CHAPTER 26

5.2K 400 175
                                    

[GIANA LEWIS]

*The Wedding Day*

This is it. No one can stop me from attending Erica's wedding. She has the gut for not inviting me, then be it. It means dia memang nda mo saya tunjuk muka di majlis dia.

My plan?

Saya cuma mau Nate kasih tinggal dia. Saya mau tingu dia merana. Dia ada semua, kerja dan duit. I don't blame her for that 'cause she's just too lucky to be born in a rich family. Kalau saya dari keluarga kaya raya, saya pun bulih dapat apa yang Erica ada sekarang.

But love?

We both struggle for love. I don't know her story with Nate, but saya tau they love each other since school. And this is the best way to break Erica. Saya mau tingu dia meroyan bila Nate kasih tinggal dia nanti.

Saya bulih ja bah pi halang wedding dia sama Nate, buat huru hara or whatever asal kan diurang nda jadi kawin. But that's not my plan. Biar lah diurang kawin, biar lah impian Erica mo jadi Mrs Nate jadi kenyataan. Tapi saya akan pasti kan Nate bukan saja kasih tinggal dia, tapi biar diurang terus bercerai.

ZETTT! ZETTT! ZETTT!
(incoming text from Sairah)

Saya cek text dari Sairah, dia send saya gambar Erica dan Nate, in their wedding outfit.

📩 Sairah : I wish U were here, beb. The girls are not complete without U.

Saya tingu balik tu gambar diurang. Both of them look so happy. The family on both sides too. Now, Erica is Nate's wife. Wait.....

I think I saw someone familiar in the picture. Saya kasih zoom tu gambar and yupp...thats her. Melinda! So she also invited to the wedding. Bravo Erica. 😏

Pukul 4pm saya pi mandi terus saya bersiap. Saya kasih kering rambut, malas saya set2, biar lah saya nampak simple ja ni malam. Make up pun saya pilih natural look saja, asal nda nampak pucat.

Saya cek phone belum ada call or text dari Matt. Baru saya sedar sejak dia fly pi singapore, belum lagi dia text2 saya. We suppose to meet here and go for the wedding reception together.

The reception starts at 6pm, so ada 2jam lagi. Lepas bermake-up dan pakai dress, Matt belum lagi datang. Saya fed up. Saya call dia. Ringing tapi nda kana angkat. Saya text tanya dia di mana, delivered tapi no reply.

Jahanam punya jantan. Jan pula cakap dia nda jadi datang. He is my ticket. Kalau teda dia, saya nda dapat attend the reception. Saya try call dia lagi tapi masih juga nda kana peduli.

Dekat2 jam 6pm, saya masih di suite room saya. S!al. Saya bulih agak sudah yang si Matt nda jadi datang. Hancur rancangan saya. Saya double check make up dan dress saya, saya pakai high heel, ambil handbag terus saya keluar dari bilik.

Sampai di bawah, saya pi sana hotel punya bar & lounge. I know it is still early for a heavy drink, but who cares. Saya nda peduli sudah kalau ada staff hotel yang nampak saya sekarang.

Saya order 1 mug beer. Skijap ja habis tapi saya masih juga rasa sakit hati. Second mug...third mug...masih juga saya rasa sober.

Saya cek jam, it almost 8pm. The party has started and I am still here. Like an idiot. Bulih kah saya just masuk pi ballroom tempat reception Erica? Saya rasa diurang nda juga bah tu kan halau saya?

"Can I have something stronger?" Saya cakap sama tu bartender.

"What do U prefer, miss?"

"Anything stronger than this." Saya tunjuk gelas beer saya.

"Whiskey? Vodka? Or---"

"Vodka!"

*flashback on chapter 3*

Unforgettable Sins #Book1 [COMPLETED]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ