1 : Kantor

14.9K 626 242
                                    

Lantai 3 Kantor

Mr. Kim sedang menikmati secangkir kopi hangat di depan monitor komputernya. Sorotan matanya tak lepas dari benda kesayangannya itu.

"Menyebalkan!"Lelaki itu bergidik dengan penuh kekesalan.

"Mengapa harus dia yang out dari seleksi English Competition waktu itu?" Tampaknya Mr. Kim tidak bisa menerima kejadian yang telah lama berlalu dalam hidupnya.

"Lalu kemana gadis itu sekarang?"

Lelaki itu kini mengerutkan dahi dan memutar kursinya ke arah jendela untuk melihat keindahan semesta dari dalam ruang kerjanya.

"Semoga saja waktu mempertemukan kita."

Kemudian Mr. Kim membuka ponselnya yang baru saja berdering. Ternyata ada pesan dari rekan kerjanya untuk mengajak makan siang bersama.

12:15 PM

Franhan
Makan siang ke tempat biasa.

3 menit kemudian...

Kimy
OKE.

Mr. Kim pun bergegas menuju ke bawah. Sedangkan Franhan sudah menunggu di dalam mobil untuk menyambut kedatangan rekan kerjanya itu.

"Tumben free?" Tanya Mr. Kim dengan wajah datarnya.

"Lembur aku semalam, jadi bisa free sebentar." Franhan menaikkan kedua alisnya dan berlagak songong didepan Mr. Kim.

Mr. Kim hanya menggelengkan kepalanya ketika mendengar jawaban konyol dari Franhan.

"Habisnya pekerjaan mulu Kim, gak ada yang semangatin aku. Jomblo sukses ini padahal." Gaya bicara Franhan semakin songong.

"Mimpi." Lelaki itu meledek Franhan dengan gaya bicaranya yang sangat santai.

"Tenang, aku bukan lelaki dingin semacam itu, pasti banyaklah yang ngantri sama aku."

Tampaknya Franhan sedang menyindir Mr. Kim yang selalu bersikap dingin kepada semua perempuan.

"Parah! Lewat lewat." Franhan menepuk jidatnya dan memutar mobil kembali ke arah sebelumnya.

"Makanya jangan berkhayal." Mr. Kim kembali menyeletuk untuk membuat rekan kerjanya itu diam.

Franhan melirik Mr. Kim dan mengacuhkan ucapan rekan kerjanya itu. Lalu dirinya terkekeh kecil karena merasa berhasil meledek Mr. Kim.

"Fran, cacing perut saya demo." Mr. Kim mengelus perutnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Lapar juga kamu?" Franhan kemudian kembali terkekeh saat mengusili Mr. Kim. Tetapi, Mr. Kim tetap saja menunjukkan ekspresi datar.

"Makan siang yang hambar." Franhan mendengus napasnya dengan kasar.

"Lebih hambar ketika, memikirkan seseorang yang tidak pernah memikirkan saya sama sekali." Mr. Kim memejamkan matanya beberapa detik ketika mengucapkan kalimat itu.

"Lagi-lagi kamu ingat dia. Lupakan Kim, dia aja nggak pernah nongol di mana-mana." Franhan menggeleng kecil karena merasa sia-sia dengan apa yang dilakukan oleh rekan kerjanya itu.

"Tapi, saya percaya." Lelaki dingin itu tersenyum dengan sangat tipis dan membangun kembali kepercayaannya jika suatu hari dirinya akan bertemu dengan gadis itu.

"Terserah, pusing aku." Franhan mengacuhkan ucapan Mr. Kim karena merasa sarannya tidak pernah digubris sama sekali.

"Terus, kalau suatu hari kalian ketemu. Mau minta apa sama dia?" Franhan melontarkan pertanyaan yang cukup mengejutkan Mr. Kim, sehingga dalam waktu beberapa menit Mr. Kim tetap membungkam mulutnya.

"Mungkin saya---"

"Mungkin apa?" Franhan semakin heran dengan ucapan Mr. Kim.

"Lihat nanti."

"Lihat nanti apaan?" Franhan dibuat bingung dengan Mr. Kim. Ia hanya menjawab dengan sepatah-sepatah kata yang sulit dimengerti apa maknanya.

Kemudian keduanya diam dan pandangan mereka hanya fokus kedepan.

To be continue

***


Mr. Kim [Completed] √Où les histoires vivent. Découvrez maintenant