yang saat ini berdiri tepat disampingnya sambil mengikuti arah pandang Bunga yang menatap keatas.

"Tapi, pelanginya masih kalah cantik sama cewek yang ada disebelah," sahut Arza. Bunga lantas menoleh ke samping kanannya dan benar saja, seorang cowok dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam celana abu-abunya sedang menatapnya.

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang