24 : MEMILIKI

8.3K 182 15
                                    

Acara peresmian cabang usaha di kota telah selesai dilaksanakan. Mereka kembali bekerja seperti biasanya. "Franhan, bagaimana dengan Edward?"

"Merine mengirimkan pasukan untuk memblokir jalan Edward menuju tempat peresmian kita. Jadi, sejauh ini beliau belum ada bertingkah."

Merine. Lelaki itu tersenyum karena tidak menyangka jika adiknya segera bertindak, sehingga acara ini dapat berjalan dengan semestinya.

"Hai kakak-kakak?" Merine memberikan sambutan hangat kepada kedua orang hebat dalam perusahaan ini.

"Merine, kamu dari mana saja?"

"Pokoknya kakak nggak perlu tau. Merine cuma habis ngobrol sama Anisya."

"Anisya?"

"Iya, kakak mau ketemu?"

"Mana dia?"

"Ada diruangannya."

"Iya sudah, kakak duluan."

"Iya kakak, semangat banget." Merine dan Franhan terkekeh bersama.

***

"Permisi?"

"Masuk."

"Nona Anisya?"

"Kamu?" gadis itu memberikan senyuman hangatnya kepada Mr. Kim. Lelaki itu pun tersenyum bahagia, auranya terpancar setelah memberi pengumuman kemarin.

"Terimakasih Anisya.."

"Maksudnya?" Mr. Kim menggenggam tangan kecil Anisya. Lelaki itu menatap intens. "Saya hanya mampu berterima kasih."

"Terimakasih untuk apa?" Anisya menjadi salah tingkah akibat tatapan manis bos besarnya itu.

"Terimakasih karena telah menerima saya. Betapa bahagianya saya.."

Gadis itu hanya terdiam dan terpaku menatap lelaki dihadapannya. Lalu Anisya terkekeh, wajahnya memerah karena malu.

"Mencintai kamu adalah hal terindah, Anisya. Ini sebuah anugerah bagi saya. Apa kamu bisa mencintai saya dengan segenap jiwa dan raga kamu?" Lelaki itu menjedakannya ucapannya.

"Bagaimana kalau kita jalani saja dulu hubungan ini? Saya, akan menunggu sampai kamu mencintai saya."

"Anisya, saya harap kamu akan berhasil untuk mencintai saya. Karena, saya ingin hidup bersama kamu."

"Saya mencintai Anisya." gadis itu memberi anggukan yang disertai dengan senyuman manisnya.

"Saya akan mencintai kamu dengan segenap jiwa dan raga saya." ujar gadis itu yang berhasil mengorbitkan senyuman tak terkontrol diwajah seorang lelaki dingin, Mr. Kim.

"Terimakasih, sekarang saya memiliki kamu. Izinkan saya untuk memeluk kamu."

***

Terdengar suara langkah kaki yang tak beraturan menuju ke sebuah ruangan. "Anisya???"

"Lala! Kebiasaan deh?"

"I-ya gue minta maaf."

"Lo kenapa sih?"

"Yang seharusnya nanya itu gue. Anisya? Lo dilamar sama bos dingin itu kan? Si Kim?" Anisya hanya tersenyum. "Isss... Memang bener-bener keterlaluan lo!" ujar Lala yang kesal terhadap temannya itu.

Mr. Kim [Completed] √Where stories live. Discover now