Part 11

4.3K 180 6
                                    

SELAMAT MEMBACA

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Ketika kepercayaan dibalas dengan kekecewaan ~

💐💐💐

"Gimana Julian ? Udah sadar ?" tanya Arza saat ia sudah sampai di depan ruang ICU rumah sakit tempat dimana Julian dirawat.

"Udah. Mamanya ada didalam jengukin dia. Lo abis darimana ? Balas dendam ?" Bayu menggeser tempat duduknya, memberikan Arza tempat untuk duduk.

"Hmm"

"Dapat masalah ?" Bayu menatap ekspresi wajah sahabatnya yang terlihat sangat lesu itu. Seperti menahan beban berton-ton dipunggungnya. Melihat hal itu, Bayu yakin bahwa Arza memang mendapatkan masalah.

"Cuma kecil kok." Arza menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Diskorsing ?"

"Hmm. Gue diskorsing tiga hari buat gue nyari bukti kalau Budi itu ngeroyok Julian. Kalau gue nggak nemu bukti, gue bakalan dikeluarin dari sekolah. Tapi kalau gue berhasil buktiin. Si pengecut itulah yang bakal dikeluarin." Si pengecut yang dimaksud Arza disini adalah Budi. Seseorang yang menyerang sahabatnya dari belakang sama seperti membuka gerbang permusuhan bagi Arza.

Bayu merubah posisi duduknya lebih nyaman. "Kali ini lo buat rencana apa ?".

"Rencananya biar gue yang ngatur. Pokoknya lo jagain Julian. Pastiin dia aman. Kita berdua giliran jagain dia. Gue jagain waktu lo sekolah. Dan lo jagain dia waktu malam."

Bayu mengangguk, menyetujui. "Gue harap rencana lo kali ini berhasil. Gue cuma pesen satu. Hati-hati sama 'The Raider' karena mereka itu licik. Julian bakalan ngerasa bersalah banget kalau lo kenapa-napa karena belain dia."

Dengan penuh keyakinan, Arza mengatakan, "gue yakin kali ini bakalan berhasil."

💐💐💐

Bunga mengubah posisi tidurnya beberapa kali. Mencoba mencari posisi yang nyaman agar ia bisa memejamkan matanya. Setelah mengirimkan pesan singkat kepada Arza yang menanyakan apakah cowok itu baik-baik saja, Bunga tak mendapatkan ketenangan dalam melakukan apapun. Jangankan untuk tidur, untuk makan malam saja Bunga tak mendapatkan seleranya. Mungkin itu terjadi karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima belas menit dan tidak ada tanda-tanda bahwa Arza membalas pesannya.

Salah satu percakapan sms ia buka sekali lagi. Hanya ada dua pesan terpampang disana. Satu pesan yang dikirimkan beberapa waktu yang lalu oleh Arza setelah mengantarkan Bunga dari panti dan pesan yang baru dikirimkan oleh Bunga beberapa jam yang lalu.

Kali ini Bunga benar-benar merasa lelah dan kecewa. Arza telah mengecewakan kepercayaannya.

💐💐💐

Rumah megah berlantai dua dengan gerbang yang menjulang tinggi berwarna hitam dengan besi yang meruncing tajam keatas menyambut kedatangan Arza. Ia mengklakson motornya, tak lama kemudian seorang pria yang berusia sekitar 50 tahunan membukakan gerbang dan memberikan ruang untuk Arza masuk.

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang