Part 25

3.4K 130 0
                                    

Ada yang Rindu cerita ini update ?
Sorry, karena pengen cepat up tapi ada-ada aja halangan.

So,

SELAMAT MEMBACA

💐💐💐

~ Semua akan berubah.
Percayalah ! ~

💐💐💐

"Gimana keadaan lo, udah mendingan ?" tanya Bunga, memperhatikan Arza yang tersenyum kepadanya.

"Udah nggak sakit. Kan obatnya ada disini. Makasih ya udah jengukin aku. Kamu khawatir nggak ?"

Bunga menggeleng. "Nggak kok."

Sontak jawaban Bunga membuat Arza terkekeh pelan, sedangkan Bunga lantas menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ceroboh karena melakukan kesalahan yang sama.

"Kamu lucu ya kalau lagi bohong."

"Nggak." Bunga mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari topik lain untuk dibicarakan. "Orang tua lo udah tau lo dirumah sakit ?" tanya Bunda setelah sekian lama berfikir.

Kekehan Arza lenyap seketika, mendengar nama orang tua yang begitu ia benci saat ini. Dulu, mungkin sebutan itu begitu ia banggakan, sangat ia hormati. Namun dulu tetaplah dulu. Luka yang pernah ada membekas membentuk jarak yang begitu jauh. Ada jurang yang curam menjadi pembatas sebuah hubungan yang dulu ia sebut keluarga.

"Mau mereka tau ataupun nggak tau, mereka tetap aja nggak peduli."

"Lo ada masalah sama orang tua lo ? Mungkin lo bisa cerita. Cerita ke gue kan nggak bayar, gratis." Senyum mengembang diwajahnya, berharap agar Arza mau membagi masalah yang ia hadapi. Karena yang Bunga tau, memendam masalah bukanlah solusi, tapi menciptakan masalah baru.

Melihat Bunga yang tersenyum tulus kepadanya membuat jantung Arza berdetak melebihi ritme yang biasanya. "Jangan senyum kayak gini dihadapan orang lain ya. Cukup ke aku aja," ujar Arza, tak menjawab ucapan Bunga sebelumnya.

"Ha ? Lo kok ngelantur sih Za ? Lo kalau ada masalah cerita. Jangan dipendam sendirian. Ada masalah ya ?" ulang Bunga.

"Aku nggak nganggap ini masalah. Tapi aku nganggap ini sebuah takdir. Takdir yang membuatku tak punya orang tua walau mereka ada."

"Kenapa lo bisa bilang gitu ? Diluar sana banyak loh Za, anak-anak yang nggak punya orang tua tapi mereka pengen banget bisa merasakan kasih sayang orang tua mereka."

Pandangan Arza menerawang keatas, memandang langit-langit kamar inapnya. "Mana ada sih orang tua yang ngebiarin anaknya gitu aja, nggak peduliin keadaan anaknya seolah mereka nggak punya anak. Mereka cuma ngelakuin apa yang mereka mau yaitu ngejar harta. Yang ada harta itu adalah anak mereka."

Emosi yang selama ini ia pendam tersalurkan dalam ucapannya. Seorang Arza tidak pernah menceritakan hal tentang keluarganya kepada orang lain. Tapi dihari ini ia dengan mudahnya percaya kepada orang yang baru ia kenal, seakan ia sudah mengenal sejak lama.

Bunga yang tau apa yang dirasakan oleh Arza berucap, "Orang tua lo itu peduli sama lo Za. Cara mereka aja yang beda."

Arza mengalihkan pandangannya, menatap Bunga."Maksud kamu dengan ngebentak dan bersikap otoriter seenaknya mereka ? Seolah uang bisa mengatasi segalanya ?"

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang