DD || Part 03.1 - Cemas

10.5K 606 16
                                    

Suasana apartemen Dio hanya ada keheningan, pasalnya saat Raka, sahabat Dio pergi, Kiara terduduk lemas di lantai dapur dan Dio menatap Dera dengan pandangan yang sangat sulit di artikan. Dera merasa hidupnya sudah terjatuh begitu dalam, dan yang sangat memalukannya adalah Dera kepergok dengan hanya mengenakan selimut saja oleh orang lain dan sialnya adalah sahabat Dio sendiri.

Rasa malu, marah, menyesal semuanya bercampur jadi satu.

"Ra, kenapa lo sembunyi di dapur, kenapa enggak di kamar gw aja, sih!" Dera mendongak menatap Dio yang masih hanya mengenakan boxer-nya saja. Pandangan matanya tidak sengaja melihat ke boxer-nya Dio yang menonjol, sehingga pipi Dera seketika bersemu. Tapi, dalam sekejap semua itu berubah menjadi marah dan kesal setelah mendengar ucapan Dio selanjutnya. "Kamu bego apa gimana, sih. Padahal gw nyuruh lo bersembunyi. Tapi, kenapa ngumpet ke dapur ini."

Dera beranjak berdiri dengan memegang selimutnya yang kendur. "Apa lo bilang, bego? Eh, mau apa gw sembunyi ke kamar lo, nanti lo mau ena-ena sama gue lagi, setelah temen lo pergi." alis Dio terangkat sebelah saat mendengar penuturan yang Dera ucapkan dan Dio merasa ingin tertawa karenanya. Wanita ini sungguh aneh, harusnya untuk sementara waktu pikirkan saja dulu jangan sampe orang melihatnya, bukannya memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi selanjutnya. "Gue mau balik, dan inget apa janji lo!"

"Hmm," Dio mengangguk pelan. "Tapi, sekarang boleh minta lagi?" Dera melotot kesal.

"Enggak!"

"Dera, ya, ya. Sekali lagi aja."

"Enggak!" kata Dera tegas seraya berjalan mencari pakaiannya yang Dio sembunyikan entah dimana saat ada Raka tadi.

"Dera, sekali lagi."

"Mana baju gue, gue mau balik!" Dera cemas, takut Dio melakukannya lagi padanya. Dera mencari ke seluruh sudut ruangan dengan berjongkok seperti kodok yang mencari pakainnya. "Cepetan mana baju gue."

"Sekali lagi, nanti gue kembaliin baju lo. Ya, ya, please...." Dera melirik ke belakangnya dan segera berdiri menatap Dio yang masih diam dengan senyumannya. "Ya, sekali lagi aja."

"Janji, sekali aja?" Dera mengancam dengan menunjukan satu telunjuknya di hadapan Dio sementara satu tangannya lagi menahan selimut di tubuhnya. Dio tersenyum sangat lebar mendengarnya dengan mengangguk cepat-cepat. Benar, wanita yang ada dihadapannya tidak salah lagi, wanita yang sangat lugu dan manja. Tapi, terlihat berani padahal tidak.

"Iya, sekali lagi, sampai malam ini habis." setelah mengatakan begitu, Dio segera mencium Dera dan mengangkatnya dalam gendongannya. Membawa Dera masuk ke dalam kamarnya Dio, sampai pagi menjelang, Dio melakukannya sampai tenaga mereka terkuras habis.

Dera yang sudah sangat lelah karena Dio melakukannya berkali-kali padanya. Senyuman Dio tercetak sangat jelas saat mengingat percintaannya sepanjang malam dengan Dera. Salah satu lengan Dio menyangga kepalanya sendiri sembari menatap wajah cantik Dera yang sudah terlelap.

"Cantik!" Dio pun mendekatkan kepalanya ke wajah Dera untuk mengecup keningnya.

Cup.

"Mimpi indah, Dera." setelah mengatakannya, Dio merebahkan dirinya di atas ranjangnya dan tidak terasa matanya pun terlelap membuat Dio masuk kedalam mimpi dengan wajah yang terlihat sangat bahagia.

***

Dera terbangun dari tidurnya, karena merasa belum nyaman saat ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Kulit mereka yang saling bersentuhan dari dalam selimut yang menutupi tubuh telanjang mereka. Dera segera menjauhkan perlahan lengan Dio dari tubuhnya.

Dio and Dera [Series #2] ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang