4 : Menebak

6.7K 296 74
                                    

Lo harus tau sesuatu, gue sengaja deketin cowok dingin kayak lo hanya karena satu alasan. Gue tau cowok secuek lo punya sisi tersendiri dan pernah romantis sebelumnya.

Jadi, gue rasa ini waktunya buat gue buka kunci hati lo meskipun gue harus meraba ke mana-mana buat cari kunci itu. Lo tunggu aja, karena gue deketin lo bukan cuma buat iseng-iseng aja.

Anisya Latuconsina

***

Leocy Office

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leocy Office

Anisya mengedarkan pandangannya di sekitar kantor yang akan menjadi tempat kerjanya nanti. Gadis itu mengamati setiap sudut bangunan kantor yang desainnya berbeda dengan kantor-kantor yang ada di Indonesia.

"Leocy Office?" Lala juga cukup tercengang dengan desain unik dari bangunan kantor tersebut.

"Ini keren banget Anisya." Lala kegirangan sendiri ketika dirinya mengamati bangunan kantor tersebut, sementara Anisya tetap mengamati dalam keadaan tenang.

"Lo tau? Ini mirip bangunan belanda gitu kan?" Lala terus-menerus mengoceh sendirian, sejak tadi Anisya bahkan tidak mendengarkannya sama sekali.

"Lo beruntung banget tau bi-"

"Lala?"

Mendengar panggilan itu, akhirnya Lala menoleh ke belakang dengan gesit. Ternyata lelaki berwajah mungil itu muncul kembali dihadapan Lala dan hal ini membuat Lala menjadi shock seketika.

"Lo?"

"Iya, kaget?"

"Lo ngapain di sini?"

Lala ingin mendorong bahu lelaki itu dengan sekuat tenaganya. Namun tangan Lala dicekal duluan sebelum menyentuh bahu lelaki mungil itu dan ia mengenggam pergelangan tangan Lala dengan kuat sehingga gadis ini tak bisa berkutik.

"Lepasin!" Lala meronta dengan harapan agar lelaki dihadapannya itu melepaskan genggamannya. Tapi, sepertinya apa yang Lala lakukan sia-sia karena pergelangan tangannya tetap digenggam oleh lelaki itu.

"Makanya geulis, jangan galak."

"Franhan! Lepasin!"

"Apa?"

"Iya, Franhan nama lo kan?" Lala memutar bola matanya dan mendengus kasar.

"Hahaha..."

"Lo selain budeg, ternyata gila? Lepasin gue bilang!"

Franhan sebenarnya tidak tahu apa yang membuat gadis ini begitu kesal ketika melihat dirinya. Jadi Ia beranggapan jika setiap gadis yang kesal dengannya itu karena ia terlalu mungil.

"Fran, kita tidak punya waktu." Franhan membungkam tawanya seketika karena mendengar rekan kerjanya berbicara dengan menunjukkan ekspresi yang serius namun tetap saja dengan ciri khasnya, datar.

Mr. Kim [Completed] √Where stories live. Discover now