Chapter 9

878 91 14
                                    


"Apa kau sudah bisa untuk berlari lagi Merlin?" Tanya Arthur sambil menatap kearah hutan memantau keadaan, sudah hampir setengah jam mereka beristirahat didalam goa.

Merlin hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah, ia terlalu lelah untuk berlari kembali mengingat sekarang sudah tengah malam dan seharusnya dirinya tertidur lelap diatas kasur.

"Tentu saja" Gumannya berbohong kepada Arthur memperlihatkan senyumnya untuk menutupi rasa kantungnya "Apa kau yakin mereka masih mencari kita?" Tanya Merlin kembali karena ia sampai sekarang tidak pernah melihat seseorang mengikuti mereka.

Arthur menganggukkan kepalanya sambil bangkit berdiri untuk bersiap pergi dari tempat peristirahat mereka. "Mereka bisa menemukan kita dimanapun kita berada Merlin" Jelasnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Merlin bangkit berdiri.

Merlin mengenggam tangan yang terulur dari kepadanya sambil membiarkan tubuhnya ditarik untuk berdiri, ia sangat lelah untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan berlari.

"Baiklah" Jelas Arthur sambil menepuk kedua tangannya untuk membersihkan tangannya yang kotor "Maukah kau berjanji padaku Merlin, jika terjadi sesuatu padaku jangan pernah kembali, teruslah berlari dan jangan pernah sekali-sekali kau berhenti berlari" Jelas Arthur dengan nada tegas membuat Merlin menelan Salivanya dengan gugup.

"Ta..tapi kau tidak akan meninggalkanku Arthur?" Tanya Merlin gugup, ia takut jika ia berjanji Arthur akan meningggalkannya. Merlin menatap Arthur yang tersenyum masam kearahnya dan membuatnya menggelengkkan kepalanya dengan kencang.

"Aku tidak akan berjanji Arthur, kau harus tetap berada bersama denganku" Teriak Merlin kencang sambil terisak membuat Arthur menutup mulut Merlin dengan tangannya.

"Merlin, Aku mohon berjanjilah padaku" Gumam Arthur kembali dengan wajah memohon, Merlin hanya bisa menatap wajah kakaknya yang terlihat sedikit berbayang karena terhalang Air matanya. "Aku berjanji akan selalu bersama denganmu, Tapi jika sesuatu hal terjadi.. " Gumam Arthur sambil menghela nafasnya dengan berat sebelum ia kembali melanjutkan pembicaraannya "Berjanjilah padaku untuk terus berlari tanpa berpaling sedikitpun"

Arthur menatap Merlin dengan tegas menunggu gadis itu menganggukkan kepalanya untuk menjawab permintaannya. Merlin menganggukkan kepalanya dengan perlahan dan membuat Arthur menghela nafasnya dengan lega sambil melepaskan tangannya dari mulut Merlin.

"Maafkan aku harus membuatmu berjanji seperti ini, Merlin" Jelas Arthur sambil mengusap rambut Merlin yang mulai berantakan "Aku berjanji padamu, aku akan mencarimu jika kita harus berpisah" Jelas Arthur kemudian ia melangkahkan kakinya untuk mengambil barang bawaan mereka dan mulai melangkahkan kakinya kembali keluar dari Goa dan mulai melanjutkan perjalanan mereka kembali.

Merlin kembali berlari mengikuti Arthur yang berada didepannya, ia tidak tahu sampai kapan ia harus berlari, Merlin merasa seluruh tubuhnya mulai terasa dingin ketika ia mendengar sesuatu berlari dengan cepat dari arah belakang mereka.

"Berlarilah dengan cepat Merlin, mereka hampir menemukan kita!" Teriak Arthur masih sambil menarik tangan Merlin agar ia bisa berlari lebih cepat lagi namun Arthur kembali menghentikan langkahnya, Ia mengeluarkan Sesuatu dari dalam kantong putih besar yang sedari tadi ia bawa.

Sebuah jubah hijau berada didalam genggaman tangan Arthur, Merlin melihat Arthur mengenakan jubah itu kepadanya dan menutup kepala Merlin dengan penutup jubah hijau itu.

"Aku menemukannya di kota dan membelikannya untukmu, aku bersyukur warna jubah ini hijau sehingga membuatmu tidak terlihat didalam kegelapan mengingat kita sekarang berada dihutan" Jelas Arthur pelan seakan seperti berbisik kepada Merlin.

Merlin hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab perkataan Arthur, ia tahu apa yang Arthur katakan.

Arthur menarik tangan Merlin dan memberikan kantung kecil berisikan uang kepadanya "Simpanlah dengan baik-baik dan ingat jangan pernah katakan kepada siapapun bahwa kau adalah keturunan seorang penyihir Merlin,"

"Ti..Tidak Arthur, Jangan tinggalkan aku sendiri..!" Teriak Merlin sambil terisak kencang dan membuat Arthur menarik kepalanya kearah dadanya untuk memeluk adik perempuan kesayangannya untuk yang terakhir kalinya.

"Aku akan mencarimu, dan ingatlah janji yang sudah kita buat tadi" Jelas Arthur sambil menepuk pundak Merlin yang sudah mulai terisak "Jangan berpaling walaupun kau merasa mendengar suaraku sekalipun, teruslah berlari" Jelas Arthur tanpa mempedulikan Merlin yang sudah menggelengkan kepalanya dengan kencang didadanya.

"Aku menyayangimu, Merlin" Gumannya untuk terakhir kalinya sambil mencium kening Merlin sedangkan tangannya menyelipkan secarik kertas kedalam tangan Merlin sebelum ia pergi meninggalkan Merlin sendirian didalam kegelapan untuk mengelabuhi musuh yang mengincar mereka didalam kegelapan.

***

"Apa pelayan wanita itu belum datang, Remus?" Tanya Collin sambil menatap Remus yang terlihat terdiam menatap kearah hutan.

"Maafkan saya, My Lord" Jelas Remus sambil membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada Collin. "Sepertinya sebentar lagi pelayan wanita itu akan tiba dikediaman kita"

Collin hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pernyataan Remus dan kembali mengurus dokumen-dokumen estate dan bisnis miliknya, sudah dua hari ia tidak mengurus dokumen itu mengingat ia harus pergi meninggalkan perkerjaannya untuk mencari Madam Scort sehingga membuat document yang harus ia urus bertumpuk diatas meja kerjanya.

Collin duduk kursi kerjanya menatap dengan letih dokumen-dokumen yang menumpuk diatas meja, ia menghela nafasnya sambil mengambil pena pribadinya dan mulai mengerjakan semua dokumen yang harus diselesaikannya segera.

"Apakah anda mau saya bawakan kudapan?" Tanya Remus sebelum ia pergi meninggalkan Collin sendirian diruang kerjaanya, Collin mengangkat kepalanya menatap kearah Remus sejenak kemudian ia kembali fokus bekerja.

"Terima kasih Remus, tapi bawakan aku Brandy hangat" Gumam Collin tanpa menatap Remus.

"Yes My Lord," Gumam Remus kemudian pergi meninggalkan Collin diruang kerjanya untuk membawakan Brandy hangat yang di pesan Collin padanya.

***

Merlin menghentikan larinya, ia merasa seluruh Jantungnya berdetak kencang ketika ia mendengar suara teriakan Arthur dari kejauhan Apa aku salah dengar? Batin Merlin ketika ia mendengar suara erangan kesakitan yang mirip dengan suara Arthur.

"Jangan berpaling walaupun kau merasa mendengar suaraku sekalipun, teruslah berlari" Kata-kata Arthur tergiang jelas didalam ingat Merlin ketika ia ingin melangkahkan kakinya kembali menuju arah suara itu berasal.

Merlin kembali menghentikan langkahnya sambil terisak, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan mengingat ia sudah berjanji pada Arthur untuk tidak kembali walaupun ia mendengar suara Arthur sekalipun namun ia takut jika Arthur terluka dan bahkan tidak bisa menepati janjinya untuk menemuinya.

Merlin memejamkan matanya berusaha untuk menjernihkan pikirannya yang sedang bingung namun pikirannya kembali teralihkan ketika ia mendengar kembali jeritan Arthur yang terdengar kesakitan dan membuatnya semakin terisak.

"Tidak, Aku sudah berjanji padanya untuk tidak kembali walaupun mendengar suaranya sekalipun" Gumam Merlin mengingatkan dirinya kembali dengan janji yang ia terima dari Arthur walaupun dipaksakan.

Merlin menarik nafasnya dengan kencang dan menghembuskannya secara perlahan untuk menenangkan dirinya kemudian ia mengambil secarik kertas yang Arthur berikan padanya didalam saku jubahnya dan membukanya namun tidak ada satupun tulisan yang terlihat diatas kertas itu.

"Tentu saja aku tidak bisa membawanya mengingat tempat ini terlalu gelap untuk membaca" Gumannya pasrah dan berharap langit kembali terang mengingat bulan yang menerangi jalannya tertutup dengan awan kemudian Ia menaruh kertas pemberian Arthur kedalam sakunya kembali dan mulai melanjutkan langkahnya menunggu bulan kembali terang.

Behind Of The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang