Part 10✓

8.7K 428 2
                                    

Alisha menyerahkan sebuah gitar pada Nathan.

Nathan menerimanya kemudian ia memangku gitar tersebut.

Senar gitar yang dipetik oleh Nathan menimbulkan suara yang merdu, apalagi saat cowok itu mengeluarkan suaranya.

" Terima lah lagu ini dari orang biasa.

Tapi cintaku padamu luar biasa.

Aku tak punya bunga.

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu."

Alisha akui, Nathan memang memiliki suara yang merdu.

Nathan menghentikan aksi memetik senar gitarnya, gitar ia taruh di kasurnya. Kemudian kedua tangan Nathan beralih menggenggam kedua tangan Alisha.

Hari ini Alisha benar-benar tak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya sekarang. Cowok yang saat ini berada di depannya berhasil membuat Alisha kesulitan bernapas, jika bisa lebih baik Alisha pingsan saja.

Nathan mulai membuka suaranya, "Sha, sekian lama gue menutup hati gue buat siapapun yang berusaha masuk, tapi saat gue ketemu lo. Sekuat apapun gue berusaha tapi hati ini tetep terbuka hanya untuk satu orang, yaitu lo. Entah kenapa gue mudah jatuh cinta sama gadis yang belum gue ketahui asal-usulnya. Semua berawal dari kejadian itu, entah kenapa gue susah buat lupain lo hanya karena kejadian konyol itu, dan gue baru sadar ternyata gue suka sama lo," ujar Nathan panjang lebar, tangannya tak mau melepaskan kedua tangan Alisha yang berada di genggamannya.

Alisha tercengang mendengar penuturan Nathan. Dan untuk pertama kalinya Alisha mendengar Nathan berbicara panjang lebar padanya.

Alisha pun tak tahu harus merespons apa, ia begitu deg-degan. Tubuhnya pun serasa seperti kehilangan tenaga.

"Sha, asal lo tau. Gue bersikap seolah-olah gak peduli sama lo karena gue tengah berusaha mati-matian buat lupain lo. Tapi nyatanya gue gak bisa." Nathan menatap lekat kedua manik mata Alisha.

"Jadi pacar gue Sha." Perkataan itu tiba-tiba keluar begitu saja dari mulut Nathan. Sontak hal itu pun berhasil membuat Alisha terkejut, entah sudah berapa kali keterkejutan yang Alisha dapatkan saat bersama dengan cowok itu.

"Maksud lo?" Tanya Alisha gugup.

"Gue gak janji Sha, tapi gue bakalan berusaha buat setia sama lo. Gue akan berusaha buat lo gak kecewa karena gue, gue akan berusaha buat lo bahagia Sha. Gue tau Sha, gue emang gak kayak laki-laki lain di luar sana. Dan mungkin aja gue bukan termasuk type laki-laki idaman lo. Tapi asal lo tau Sha, gue tulus sayang sama lo. Gue cinta sama lo Sha." Perkataan Nathan kini mulai serius.

"Gue perlu waktu Nat," lirih Alisha.

Nathan melepaskan genggamannya, "Gak apa-apa gue ditolak, tapi izinin gue buat buktiin semuanya sama lo kalau gue bener-bener serius sama lo. Gue sayang lo Sha."

Alisha hanya mampu tersenyum, karena tidak tahu lagi harus mengatakan apa.

"Gue izin pulang ya. Udah sore, lo jangan lupa istirahat terus jangan lupa obatnya diminum biar cepet sembuh," kata Alisha sambil siap-siap melangkah pergi.

"Sha." Panggil Nathan.

Alisha menoleh, "Kenapa Nat?"

"Gue gak jadi deh jadiin lo pacar, langsung jadi istri gue aja gimana Sha?" Tanya Nathan sambil tersenyum jail.

Tiba-tiba saja Alisha merasakan pipinya memanas, "Gue pulang." Alisha langsung berlari meninggalkan kamar Nathan, sempat Alisha mendengar Nathan tertawa. Sungguh malu dirinya saat ini.

"Tante, Alisha pamit."

Dira yang sedang asyik menoton tv langsung beranjak kemudian menghampiri Alisha yang berdiri tak jauh darinya.

"Makasih lho udah mau ke sini, jangan bosen-bosen ya Sha," kata Dira ramah.

"Alisha pulang dulu ya Assalamualaikum." Alisha segera mencium punggung tangan Dira kemudian ia melangkah pergi.

🌻🌻🌻🌻

Jam menunjukan pukul 07:00. Tetapi gadis itu belum juga mau bangun dari tidurnya. Padahal hari sudah semakin siang.

"Sha, ayo bangun nak. Udah siang." Irana mengguncang pelan tubuh Alisha yang masih dibalut oleh selimut.

Alisha menggeliat, "Apa Mah?" Tanya Alisha sambil mengucek kedua matanya.

"Bangun. Cepet mandi."

Alisha segera bangkit dari tidurnya, dengan langkah sempoyongan Alisha berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Irana yang tengah membereskan tempat tidurnya.

Setelah beberapa menit berada di kamar mandi akhirnya ia keluar juga dengan wajah yang terlihat lebih segar.

Alisha menuruni anak tangga untuk sarapan.

Pagi ini ia sarapan sendiri karena kedua orang tuanya sudah sarapan. Setelah selesai Alisha langsung menuju kamarnya.

Alisha meraih benda pipih yang ia letakan di atas nakas ketika ia membuka ponselnya ternyata ada chat masuk dari Nathan.

Manusia kulkas

Siap-siap gue otw rumah lo

Hah?

Sepuluh menit dari sekarang

Alisha langsung bergegas untuk siap-siap, tak perlu waktu yang lama untuk mengganti pakaiannya. Alisha sudah siap dengan penampilannya hari ini.

"Sha, ada temanmu nak." Irana menyembulkan kepalanya di pintu. Ia dapat melihat putrinya yang tengah menyisir rambutnya di depan kaca.

"Iya Mah." Alisha langsung menghentikan kegiatannya itu. Sekali lagi ia bercermin untuk melihat penampilannya, di rasa semuanya sudah rapih Alisha segera keluar dari kamarnya karena Nathan sudah menunggu.

"Mah, Alisha sama Nathan pergi dulu ya," kata Alisha saat ia sudah berada di ruang tamu.

"Silahkan, hati-hati ya nak," kata Irana.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Nathan dan Alisha berada di depan gerbang, Alisha menghentikan langkahnya kala ia melihat mobil sport putih yang tak lain adalah milik Nathan. Tumben sekali cowok itu membawa mobil. Biasanya juga selalu membawa motor besar kesayangannya?

"Bawa mobil?" Tanya Alisha.

"Kenapa? Gak mau?" Tanya Nathan balik.

"Gak apa-apa. Yuk."

Nathan segera membuka pintu mobil samping kemudi. Ia mempersilahkan gadis cantik itu untuk segera masuk, setelah itu Nathan kembali menutup pintu mobil tersebut kemudian ia mengambil duduk di kursi kemudi.

Mobil Nathan melaju membelah jalanan komplek yang nampak sepi.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021



Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang