3 : Tatapan

8.8K 366 154
                                    

Anisya Latuconsina

Gadis yang bernama Anisya itu diam-diam menatap Mr. Kim yang sedang menyantap makan siangnya dengan lahap. Sesekali Anisya tersenyum sangat tipis karena melihat wajah tampan dari seorang Mr. Kim. Tampaknya Anisya kagum dengan sosok lelaki yang memiliki sifat dingin melebihi es batu itu.

"Lo kenapa senyum-senyum sih?"

Anisya langsung mengerjapkan matanya ketika mendengar Lala tiba-tiba berbicara dengannya. Dalam batinnya Anisya bergidik kesal, karena khayalannya tentang Mr. Kim menjadi buyar.

"Lo kenapa?" Lala bertanya sekali lagi sembari menatap intens kepada Anisya.

Namun, Anisya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kepada Lala. Tentu saja hal yang Anisya lakukan itu membuat Lala semakin heran dengannya.

"Ih... Lo kok ngeselin mulu sih!" Lala bergidik kesal karena Anisya tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaannya.

Lagi-lagi Anisya hanya tersenyum mendengar ucapan Lala. Ia merasa lucu saja karena sudah ketahuan senyum-senyum sendiri. Untung saja Lala belum mengetahui penyebab Anisya tersenyum itu apa.

"Anisya! Ih, gue gak jadi nanya." kemudian Lala melipat kedua tangannya dan mencebikkan bibir di depan Anisya, karena ia semakin jengkel dengan Anisya.

"Bagus."

Hanya kalimat itu yang Anisya lontarkan kepada Lala dan ucapannya membuat Lala mendelik sesaat. Tapi, Lala sudah biasa dengan sikap temannya itu. Sekalipun dirinya penasaran tingkat dewa, Anisya tidak akan memberi tahu apa pun itu kalau belum waktunya. Jadi kekesalannya Lala hanya menjadi sesuatu yang sia-sia seperti menunggu kepastian dari seseorang yang tidak peka.

Author : Maafkan aku Lala, bersabarlah dengan 2 orang misterius yang ada dalam cerita ini wkwkwk

"Lo nanti jadi ke kantor?"

Anisya hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban untuk pertanyaan Lala.

"Lamaran lo di terima kan?"

"Mau ikut?" Anisya pun akhirnya menawarkan kepada Lala untuk ikut bersamanya ke kantor.

"Mau dong, mana tau nanti kete-"

"Hokkk!" Anisya sengaja berpura-pura batuk ketika temannya itu ingin memulai imajinasi konyolnya dan batuknya berhasil mendiamkan kebawelannya Lala.

"Ih... Lo kebiasaan Anisya!" Lala merengek kecil sembari memukul tangan temannya yang selalu membuat dirinya kesal, rasanya ingin marah tapi selalu saja gagal.

Ku ingin marah, melampiaskan. Tapi ku hanyalah sendiri di sini. Ingin ku tunjukkan pada siapa saja yang ada, bahwa hatiku, kecewa. - BCL

"Lala?"

Seketika itu juga Lala mendengar ucapan dari meja yang berada di sebelahnya. Bukan siapa-siapa, melainkan Franhan yang memanggil namanya, Lala.

"Mau apa lo?"

"Jangan galak nanti cakepnya hilang." Franhan menyahut ucapan Lala dengan senyuman nakalnya.

"Kami mau pulang, Lala geulis nggak mau minta kontak kami?" dengan begitu percaya diri Franhan melontarkan pertanyaan seperti itu kepada Lala.

"Hueekkk..."

Lala berpura-pura gengsi saat mendengar pertanyaan itu, padahal sejak awal juga dirinya cukup terkagum pada Franhan karena kulit putih yang di miliki Franhan dan juga wajahnya yang mungil.

Merasa bosan, akhirnya Franhan meraih kacamata hitamnya, lalu ia memakai kacamata itu dengan sedikit gagah yang membuat dirinya semakin terlihat cool di depan Lala.

Mr. Kim [Completed] √Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum