DD || Part 14.2 - Menikmati Hari Bersama

5.4K 425 13
                                    

Layaknya bayi yang sedang menyusu pada ibunya, begitupun Dio lakukan pada Dera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Layaknya bayi yang sedang menyusu pada ibunya, begitupun Dio lakukan pada Dera.

"Dio, udah ih. Nanti lagi aja. Aku mau pipis." ujarnya polos membuat Dio menghentikan kegiatannya pada payudara Dera.

"Ya udah, nanti lagi ya. Kita pulang dulu." kata Dio seraya merapihkan baju Dera yang tersingkap dan membenarkan bra yang Dera kenakan ketempat asalnya kembali.

Sebelum Dera menjauhkan badannya, Dio kembali membungkam bibir Dera yang sedari tadi cemberut.

Cup.

Bibir yang sedari tadi tengah menggerutu tidak jelas. Kini diam seketika saat Dio mengecup bibir yang tengah menjadi candu asmaranya itu.

Rona merah tercetak jelas di pipi Dera saat Dio menatap wajah Dera yang begitu imut di usianya yang sudah dewasa.

"Aku ingin tiap hari seperti ini, sayang." ucap Dio seraya mengelus pipi Dera dengan lembut. Sehinga mata mereka saling pandang menyelami mata mereka satu sama lain.

Saat jarak pandang mereka sedikit demi sedikit mengikiskan jarak suara langkah kaki membuat Dera reflek mendorong Dio menjauh sampai membuat Dio terjatuh dari tempatnya.

"Aw."

Mata Dera terbelalak terkejut dan segera berdiri membantu Dio. "Ya ampun, Dio kamu ngapain?"

"Hah?" kali ini Dio dibuat bengong akan ucapan Dera barusan. Apa katanya? Ngapain?

Sudah sangat jelas kalau ia terjatuh karena dorongan spontan yang Dera lakukan padanya hanya karena adanya suara langkah kaki yang mendekati tempat mereka. Padahal tempat merek tertutup bilik kayu yang tidak bisa dilihat siapapun kecuali orang yang akan masuk ke tempat mereka.

Dio cemberut dan segera berdiri kembali setelah Dera membantunya. "Ayo kita pulang. Kamu harus tanggung jawab karena membuatku terjatuh." Dera dibuat cemberut kembali karena Dio mengomelinya.

Setelah membayar makanannya dengan harga yang lumayan karena Dera memesan makanan yang cukup lumayan menguras tabungannya. Meski begitu, Dio tidak mempermasalahkan semua itu karena bagi calon Papa, apapun akan ia lakukan untuk buah hatinya dan untuk Dera yang tengah mengandung anaknya.

Saat mereka sudah berada di dalam mobilnya Dio. Dera teringat akan keluarganya. "Dio, Papa!"

"Hah, apa?" ucap Dio yang terkaget karena Dera tiba-tiba mengangetkannya.

"Papa. Tadi aku kesini sama Papa dan Naya." Dio menghela nafas beratnya seraya menatap wajah cantik Dera. "Aduh, gimana nih. Papa dan Naya pasti nyariin aku."

Dera yang panik saat ia baru tersadar karena sudah melewati waktu yang sangat lama pergi tanpa ada kabar sama sekali. Saat Dera tengah panik, Dio menangkup wajah Dera dan mengecup bibirnya sekilas untuk menenangkan Dera.

"Hei, Papamu pasti tau kalau kamu bersama aku sekarang. Jadi, kamu jangan khawatir ya, kasihan dede bayi kita yang ikut cemas karena Mamanya seperti ini."

Usaha Dio berhasil dan Dera segera mengelua perutnya yang sudah mulai terlihat. "Tapi, Papa...,"

"Ssssttt, percaya sama aku. Papamu pasti sudah tau kalau kamu sedang bersamaku saat ini." Dera mengangguk pelan seraya ikut tersenyum karena Dio saat ini tengah menenangkannya. "Kalo begitu kita dengerin musik klasik aja ya, aku nyalain musik. Biar bayi kita mendengarnya."

"Apa?" tanya Dera yang antusias saat Dio mengatakan demi buah hati mereka.

"Musik klasik, sayang. Soalnya setau aku ya, sayang. Sebenarnya belum ada penelitian yang secara ilmiah menjelaskan kaitan antara musik klasik dengan kecerdasan otak bayi. Tapi banyak penelitian yang menunjukkan kalau bayi yang mendengarkan musik klasik sejak dalam kandungan biasanya mempunyai sifat yang tenang. Selain itu, musik klasik juga bisa memberikan perasaan tenang untuk ibu, kayak kamu." Dio mencubit pelan dagunya Dera dengan genit. "Jika ibu merasa tenang dan terhindar dari stres, maka pertumbuhan bayi dalam kandungan juga akan menjadi lebih terjaga."

Ucapan Dio barusan membuat Dera mengangguk takjub karena remaja abg seperti Dio mengetahui tentang kehamilan.

"Kamu tau dari mana?"

"Hehe, tau dari google. Karena aku ingin menjadi Papa yang baik buat bayi kita. Aku ingin jadi hot young papa. Biar sexy dan kamu tambah cinta sama aku."

Ucapan Dio barusan membuat senyuman Dera semakin lebar.

"Tapikan bayi kita belum menginjak usia lebih dari enam bulan."

Kening Dio mengerut akan ucapan Dera. "Memangnya kenapa?"

"Ya karena diwaktu usia itu bayi kita sudah terbentuk telinganya dan sebagainya. Jadi ya gitu deh." Dio semakin melebarkan senyumnya karena Dera sedikitnya mengerti tentang kehamilan.

"Woow, aku jadi semakin sayang sama kalian." ucap Dio pelan seraya menarik tengkuk Dera dan mengecup sekilas bibirnya. "Kalau begitu kita pulang yuk."

Dera mengangguk mengiyakan ajakan Dio padanya. Sebelum mereka pergi meninggalkan parkiran mall tersebut. Dio menyalakan musik klasik terlebih dahulu.

Bahagia yang mereka rasakan begitu nyata karena. Kebahagiaan itu sederhana melengkapi satu sama lainnya. Saat meninggalkan mall tersebut senyuman mereka yang tak pernah luntur membuat siapa saja yang melihatnya pastinya ikut tertular karena waktu kebersamaan mereka harus dinikmati dengan semaksimal mungkin.

Karena jodoh, maut ataupun rizki tidak ada yang tau.

--ooo--

Semoga part kali ini mengobati rindu kalian tentang DD mesumku ini yang ngaret update... wkwkw...

Salam Hangat

(Wanda Niel)
IG : wanda_niel25

Dio and Dera [Series #2] ✅ Where stories live. Discover now